CHAPTER 18 -REVISI DIKIT

648 106 8
                                    

Younghoon
As
Kevin Putra Mahendra

Younghoon AsKevin Putra Mahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

Flashback on.

Selepas makan, Jonathan mengajak Hana berdansa meninggalkan Bianca dan Gabie berduaan. Kecanggungan menyelimuti Bianca, namun tidak dengan Gabie yang terus berceloteh.

"Gabie." Panggil Bianca membuka suara.

Gabie menghentikan celotehannya. "Iya?"

"Sejak kapan lo tau gue saudara tiri lo?" Tanya Bianca.

"Sejak aku balik dari Australia." Ungkap Gabie.

"Tapi kenapa lo pura-pura gak kenal gue waktu itu?" Tanya Bianca lagi.

"Aku cuma takut kamu risih sama aku, karena aku tau semua tentang kamu. Se-mu-a-nya!" Tekan Gabie di akhir kalimat.

"Semuanya?" Bianca tak paham.

"Tameiko Bianca Adiwangsa. Anak tunggal dari mama Misaki Kohana dan om Liam Adiwangsa. Lahir di Jakarta, 06 Mei. Golongan darah AB. Benci keju. Jago main skateboard dan judo." Ucap Gabie mengatakan semua yang ia tahu.

Bianca menganga tak percaya Gabie mengetahui itu semua.

"Kamu pasti kaget yaa? Tapi mendapat informasi semacam itu sangat mudah buatku!" Ucap Gabie sambil menjentikkan jari.

Biaca merinding. Gabie berpangku dagu menatapnya dengan tatapan minat. Ia menggeser kursinya sedikit menjauh, sedangkan Gabie justru menarik senyum lebar yang membuat Bianca kembali risih.

Flashback off.

Teringat kejadian semalam, Bianca menggelengkan kepalanya. Ia lalu melanjutkan aktivitasnya menggiling baju-bajunya menggunakan kaki. Bianca memang tak pernah menggunakan jasa laundry karena menurutnya itu pemborosan.

[Kalau bisa gratis, kenapa harus bayar?] Prinsip yang selalu Bianca pegang teguh.

Setelah urusan cuci mencuci kelar, Bianca mengangkat ember berisikan pakaian menuju balkon. Pagi yang cerah cocok untuk menjemur. Dari lantai atas, Bianca dapat melihat Pak Sugeng asik karaokean di rumahnya. Gayanya sudah seperti jebolan bintang pantura. Bianca ikut bersenandung sambil membentangkan bajunya di tali yang sengaja ia pasang untuk menjemur pakaiannya. Aktivitas itu Bianca lakukan secara berulang kali hingga tak tertinggal satu pun baju di dalam ember.

Syurrr. 

Bianca membuang air sisa perasan baju ke luar balkon.

"Woi... Siapa itu yang pipis sembarangan?!" Pekik seseorang dari lantai bawah.

Sontak Bianca menunduk mencari sang pemilik suara. Seorang pria berperawakan dewasa berdiri dalam keadaan basah akibat ulahnya.

"Ohh. Lo pelakunya?!" Tunjuk pria itu pada Bianca.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang