Pagi hari, pukul 07.00 waktu setempat. Jisoo yang telah berpakaian rapih dan bersiap untuk pergi bekerja telah disibukkan dengan barang bengharga miliknya
"Aigoo.. dimana gelang itu"gerutunya dan barang berharga itu adalah gelang pemberian Jennie tempo dulu
Sebelum ia mengobrak-abrikkan barang-barang dikamarnya, ia mengingat kembali terakhir kali memakainya dan pikirannya tertuju kepada kejadian malam tadi. Ia sempat memakai gelang tersebut untuk menghadiri acara makan malam karena akan sangat cocok dipadukan dengan pakaian kasualnya, selanjutnya ia tidak mengingatnya
Tok tok~
"Jichu-ya! Seseorang menunggumu sayang"ucap EunRa dari balik pintu kamar yang tentunya membuyarkan lamunan Jisoo
"Ne, Eomma"jawab Jisoo dan kini ia bergegas memakai sepatu sneakers yang biasa dikenakannya dikala rutinitas setiap hari, agar memudahkannya melakukan apapun dan tidak terhambat saat berjalan seperti menggunakan heels
Jisoo keluar dari kamarnya dan mulai melenggangkan kakinya menuju lantai bawah, disaat melangkahkan kaki beberapa langkah sempat-sempatnya ia bergumam dan berhenti sejenak 'tunggu, siapa yang menungguku?'. Ia berprasangka Appanya-lah yang menunggu, tapi... tidak biasanya EunRa memberitahunya, Jisoo tidak ambil pusing siapa yang menunggunya lebih baik membereskan urusannya dengan Si Penunggu dan bergegas pergi menuju kantornya
Setibanya di lantai bawah, ia melihat sesosok Namja membelakangi dirinya dan Bum! bagai roket meledak dihadapannya. Disaat namja tersebut membalikkan badan dan menghadap kearahnya, Jisoo terkejut dengan Seokjin yang sedari tadilah seseorang yang menunggu kehadiran dirinya
'Jangan katakan dia akan mengantarku, oh Tuhan kenapa harus sekarang'batin Jisoo
"Eoh! Jichu-ya kau sudah siap? Ini dia seseorang yang menunggumu, mulai hari ini dan seterusnya Seokjinlah yang mengantar-jemput dirimu untuk pergi bekerja. Ne!!"ucap EunRa muncul setibanya dari dapur
Sedangkan Jisoo? Hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan EunRa, hatinya dibuat kesal akan semua ini. Mengapa tidak Appanya saja yang mengantar, ia membayangkan akan perjalan yang membosankan bersama seorang namja yang menyebalkan itu adalah nilai tambahan bagi Jisoo
Ketika Jisoo membuka mulutnya untuk mengucapkan sepatah kata, ia kalah cepat dengan EunRa lebih dulu menyahut Jisoo
"Jika kau menolaknya siapa yang akan mengantarmu nanti, Deohyuk telah berhenti untuk menjadi supir kita karena alasan pribadinya, dan menaiki transportasi umum? Kau akan terhambat untuk pergi ke kantor nantinya"ucap EunRa merasa dirinya lah yang benar, memang apa yang dikatakan EunRa tapi tidak dengan putrinya yang mengalami hal ini
Andai saja Eomma berada di posisiku, gumam Jisoo dalam hatinya.
Seokjin hanya membungkukkan badan untuk menyapa Jisoo sembari menyunggingkan senyuman tipisnya dan tidak mengeluarkan sepatah maupun duapatah kata, mencapai kalimat pun tidak akan bisa. Entahlah dia sedang malas berbicara ataupun semacamnya, EunRa sedari tadi menatap mereka dengan penuh harap akan berinteraksi bak sepasang kekasih atau kawan yang begitu akrab seperti berpegangan tangan contohnya
Dan... harapannya terkabul Tuhan sedang berpihak kepadanya, Seokjin mengulurkan tangannya kehadapan Jisoo yang ditatap bingung olehnya
"Kajja!"akhirnya ia berbicara walaupun sebuah kata dan Jisoo melirik ke arah EunRa yang tengah tersenyum bahagia ke arahnya dan kini tertuju kembali kepada tangan Seokjin, ia sempat ragu-ragu akan hal ini yang akhirnya ia terima uluran tangan seorang Seokjin. Ia genggam tangan besar tersebut namun tidak terlalu kuat yang dibalas oleh Seokjin
Mereka berjalan beriringan menuju mobil sport milik Seokjin terparkir rapih di depan rumah kediaman keluarga Kim dengan tangan yang saling memaut satu sama lain sebelumnya Seokjin berpamitan kepada EunRa begitupun dengan Jisoo, sesampainya di hadapan mobil Seokjin mereka melepaskan genggaman yang berlangsung 5 menit lamanya karena terlepas dari pengawasan EunRa sedari tadi yang menatap mereka dengan kilatan bahagia di matanya
Seokjin membukakan pintu mobil penumpang untuk Jisoo yang diangguki olehnya, lalu Seokjin berjalan menuju kursi kemudi. Di perjalanan yang diselimuti keheningan tanpa ada sebuah obrolan yang mengasikan tidak lupa dengan kecanggungan yang menghiasinya, setelah kejadian beberapa menit yang lalu keduanya memilih diam. Awkward, itulah yang terjadi diantaranya mereka sibuk akan pikirannya masing-masing mencari topik pembicaraan yang pas untuk diperbincangkan
Jisoo yang menatap pemandangan jalanan melalui kaca yang membatasinya memandang bosan, tidak biasanya ia sedingin ini kepada seseorang seperti menyapa hangat maupun berbincang ringan apakah alasannya adalah seorang Seokjin yang membuatnya bersikap pendiam, dan sekarang Seokjin tengah sibuk dengan kemudinya. Tak terasa sudah mereka telah sampai dimana Jisoo bekerja, ia membuka seatbleat yang dikenakan selama perjalan berlangsung
"Tunggu!"Seokjin berseru datar, pandangannya kini tertuju dengan yeoja yang berada di sampingnya saat ini. Jisoo membalas tatapan Seokjin dengan mengisyaratkan 'Apa?'
"Untuk kejadian beberapa waktu lalu, maaf tiba-tiba saja aku mengulurkan tangan kepadamu dan... menggeggam tanpa se-perizinan yang membuatmu terkejut"itulah sebuah kalimat yang cukup panjang dilontarkan Seokjin, selama ini ia hanya mengeluarkan sepatah ataupun duapatah kata terkadang juga ia menggunakan bahasa tubuh yang...
Jisoo menatapnya 'Kenapa tidak katakan sedari tadi, senang sekali membuat orang menunggu' ia menggerutu dalam hati
"Gwenchana, aku tidak mempermasalahkan hal itu. Dan terima kasih atas tumpangannya"Jisoo menundukkan kepala sebagai ucapan terima kasih yang diikuti pula oleh Seokjin
Jisoo keluar dari mobil hitam sport milik Seokjin, Seokjin menancapkan kakinya kembali pada pedal gas dan mobil pun melaju menghilang dari hadapan calon istri seorang Seokjin. Sedangkan Jisoo saat ini ia menatap kepergian Seokjin, mengeluarkan tatapan sinis dan tidak sukanya
'Bagaimana nasib ku kedepan?'batin Jisoo, membalikkan badan memasuki gedung YG Ent.
Anyyeong!
BTW nih, mak nya Jisoo maksa mulu anaknya deh perasaan:/ *yehh situ yang bikin, lieur emang. Next part?Vomment Ne! Juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Фанфик'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...