CHAPTER 17 -REVISI BANYAK

741 120 21
                                    

No wonder Gabie main nyosor,
Dada sebidang ini siapa coba yang gak tertarik buat meluk?

No wonder Gabie main nyosor,Dada sebidang ini siapa coba yang gak tertarik buat meluk?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

"Bee!" Panggil Paola berlari menghampiri Bianca.

"Astaga, gue kaget banget pas lo nelpon ngajak gue buat ketemuan! Gue pikir lo beneran marah." Lega Paola sekaligus senang.

"Persoalan kemaren, gue minta maaf! Sekarang gue butuh bantuan lo." Ajak Bianca.

Belum sempat Paola bertanya, tangannya ditarik Bianca menjauh dari keramaian.

"Lo kenapa bawa gue ke sini?" Bingung Paola dibawa ke koridor sepi oleh Bianca.

Bianca celingak-celinguk memastikan tidak ada siapapun.

"Baru-baru ini gue kenal satu cewek." Ujar Bianca.

Paola mengangguk pelan. "Terus?"

"Ehmm.. Gue gak terlalu yakin sih. But, I feel--" Jeda Bianca lama.

Paola menunggu Bianca melanjutkan kalimatnya dengan sabar.

"Maybe I have-- crush with her?" Ungkap Bianca sedikit ragu.

Ekspresi Paola berubah dalam seketika.

"Lo sadar sama yang lo ucap barusan?" Ujar Paola dengan intonasi rendah.

"Iya, gue tau lo bakal marah! Tapi sekarang gue butuh lo!" Tanya Bianca sama juga bingungnya.

Semua dimulai sejak Bianca memutuskan mengubah penampilannya, Paola awalnya tak keberatan untuk itu. Hanya saja seiring berjalannya waktu, Paola perhatikan ada yang aneh pada perubahan sikap Bianca. Sahabatnya itu terlihat semakin dekat dengan banyak perempuan, dalam artian lain. Sampai suatu hari kecurigaan Paola terbukti benar. Ia mengetahui bahwa Bianca menjalin hubungan asmara dengan sesama jenis. Tentu saja Paola menentang keras orientasi sahabatnya yang dianggap menyimpang itu. Selama berbulan-bulan Paola memasang tembok dan bersikap dingin pada Bianca. Semenjak itulah, Bianca memutuskan untuk tidak membahas kehidupan asmaranya lagi dengan Paola.

"Lo udah janji gak akan main-main melibatkan perasaan perempuan dan lo juga setuju!!" Ucap Paola hendak pergi tidak ingin mendengar lagi pikiran gila Bianca.

"Kali ini beda, gue gak main-main! Jantung gue sungguh berdebar!" Ungkap Bianca cukup membuat Paola mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Pftt... HAHAHAHA yaiya lah, kalo gak berdebar lo pasti udah ditanam sekarang!" Tawa Paola menatap Bianca mengejek.

"Gue gak bercanda, Pao!" Ucap Bianca dengan ekspresi serius.

Tawa Paola terhenti diikuti perubahan ekspresinya menjadi serius.

"Gue gak bisa nge-handle ini sendiri, Pao. Gue butuh lo buat ngeyakinin gue kalo itu cuma debaran biasa." Lirih Bianca meremas dadanya.

"Oke, fine! Let me know how you feel?" Ujar Paola memutuskan untuk mengalah.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang