CHAPTER 08

849 168 30
                                    

Love Pattranite
As
Paola Kanayya Maheswari

Love Pattranite AsPaola Kanayya Maheswari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harit Cheewagaroon
As
Zainuddin Akbar

Harit Cheewagaroon AsZainuddin Akbar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading ~°

"Bang, tunggu!" Teriak Bianca.

Sepasang kakinya beralaskan sepatu converse berlari. Langkah Bianca semakin cepat nyaris menyusul angkot yang sedari tadi ia kejar. Sudah dua hari setelah kejadian Bianca dilecehkan oleh banci dan kehilangan motor kesayangannya. Akibatnya mau tak mau Bianca harus pulang pergi kampus menggunakan angkot.

"Stop stop!" Teriak Bianca sambil mengetuk jendela belakang angkot tersebut.

Beruntung usahanya itu berhasil disadari oleh sang sopir. Begitu mengetahui ada penumpangnya yang tertinggal, sopir itu menurunkan laju angkotnya. Tak ingin membuang-buang kesempatan, Bianca menambah speed larinya hingga sejajar dengan pintu angkot. Tanpa babibu Bianca melompat naik ke angkot yang masih dalam keadaan berjalan lambat.

Bianca berhasil mendarat dengan mulus dan berdiri di pintu sambil berpegangan pada sisi pintu angkot. Tak lupa juga dia menebar senyum pesonanya pada para penumpang. Aksinya itu tak luput dari perhatian dua siswi SMA yang duduk paling belakang. Dengan gaya sok cool Bianca mengerlingkan mata pada mereka.

Yeah. Itulah Bianca. Gemar menggoda perempuan polos. Walaupun tindakannya itu adalah sekedar candaan semata, namun tak sedikit juga perempuan yang salting dibuatnya.

"Sip! Tarik, bang!" Seru Bianca memukul atap angkot macem kenek dadakan.

Tanpa disangka angkot yang Bianca tumpangi kembali melaju dengan kecepatan cahaya membuat tubuhnya terguncang. Bianca terjungkal dengan posisi tengkurap di tengah-tengah angkot. Tentu saja itu membuat dirinya menjadi bahan tontonan para penumpang lainnya. Mereka menahan tawa termasuk siswi SMA tadi. Bianca kembali bangkit dengan tampang dibuat senatural mungkin, seakan tak terjadi apa-apa.

Emang dasarnya gak punya malu soalnya udah digadaikan buat beli cilor.

"Pelan-pelan dong, bang! Untung aja muka gue kagak kenape-nape! Kalau sampe bonyok l emang abang mau biayain oplasnya?!" Omel Bianca.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang