Matahari mulai tenggelam dan menyisakan kegelapan yang diterangi oleh sinar rembulan. Malam telah tiba, kini Jisoo sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi makan malam bersama keluarga Seokjin
'Semoga ini yang terbaik'batinnya
Ya. Akhirnya, baik itu Jisoo maupun Seokjin telah memutuskan untuk menerima perjodohan yang diusulkan oleh kedua orang tua mereka. Sebelumnya EunRa yang terlebih dulu menghubungi SooHyun. Di dalam percakapan via telfon tersebut, awalnya terjadi kecanggungan di antara mereka berdua namun setelah beberapa basa-basi yang dilontarkan EunRa ataupun SooHyun berlangsung kecanggungan tersebut sedikit demi sedikit mereda yang digantikan oleh suasana ceria seperti biasanya. Setelah berbasa-basi cukup lama, mereka berdua akhirnya berbicara mengenai inti dari percakapan tersebut. Baik itu EunRa maupun SooHyun terkejut dengan jawaban dari anak-anak mereka mengenai perjodohan ini, mereka berpikir mengapa bisa secepat ini untuk memikirkannya? Sungguh mengejoetkan bukan?!
Dirasa sudah, SooHyun mengusulkan untuk kembali mengadakan makan malam bersama namun ditempat yang berbeda contohnya restoran. Sejenak EunRa berpikir, menurutnya itu ide yang bagus dan disetujui olehnya. Tetapi ada kegundahan di dalam hatinya, ia berdoa semoga semuanya berjalan baik-baik saja dan tidak terulang kembali kejadian yang menimpa kedua keluarga belah pihak saat kemarin malam berlangsung
'Seokjin! Nak apa kau sudah selesai?'tanya SooHyun mengetuk pintu bercat coklat yang tak lain adalah kamar Seokjin
"Sudah. Tunggu sekejap Eomma"jawab Seokjin dari dalam yang di angguki oleh SooHyun walaupun Seokjin tidak melihatnya
Sedangkan di dalam kamar yang bernuansa klasik itu, nampak seorang pria tengah berdiri menghadap cermin yang tepat berada di hadapannya. Memandangi pantulan dirinya lamat-lamat
"Hahh kenapa aku menjadi tegang. Oh ayolah"gumam Seokjin memutar bola mata malas, hingga ia dikagetkan oleh suara ketukan pintu yang terdengar kembali
'Nak, cepatlah sedikit!'titah JaeMi seorang yang mengetuk pintu kamarnya
"Nee"jawab Seokjin
Ia kembali melihat penampilannya dari pantulan cermin, merapihkan sedikit dasinya yang melonggar dan melangkah keluar dari kamar tidur miliknya
Dengan langkah mantapnya Seokjin memasuki mobil yang telah ditumpangi sebelumnya oleh SooHyun dan JaeMi. Kali ini Appanya yang mengendalikan kemudi mobil yang biasanya dikemudikan supir pribadi keluarga mereka, dikarenakan mood seorang JaeMi sedang baik maka jadilah seperti sekarang
"Apa semuanya sudah siap?"tanya JaeMi kepada istri dan anaknya
"Sudah chagia"yang dijawab oleh SooHyun. Seokjin? Dia hanya diam menatap keluar melalui kaca mobil yang berada disampingnya, dan JaeMi melihat kegiatan Seokjin sedari tadi dari cermin kemudi yang hanya ditanggapi helaan nafas oleh JaeMi mengenai sikap anak sulungnya
Roda mobil mulai berputar, melaju meninggalkan pekarangan rumah kediaman keluarga bermarga Kim itu. Diperjalan yang dapat dikatakan hening dan terasa membosankan, semua orang yang berada di dalam mobil tersebut sibuk dengan pikirannya masing-masing
"Seokjin, apa kau benar-benar menginginkan ini semua?"tanya JaeMi memecahkan keheningan yang terjadi
"Ne"Seokjin hanya menjawab dengan sesingkat-singkatnya
Jawaban yang dilontarkan Seokjin, JaeMi merasa ada keganjilan di dalam kalimatnya tapi ia harus bersikap positif mengenainya
"Eoh chagia! Aku nyalakan radio ne? Agar tidak terlalu sepi suasana disini"tanya SooHyun kepada suaminya yang dijawab anggukan dan sebuah senyuman dari JaeMi, jemari lentiknya menekan tombol on dan suara dari penyiar mulai terdengar

KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfic'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...