Siang hari, Jisoo berencana akan menjenguk Jennie ke apartmentnya dan mengajak sahabatnya itu pergi makan siang di kedai naengmyeon yang terkenal lezat saat musim panas maupun dingin. Ketika perjalanan, Jisoo sempat simpang di Baskin Robbins untuk membeli varian mint choco yang tengah ramai di perbincangkan oleh khalayak ramai. Mungkin ia terlambat mencoba, tapi selagi menu itu tersedia tak apa bukan? Yeoja itu ingin mencobanya bersama Jennie
Jisoo dengan sengaja tidak menghubungi Jennie terlebih dahulu. Ia ingin memberi kejutan kepada ibu hamil tersebut. Sejak berita mengejutkan yang Jisoo tangkap langsung dari penuturan sahabatnya itu, dirinya sama sekali tidak menghubungi maupun bertemu. Jennie yang memintanya untuk memberikan ruang sendiri dan Jisoo tidak dapat membantah karena apapun yang menjadi keputusan Jennie itu yang terbaik menurutnya
Kini pemandangan pintu menjadi pusat perhatian Jisoo. Di pencetnya bel apartment milik Jennie, 1 menit.. 2 menit.. berlalu Jisoo terus melakukan kegiatan sebelumnya tak ada aktivitas yang terdengar saat telinganya menempel pada daun pintu yang masih tertutup. Panik melanda pikiran yeoja itu. Akhirnya ia mencoba menghubungi Jennie, hanya suara operator yang terus berucap
Tak ada pilihan lain selain memasukkan beberapa pin yang Jisoo ingat agar pintu terbuka. Tidak biasanya Jennie berperilaku seperti ini. Apakah kehamilannya membawa pengaruh yang drastis? Pikir Jisoo. Dan pintu terbuka menampakkan ruangan gelap gulita, tungkainya mengayuh pada setiap sudut ruangan yang ada. Hingga kamar yang diyakini Jisoo sebagai kamar milik Jennie dengan pintu terbuka lebar. Sebuah jejak menyisakan tanda tanya
"Eodiseo?, Jennie-ya"gumam Jisoo melihat lemari kosong tanpa pakaian milik Jennie. Kantong berisi ice cream lepas dari genggaman Jisoo begitu saja
Sahabatnya itu menghilang. Tanpa kabar. Atau Jennie menemui Eommanya di Auckland, sahabatnya itu tidak memiliki siapa pun selain Eommanya seorang. Notif pesan masuk terdengar dan Jisoo bergegas mengeceknya, berharap Jennie yang mengirim. Benar saja nama Jennie menghiasi banner pesan
'Annyeong, Eonni. Apa kau mencariku? Gomawo, sudah mengkhawatirkan ku. Aku baik-baik saja jika kau menanyakan kabarku. Tempat yang nyaman telah aku temukan. Tolong jaga dirimu dengan baik Eonni, ily'
Lutut Jisoo seketika merasa tak bertulang, lemas hingga tubuhnya luruh pada lantai. Tangannya bergetar hebat. Di tekannya icon telfon, namun jawaban operator berkata 'nomor tak tersedia'. Kejadian mengejutkan ini membuatnya tak tahu harus berbuat apa di detik itu
•••
Jisoo memandang sendu langit kamarnya. Sepulangnya dari apartment, yang di lakukan hanya ingin mengurung diri dalam kamar. Mencerna semua yang telah terjadi secara mendadak. Berendam ditemani lilin aroma terapi mungkin akan menjernihkan pikirannya, Jisoo lantas bangkit dari pembaringannya dan mulai melangkah menuju kamar mandiSatu yang ia lupakan, Solbin akan datang ke rumahnya malam nanti. Waktu yang tersisa Jisoo gunakan untuk berendam penuh. Persediaan minuman mungkin cukup untuk di hidangkan. Jisoo tidak berbicara jika Solbin akan datang kepada suaminya. Di lihat dari saat pertama kali dirinya bertemu dengan Solbin, Seokjin tak menyambut hangat yeoja itu. Ia ingin mengenal lebih dekat 'teman lama' Seokjin
Tak terasa matahari mulai terbenam, Jisoo telah berendam selama itu. Dapat di bayangkan kulit telapak tangannya yang berkeriput. Yeoja itu merias diri sebelum tamunya datang, lalu turun ke bawah untuk menyiapkan meja makan. Haruskah ia memasak, tapi hanya beberapa masakan yang ia ketahui resepnya dan pada akhirnya pajeon yang Jisoo pilih. Sangat cocok sebagai pendamping minum malam ini
Ketika tangannya sibuk memotong bahan-bahan pajeon, mengapa pikirannya teringat akan Seokjin yang menolongnya saat jarinya tak sengaja teriris pisau. Kejadian itu membuat senyum simpul terukir di wajah cantiknya. Jisoo menepis ingatan itu, kemudian melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfiction'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...