Yasmin Napper
As
Gabriella Lucelly Sawyer°~Happy Reading~°
Selama kelas berlangsung Bianca tak bisa fokus. Pikirannya terus-menerus memikirkan ucapan Eva dan mengakibatkan dirinya mendapat hukuman dari dosen dalam bentuk tugas tambahan. Hal itu pula yang membuat Bianca harus terkurung sepanjang hari di perpustakaan hingga fajar terbenam. Lemah, letih, dan lesu. Itulah yang ia rasakan kini. Kakinya bergetar dipaksa untuk menaiki anak tangga. Tepat di anak tangga kelima Bianca berpapasan dengan Yuda yang ingin turun.
"Eneng ganteng baru pulang?" Sapa Yuda dengan nada menggoda.
Bianca melirik Yuda ogah-ogahan. "Gausah mulai!"
"Suudzon aja lo! Siapa juga yang mau berantem? Lagian yaa, gue mau pergi nge-date. Sayang mood gue entar rusak kalo dipake buat berantem sama lo." Ucap Yuda pamer.
"Cih!" Desis Bianca.
"Cemburu yaa?" Geer Yuda.
Yuda memperhatikan tampilan Bianca dari atas sampe bawah dengan tatapan menilai.
"Hmmm.. Tapi kalo dilihat-lihat lo cantik sih! Not bad kalo dijadikan pacar, tapi–" Ucap Yuda menilai Bianca dari atas hingga bawah.
"Lo terlalu datar, ga ada pegangannya." Sambungnya.
"Perasaan tadi ada yang bilang ga mau berantem? Sekarang malah mancing." Batin Bianca melirik sinis Yuda.
Yuda tersenyuh. Tangan Bianca terayun menyuruhnya untuk mendekat. Dengan kepedean kepala Yuda mendekat ke arah Bianca.
"Denger baik-baik ya?" Bisik Bianca lembut tepat di samping telinga Yuda.
Yuda mengangguk antusias mengira akan dibisikkan kata-kata manis.
"YANG MAU JADI PACAR LO SIAPA, ANJENG?!!" Teriak Bianca nyaris memecahkan rumah siput Yuda.
Nginggg. Telinga Yuda berdengung panjang.
"Ashh..." Ringis Yuda memegang telinga kanannya.
"Satu lagi, bro! Saran gue sebelum lo pergi, mending mandi dulu. Lo bau. Good luck!" Ucap Bianca sembari menepuk bahu Yuda, kemudian kembali menaiki anak tangga.
Refleks Yuda mencium aroma tubuhnya. "SIALAN LO BIAN!"
Bianca mengabaikan teriakan Yuda. Butuh waktu sedikit lebih lama akhirnya ia mencapai lantai 2 yang entah mengapa terasa seperti mendaki gunung everest. Bianca berjalan lunglai menuju kamarnya seperti orang mabuk. Tangannya mengubek-ngubek tas mencari kunci kamar, namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Bianca bingung menemukan pintu kamarnya yang tidak tertutup rapat.
"Kok udah terbuka?" Gumam Bianca, pasalnya ia ingat betul pagi tadi telah mengunci pintu sebelum berangkat.
Mencurigakan. Bianca celingak-celinguk mencari sesuatu, hingga matanya melihat benda yang dapat membantunya, yaitu sebuah sapu. Bianca mendorong pintu pelan menggunakan sapu yang ia ambil dari depan kamar Juna. Terlihat kondisi kamar dalam keadaan gelap. Bianca memberanikan diri masuk dengan hati-hati, kemudian ia meraba dinding mencari saklar lampu. Tiba-tiba nampak bayangan seseorang bersamaan lampu menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk Bian
RomansaRomance-Humor DISCLAIMER! BUKAN CERITA PELANGI 🌈❌ No cool boy, only freak people 🪄 "GU-GUE JATUH CINTA!" Ceplos Bianca ringan. Byurrr. Kopi yang baru saja Jay seruput menyembur wajah Bianca. "Pfftt... BWAHAHAHA kocak lo!" Tawa Jay pecah tanpa ra...