CHAPTER 07 -REVISI BANYAK

972 183 42
                                    

Siapa yang mau diajak keliling kota bareng Bianca?!

Siapa yang mau diajak keliling kota bareng Bianca?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

Tara menggendong Bianca menuju mobilnya. Di waktu bersamaan ia berpapasan dengan perempuan berambut dikuncir tadi bersama temannya. Tara melewati kedua perempuan itu tanpa menoleh.

"Pantesan aja lo gak di notice, ternyata dia sukanya boti!" Cibir teman perempuan itu dengan sengaja mengeraskan suaranya.

"Shuttt.. entar dia denger! Mungkin itu cuma temennya." Bisik perempuan berkuncir itu berusaha positive thinking, tapi masih bisa terdengar oleh Tara.

Langkah Tara berhenti tepat di samping pintu mobil. "Teman lo bener, makanya jadi laki biar lo bisa jadi boti gue!"

Tara menyandarkan tubuh Bianca di kursi sebelah driver, kemudian berjalan santai memutari mobil sambil melirik sekilas kedua cewek yang masih tak jauh darinya. Tara menancap gas meninggalkan kedua remaja tadi sambil tertawa geli mengingat ekspresi wajah mereka yang sudah tak terkondisikan. Mobil Tara melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Ketika memasuki jalanan besar yang cukup dipadati kendaraan, Tara menginjak pedal rem begitu lampu lalu lintas berubah menjadi merah.

Tara melirik Bianca yang duduk di sebelahnya masih tak sadarkan diri. Tanpa sadar tatapannya meneliti wajah Bianca yang memiliki mata sipit, lalu turun ke hidung Bianca yang berukuran minimalis, tidak mancung juga tidak pesek. Tara tak bisa memungkiri Bianca memiliki wajah begitu manis untuk ukuran seorang laki-laki. Jika saja rambutnya panjang dan wajahnya diberi sedikit sentuhan make up, Bianca akan terlihat benar-benar seperti perempuan menurut Tara.

Tatapan Tara jatuh pada bibir tipis Bianca berwarna merah muda natural. Tanpa sadar Tara menatap bibir itu lekat-lekat. Sedetik, dua deti, tiga detik ia memandang bibir itu. Tanpa sadar Tara menelan ludah susah payah guna membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. Seakan ada daya tarik magnet, kepala Tara maju mengikis jarak dengan wajah Bianca.

TIITTT~~

Suara klakson kendaraan membuat Tara menarik kembali kepalanya. Lampu telah berubah menjadi hijau. Dengan cepat Tara menarik kembali wajahnya menjauh dan segera menginjak pedal gas.

"Shit! Barusan gue ngapain?" Gumam Tara tak percaya.

"ARGH!! TARA GOBLOK!" Umpat Tara sambil menghantukkan kepala ke setir membuat mobil yang dikendarainya sedikit oleng.

Tara menggeleng keras. "Ingat, Biantara! Lo itu normal!"

Tara kembali melirik wajah Bianca sekilas. Bayang-bayang dirinya nyaris mencium Bianca membuatnya menggila. Dengan kasar Tara menoyor pipi Bianca agar berpaling menghadap jendela.

"Wajah lo memang manis, tapi gue gak belok!" Ucap Tara dengan tangan mencengkram setir kuat dan menatap lurus jalan.

Setibanya di rumah sakit Tara memarkirkan mobilnya di depan IGD. Tara keluar dari mobil berniat menggendong Bianca, namun sedetik kemudian dia mengurungkan niatnya.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang