Perlahan kabar dari perjodohan Jisoo dan Seokjin mulai diketahui oleh masa, berawal dari sekedar foto yang sama beredar hingga menimbulkan keramaian di kolom komentar postingan tersebut. Pada akhirnya agensi yang menaungi Jisoo angkat bicara, mereka mengatakan bahwa Jisoo dengan pasangannya akan segera melangsungkan pernikahan beberapa pekan kedepan. Tidak ingin menyebutkan nama 'Seokjin' dalam wawancara tersebut, ingin dirahasiakan untuk sementara waktu itupun keinginan dari Seokjin sendiri saat rapat 'introgasi' tempo lalu
Dan saat ini jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, Jisoo tengah terduduk dikursi teras rumahnya dengan jari-jarinya yang sibuk mengikat tali sepatu lalu kembali membenahi pakaian olahraganya sembari menunggu seseorang datang. Oh tidak, lebih tepatnya seseorang yang menjemputnya. Tidak butuh waktu lama sebuah mobil sport hitam memasuki garasi rumahnya. Mendengar suara deru mesin, EunRa segera menghampiri sumber suara dan didapatinya Seokjin yang keluar dari mobilnya dengan balutan pakaian olahraga sama halnya dengan Jisoo
"Aigoo.. maafkan imo telah merepotkanmu hanya untuk menemani Jisoo"ucap EunRa menghampiri Jisoo, Jisoo memutar bola mata malas
"Ahh, tidak apa-apa Bibi. Inipun hari Minggu"ujar Seokjin ramah
"Jisoo-ssi, kajja!"ajak Seokjin. Jisoo terkaget dengan EunRa yang tiba-tiba saja mencubit pinggangnya, karena sedari tadi anaknya tersebut hanya memandangi pekarangan dan tidak begitu memperhatikan pembicaraan hingga seruan Seokjin ia hiraukan
"Ne?"tanya Jisoo polos, Seokjin tersenyum tipis dibuatnya
"Aish, kau ini. Cepat pergi!"bisik EunRa mendorong kecil bahu Jisoo. Merasa diperlakukan tak adil, ia hanya bisa bersabar dengan perubahan sikap Eommanya akhir-akhir ini tak lain karena adanya kehadiran Seokjin
"Kami pergi imo"pamit Seokjin yang diangguki EunRa, lalu pergi dari hadapannya bersama Jisoo. Saat mereka keluar dari kediaman Jisoo, Seokjin mulai berlari kecil mendahului Jisoo yang kini berjalan malas dengan tangan melipat didada
"Apa ka-"Seokjin terhenti karena Jisoo tidak berada disampingnya, lalu membalikkan badan. Dilihatnya Jisoo yang nampak lesu sembari melipatkan tangan, apakah sedari tadi ia –Seokjin– ditinggalkan sendiri? Ah! Tidak sepertinya ia sendiri yang meninggalkan calon istrinya itu
"Apa kau sakit?"berlari menghampiri Jisoo yang tertinggal dibelakang
"Eoh! Ani. Aku tidak apa-apa"
"Tapi.. kau terlihat-"
"Kajja! Sebelum semua orang terbangun"Jisoo memotong obrolan dan berlari kecil meninggalkan Seokjin yang terdiam. Ia sedang dalam mood tidak baik hari ini walau sekedar berbincang ringan. Malas. Untuk saat ini
Disepanjang perjalan menuju taman kota, mereka sesekali mengobrol kecil dengan Seokjin yang selalu memulainya dan berakhir dengan Jisoo yang memutus obrolan itu. Ada sedikit peningkatan bagi Seokjin, ya.. walaupun hal kecil
Sesampainya ditempat tujuan, tidak ada seorang pun disana karena hari masih terlalu pagi dan pada awamnya orang-orang akan beraktifitas pukul 9/10. Namun tak sedikit pula pekerjaan dibawah jam tersebut menuntut mereka untuk bangun dipagi buta
Jisoo memilih untuk berlari diarea jogging track, sedangkan Seokjin berlatih fisik menggunakan peralatan fitness yang tersedia diarea khusus tepatnya berada disudut taman dan berdampingan dengan playground. Didalam hati, Jisoo bersujud syukur ia dapat sendiri kali ini tanpa Seokjin
"Hahh aku bebas"Jisoo menghirup udara pagi dengan tangan terlentang
"Sudah lama aku tidak seperti ini"gumamnya lalu berlari kembali
Disisi lain, Seokjin sibuk mencoba beberapa alat fitness. Sesekali mengedarkan pandangannya, khawatir akan ada orang yang mengenali Jisoo maupun dirinya namun tak jarang pula melirik calon istrinya yang tengah berlari
Waktu menunjukkan pukul 7.30, Jisoo yang mulai kelelahan memilih berhenti dan duduk disalah satu bangku tempat Seokjin berolahraga dengan sebuah hoodie milik Seokjin yang berada dipangkuannya. Pasalnya ia mengenakan celana pendek dan membuatnya kedinginan, baiklah salahkan dirinya. Bersyukurnya Seokjin peka, tidak terlalu mengabaikan Jisoo
Kini ia hanya diam memperhatikan Seokjin yang tengah melakukan pull up. Jujur saja ia mengagumi otot bisep yang dimiliki calon suaminya, tapi segera mungkin menepis pikiran itu
Drt~ drt~
Sebuah panggilan masuk dari ponsel milik Jisoo, diketuknya ikon berwarna hijau lalu berdiri menjauh dari tempatnya berpijak
"Yeoboseo?"sapa Jisoo menempelkan ponsel ke telinganya
"....."
"Aku? Ditaman kota. Wae?"
"....."
"Emmm ak-
Guk guk
Seekor puppy berbulu hitam lebat menghampiri Jisoo dan kini tengah bermanja-manja dikakinya, membuat Jisoo terkejut. Untung saja ponselnya tidak jatuh
"Akan aku kabari kembali. Ne!"memasukkan ponsel kedalam hoodienya dan detik selanjutnya ia berjongkok mengulurkan tangan, meraih anjing tersebut membawanya kepangkuan
"Kyeopta. Dimana pemilikmu anjing kecil? Apa kau kabur?"cicitnya sembari mengelus rambut hitam si puppy. Matanya melihat sebuah kalung berliontin melingkar dileher anjing tersebut, liontin tersebut berupa nametag bercetakkan 'Adam'
"Ahh namamu Adam. Annyeong Adam-ah!"ucap Jisoo memainkan salah satu kaki anjing bernama Adam tersebut
"Chogio.."sapa seorang wanita dari belakang. Saat Jisoo akan berdiri membalikkan badan, tubuh menjulang menghalangi dirinya tak lain adalah Seokjin. Ia mengenali dari pakaian yang dikenakannya
"Tetap diposisimu"lirih Seokjin, Jisoo hanya menurut dan diam memeluk Adam yang terus menggonggong
"Aku ingin mengambil anjingku"tutur wanita bertopi hitam tersebut. Area matanya terhalang oleh topi yang dikenakan, membuat Seokjin tak dapat mengenali seseorang di hadapannya
Namun sejurus kemudian, alangkah terkejutnya Seokjin saat wanita tersebut mendongakkan kepalanya dan pandangan mereka beradu. Seokjin membeku ditempat, tangannya terkepal kuat. Hingga ia tidak menyadari calon istrinya yang mengguncangkan lengannya sedari tadi
Jisoo mengerutkan kening, ia penasaran akan seseorang dihadapan calon suaminya. Mencoba melihatnya dari balik tubuh menjulang yang menghalangi tubuh kecilnya, dan dengan sigap Seokjin menggeser tubuhnya. Entah mengapa Seokjin mengetahui pergerakannya, sedangkan ia -Seokjin- tidak melihat kebelangkang
"Anjingmu?"tanya Seokjin dingin. Raut wajahnya yang seperti biasa, datar
"Ne, itu anjingku"jawab wanita tersebut dengan senyuman yang tak pernah luntur sedari tadi
Lalu tangan kekar Seokjin terulur, meraih Adam dari pangkuan Jisoo dan memberikannya kepada seorang wanita dihadapannya dengan kasar
"Terima kasih...oppang"lirih wanita misterius tersebut, membukkan badan dan setelahnya pergi dari hadapan Seokjin
Saat kata 'oppang' terlontar dari mulut seorang wanita yang baru saja pergi beberapa waktu lalu, Seokjin hanya memikirkan satu nama. Jisoo. Apakah calon istrinya itu mendengarkan kata menggelikan tersebut dari mulut wanita yang bahkan tidak dikenali? Bagaimana jika ia melayangkan beberapa pertanyaan yang bahkan dirinya –Seokjin– pun tidak ingin menjawab dan membahasnya. Sekhawatir itu
"Oppang?"seru Jisoo, keningnya berkerut
Annyeong!
Next?Vomment Ne! Juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfiction'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...