Old

2.5K 199 2
                                    

Setelah makan malam, semua orang berpamitan satu demi satu. Meninggalkan Jisoo seorang, awalnya salah seorang staf menawarkan tumpangan karna malam semakin larut namun Jisoo menolaknya halus, ia mengatakan jika jemputannya akan segera datang yang diangguki staf tersebut

Udara malam hari begitu dingin menerpa kulit Jisoo, bagaimana tidak ia tidak mengenakan pakaian tebal. Musim dingin akan segera tiba, sebab itu udara malam ini begitu dingin dan nampaknya jalanan tidak begitu ramai. Mereka lebih memilih menghangatkan diri didepan pembakaran api sembari meneguk segelas coklat panas jika dibandingkan dengan keluar saat ini. Jisoo masih setia berdiri di pekarangan restoran, menanti mobil yang akan menjemputnya tak kunjung muncul

"Jisoo-ssi"suara bass mengagetkan Jisoo, dari arah belakangnya berdiri seorang namja yang melebihi tinggi dirinya sehingga ia harus mendongakkan kepala

"Ahh, Ne? JunWoo-ssi?"Jisoo terkaget dengan kehadiran JunWoo, pasalnya ia pikir semua orang telah pergi termasuk Si Fotographer JunWoo

"Kenapa kau belum pulang? Ini sudah larut. Ingin aku antarkan? Kursi penumpang tidak akan kosong lagi saat ini"ucap JunWoo diakhiri kekehan kecil, tangannya terulur menyampirkan sebuah mantel hitam pada pundak Jisoo. Bermaksud ingin menolong Jisoo yang kedinginan di tengah malam, ia sempat melirik kepada tangan Jisoo yang terus menggosokkan kedua telapak tangannya. Tak tega melihatnya, berinisiatif melakukan hal tersebut. Sedangkan Jisoo? Hanya bisa berdiri mematung diperlakukan seperti ini, sebelumnya ia sempat ragu dengan mantel yang diberikan karna JunWoo sama halnya dengan dirinya hanya mengenakan pakaian tipis. Ingin mengembalikan kepada Si Pemilik mantel, namun ditolaknya. Jisoo berterimakasih kepada JunWoo yang dibalasi anggukan

"Ahh, aku menunggu mobil jemputan ku. Kau sendiri?"tanya Jisoo agar suasana tak begitu canggung diantara dirinya dan JunWoo

"Aku? Sebelumnya akan pulang, tapi saat aku akan melewati pekarangan resto, tak sengaja pandangan ku menangkap dirimu tengah berdiri kedinginan. Dan seperti inilah akhirnya"tutur JunWoo mendongak ke atas langit gelapnya malam

"Eoh! Baiklah. Maaf aku menolak tawaran mu"ucap Jisoo membungkukkan badan, merasa tak enak hati menolak tumpangan JunWoo ditambah dengan mantel pemberiannya

"Gwenchana"ucap JunWoo yang diangguki oleh Jisoo

Kini suasana menjadi canggung diantaranya, hanya suara daun teterpa angin yang menemani mereka. Jisoo sempat melirik dengan ekor matanya, menangkap sosok JunWoo yang entah mengapa tak kunjung pergi dari tempat ia dan dirinya pijak. Sedangkan JunWoo, ia tengah memainkan ponselnya yang entah apa mengetikkan sesuatu. Merasa diperhatikan diam-diam oleh seseorang di sampingnya, ia akhirnya memulai obrolan kembali

"Jisoo-ssi, apa kau ing-"ucapan JunWoo terpotong oleh Jisoo yang menunjukkan sebuah mobil BMW hitam menghampiri mereka, memberitahu bahwa itu adalah mobil jemputan yang ia tunggu sedari tadi

"Aku pergi, JunWoo. Terima kasih untuk mantelnya"ucap Jisoo dari dalam mobil dan perlahan mobil meninggalkan pekarangan resto, pula dari hadapan JunWoo

'aku ingin mengajakmu-'
"Hahh. Sudahlah"JunWoo menghela napas kasar, tak sempat untuk mengatakan apa yang ada dalam batinnya. Ia melangkah pergi menuju mobilnya yang terparkir

BMW hitam membawa Jisoo menuju supermarket. Sebelumnya, DeoHyuk-supir keluarganya- memberitahu jika Eommanya berpesan untuk membelikan beberapa bahan dapur karna stok yang tersedia semakin menipis. DeoHyuk menambahkan, Eommanya sedari tadi menghubungi Jisoo namun tidak ada satupun jawaban. Ia ingat, setelah menelpon ponsel dalam mode silent. Memakan waktu 30 menit lamanya, mobil telah terparkir di pekarangan sebuah supermarket

"Paman, tunggu aku"ujar Jisoo keluar dari mobil yang diangguki DeoHyuk

Jisoo memasuki supermarket tak lupa mendorong troli. Ia mulai mencari barang yang tertera di list ponselnya, sebelumnya sebuah pesan masuk dari Eommanya berisikan beberapa keperluan yang harus ia beli. Berjalan menghampiri rak demi rak, sesekali melirik ponsel agar tidak salah memilih

"Sudah. Hahh, aku ingin sesuatu"gumamnya. Kini ia berada di antara rak yang menyimpan berbagai jenis makanan ringan, sorot matanya tertarik oleh cemilan berbungkus ungu yang tertata rapi diatas rak tersebut. Menilik tinggi rak melebihi tinggi Jisoo, ia kesulitan menjangkaunya. Ingin meminta bantuan, ragu-ragu. Apa boleh buat, ia harus melakukannya

"Aigoo.."gumamnya disela kegiatannya meloncat-loncat, tangannya menggapai-gapai meraih cemilan unik tersebut. Dapat. Namun, sedetik kemudian entah mengapa beberapa cemilan lainnya menimpa kepala Jisoo. Ia dibuat kewalahan dan terkejut membuatnya tersungkur kebelakang, punggungnya merasa menabrak sesuatu hingga suara rintihan terdengar dari arah belakang

"Aish.."gerutu Jisoo mengambil bungkus cemilan yang berceceran, ia tidak menyadari suara tintihan tersebut. Pikirannya kini tertuju kepada ulah yang dibuatnya

"Jisoo. Jisoo-ssi?!"Saat ia tengah asik memungut, seseorang memanggil namanya. Yeoja, suara wanita yang didengar Jisoo. Ia mendongak dan melihat seorang wanita tengah berdiri melebihi tinggi tubuhnya karena dirinya yang berjongkok dengan tangan memangku beberapa bungkusan. Selintas dipikirannya teringat akan seseorang, tapi itu mustahil menurutnya

"Jen-Jennie?"awalnya ia ragu dengan nama itu. Tiba-tiba saja mulutnya melontarkan, Jisoo berdiri agar sejajar dengan lawan bicaranya

"Ne. Ini aku"jawab yeoja dihadapannya, lalu memeluk Jisoo. Jisoo ingin membalas pelukan itu, tapi keadaan tangannya yang tidak memungkinkan, terpaksa dibuatnya

"Biar kubantu"ujarnya lagi mengurai pelukan. Tangan Yeoja bernama Jennie tersebut terulur membawa satu persatu cemilan yang berjatuhan disekitarnya pun dipangkuan tangan Jisoo, ia raih lalu meletakkan ditempatnya semula. Sedangkan Jisoo bungkam sedari tadi, hanya melihat gerak-gerik Jennie tak percaya akan ini

"Apa-"ucapan Jennie terpotong oleh seorang lelaki yang memanggil dirinya lalu menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Jennie

"Apa kau sudah selesai, chagia?"tanya lelaki berkulit eksotik tersebut, Jisoo mendengar sebuah kata yang membuat dirinya berasumsi lebih

"Eoh. Jisoo-ya perkenalkan ini adalah kekasihku, Kai dan Kai yeoja ini adalah sahabat kecilku, Jisoo yang sering aku ceritakan kepadamu"jelas Jennie, Kai mendengarnya membungkukkan badan yang dibalas hal yang sama oleh Jisoo

"Kita sudah lama tidak bertukar kabar. Bagaimana keadaanmu dan orang rumah?"tanya Jennie meraih tangan Jisoo lalu mengenggamnya

"Kami baik-baik saja"lirih Jisoo

"Syukurlah. Maaf aku tidak bisa berbincang lama denganmu untuk saat ini, aku pergi dulu"ucap Jennie memeluk Jisoo sebagai tanda perpisahan mereka kembali, setelahnya melangkah menjauh dari tempat Jisoo berpijak sembari melambaikan tangan yang dibalas oleh Jisoo

Sesaat kepergian Jennie dengan kekasihnya, Jisoo tersadarkan dari lamunannya. Ia masih tidak percaya oleh kedatangan Jennie yang tiba-tiba sekali, setelah terpisahkan oleh jarak selama beberapa tahun kini dipertemukan kembali dan hampir saja kehilangan kabar satu sama lain. Tak ingin terlarut, ia mendorong troli menuju kasir. Waktupun semakin malam, ia tidak ingin orang tuanya cemas hanya karena dirinya pulang terlambat

Semua urusannya beres berbelanja, bekerja, dan kini ia ingin pulang merehatkan tubuhnya yang lelah. Berjalan kembali menuju mobilnya yang terparkir, tangannya menenteng 2 kantong berisikan barang pesanan Eommanya. Berat. Untung saja Deohyuk —supir keluarganya— datang membantu Jisoo yang kewalahan. Memasukkannya kedalam bagasi mobil dan bergerak menjauh dari parkiran supermarket besar tersebut

Sesampainya dirumah, Jisoo memasuki kamarnya setelah menyimpan kantong belanjaan didapur. Membersihkan dirinya dengan berendam ditemani lilin aroma terapi yang dapat merilekskan, setelahnya ia menaiki kasur king side miliknya dan tenggelam dalam mimpi indah. Namun teringat akan sesuatu, Jisoo bangkit dari perbaringannya menghampiri meja rias lalu menarik laci yang berada tepat dibawah meja, menampakkan beberapa alat make-up, kosmetik yang masih tersegel rapi dan penglihatannya teralihkan oleh kotak kecil berwarna pastel. Jisoo memandang kotak tersebut sejenak, sedetik kemudian ia membukanya memperlihatkan sebuah gelang berliontin merpati. Saat yang sama, beberapa bayangan memori menghampiri pikiran Jisoo

"Apa kau mengingat ini, Jennie?"gumam Jisoo




Annyeong! Yeorobun
Next dengan part berikutnya?

Vomment Ne, Juseyo

The MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang