"Tapi, kita lihat bagaimana dengan kedepannya. Kim Jisoo"
Ia terus memandangi gambar diri dari 'Kim Jisoo' tersebut. Entah mengapa aura Jisoo dapat memikat hati beku seorang Seokjin, walaupun melewati media tapi tetap saja
Tak ingin terlalu hanyut dalam hal yang tidak berfaedah, Seokjin segera keluar dari situs pencarian dan mengalihkannya pada data saham perusahaan. Melangkah kearah televisi yang menyala, suara reporter kini tak terdengar lagi seiring Seokjin mematikan televisi
"Hahh, baiklah. Sampai dimana aku tadi"Seokjin menscrool layar IPad dengan teliti. Tidak ingin satu pun data yang terlewatkan dari pantawannya. Setelah itu, mengirimkan beberapa file kepada Manajernya untuk mengcopy diantaranya
'kenapa bayangannya terus melintas di pikiranku?'batin Seokjin
IPad yang sedari tadi berada di genggamannya kini tertaruh di atas meja. Menyenderkan punggung pada sofa lalu menghembuskan napas kasar, Seokjin memijat batang hidungnya. Penat, itu yang ia rasakan hari ini. Pekerjaannya sebagai Direktur sementara hingga satu masalah muncul kembali ke permukaan hidupnya menjadi nilai tambahan. Melirik kepada jam yang menggantung di dinding, pukul 7.00 malam. Waktunya makan malam, pantas saja ia merasa penat dikarenakan perutnya belum terisi oleh makanan sejak siang tadi
Bangkit dari duduknya, lalu melangkah menuju meja kerjanya. Mengambil kunci mobil yang tergeletak dan tak lupa mantel coklat karna ia tahu beberapa hari kemudian akan tiba musim dingin, kemungkinan besar jika malam ini akan terasa dingin. Lalu melesat menuju parkiran mobil, tak lupa memberitahu Manajernya jika ia akan pergi keluar untuk mencari makan malam yang diangguki oleh Manajernya. Menyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas, meninggal gedung bertingkat tersebut
Perjalanan sendiri yang diselimuti keheningan, itu yang sering ia alami. Terkadang supir keluarganya yang mengantarkan menuju kantor menjadi teman tersendiri. Namun kini berbeda, tak terasa mobilnya telah terhenti disebuah parkiran mobil resto ternama. Tempat makan yang masuk kedalam daftar listnya. Keluar dari mobil BMW hitam tersebut, tidak lupa dengan keamanan yang ia nyalakan lalu berjalan memasuki resto. Saat langkah demi langkah dilaluinya, satu hal terlintas di benaknya mengapa begitu banyak mobil yang terparkir. Ia sempat melirik beberapa mobil, jika hari-hari seperti ini tidak akan begitu ramai. Seokjin menggeleng, menangkis hal itu tidak ingin terlalu memikirkannya lebih baik ia memikirkan perutnya yang mulai keroncongan
Memasuki resto, ramai orang berdatangan kemari. Mungkin mereka ingin menghangatkan diri dengan memakan semangkuk ramyun, pikirnya. Lalu duduk disebuah meja kosong dan memesan semangkuk udon. Memandangi jalanan dari kaca yang berada di sampingnya sembari menunggu pesanan datang, lalu pandangannya teralih ingin melihat interior dari resto. Tidak ada yang berubah dari furniture disana, hanya beberapa lukisan terpajang yang mereka tambahkan. Tak sengaja, disaat ia tengah melihat sekeliling. Mata teduhnya menangkap sosok yang sepertinya ia kenali berjalan keluar. Awalnya ia berpikir karyawan perusahaannya tengah makan malam bersama yang lain. Namun detik kemudian Seokjin menyipitkan matanya, agar dapat dengan jelas mengenali sosok yang ia tangkap
Dan, Damn! Ia salah mengira. Pikiran Seokjin terhenti oleh seorang pelayan yang menyajikan semangkuk udon lengkap dengan lauk-pauk, Seokjin mengucapkan terima kasih dan pelayan tersebut meninggalkan mejanya. Seokjin begitu lahap memakan udon hangat tersebut. Lalu membayarnya, ia tidak melihat kembali seseorang yang ia kenali tadi. Terpotong oleh seorang pelayan dan tidak mengetahui kelanjutannya
Setelahnya, Seokjin meninggalkan resto tersebut dan melangkah menuju parkiran untuk kembali ke kantor. Diperjalanan yang terkesan biasa, kini ia ditemani oleh musik yang berdentum melalui radio. Sesampainya, ia segera memasuki gedung karena dingin yang hampir saja -2°C. Melangkah ringan menuju ruangnya, menyelesaikan pekerjaan, lalu pergi pulang itu yang dipikirkan Seokjin. Saat tangannya akan membuka pintu ruangan, sebuah notif berdeting menghentikan aktivitasnya dan segera mengecek ponselnya. 'Appa'. Nama itulah yang terpampang dari pesan masuk tersebut. 'nak, cepatlah kemari. Appa menunggumu', sesaat Seokjin mengerutkan kening terheran dengan isi pesan dari Appanya
Annyeong! Yeorobun
Pendek ya? Next part selanjutnya?!Vomment Ne, Juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfiction'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...