CHAPTER 19 -REVISI DIKIT

546 101 16
                                    

Paing Takhon
As
Barra Pradipta

Paing Takhon As Barra Pradipta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

So Sally can wait, she knows its too late as we're walking on by~
Her soul slides away, but don't look back in anger I heard you say~
Take me to the place where you go, where nobody knows if it's night or day~

Bip. Tiba-tiba Tara mematikan musiknya.

"Yahh.. Kenapa dimatiin?!" Protes Satrio.

"Berisik! Suara lo sumbang!" Balas Tara sambil menatap jalan.

"Ck. Padahal lagi asik-asiknya!" Geruru Satrio.

Satrio menopang dagu di jendela mobil sambil mengamati kepadatan jalan. Suara nyaring klakson saling bersahutan menjadi musik indah untuk mengawali hari di setiap paginya. Kondisi jalanan yang ramai dipadati kendaraan bukanlah suatu yang asing lagi kita ditemui di kota-kota besar, seperti Jakarta.

"Tara, arah jam 9 sekarang!" Ucap Satrio tiba-tiba.

Tara celingak-celinguk buta arah.

"Arah sono!" Ucap Satrio sambil mengarahkan wajah Tara ke sisi kiri jalan.

Dari jarak yang lumayan jauh, Tara dapat melihat sesosok Bianca berada di pinggir jalan.

"Wow.. Lagi ngobrol sama cewek! Kayaknya cakep." Celetuk Satrio melihat Bianca bersama seorang perempuan.

Tara tak bereaksi. Ia memandang Bianca tengah bersama seseorang tanpa membuka suara.

"Jangan-jangan pacarnya?!" Duga Satrio mencoba memancing reaksi Tara.

"Gak mungkin lah!" Sangkal Tara cepat.

Satrio melirik curiga. Tara kembali menatap lurus ke depan dengan ekspresi senatural mungkin. Ia menatap lampu lalu lintas sambil sesekali melirik Satrio sekilas. Satrio kembali memperhatikan Bianca dari jauh. Terlihat Bianca seperti sedang menahan kekesalan. Dari gesture tersebut, dapat Satrio disimpulkan bahwa Bianca dan perempuan itu terlibat pertikaian. Mata Satrio menajam ingin melihat dengan jelas wajah perempuan itu sebab terhalang oleh tubuh Bianca, namun sayangnya lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Dengan cepat Tara menginjak pedal gas.

"Yaahhh... Padahal dikit lagi!" Gumam Satrio.

Tak butuh waktu lama Satrio dan Bianca tiba di kampus. Tara melepas safety belt, lalu melirik Satrio di sebelahnya. Satrio terlihat seperti memikirkan sesuatu.

"Gak turun?!" Tegur Tara.

"Tapi kalo dilihat-lihat cewek tadi gak asing. Ya gak sih?" Tanya Satrio masih memikirkan perempuan yang bersama Bianca tadi.

"Mana gue tau!" Jawab Tara meninggalkan Satrio seorang diri dalam mobil.

Tara berbohong. Nyatanya Tara bisa langsung mengenali perempuan yang bersama Bianca tadi adalah Gabie cukup dengan sekali lihat.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang