Dreaming Of (Dream)

810 75 15
                                    

Jeju island, 21.00 KST

Mereka berdua telah mendarat sempurna di tempat tujuan, Pulau Jeju. Sesuai dengan rencana Seokjin yang akan berangkat malam hari. Setelah landing, mereka segera bergegas menuju hotel yang sebelumnya dipesan. Kali ini Jisoo tidak ditemani oleh manager-nimnya dan juga yeoja itu mengambil cuti sementara

Seokjin dan Jisoo mengambil 2 kamar. Semenjak kedatangan mereka di bandara, banyak penggemar dari Jisoo berbondong bondong datang menghampiri. Hingga saat Seokjin dan Jisoo sampai di pekarangan hotel, tak banyak paparazi diam-diam memotret aktivitas yang dilakukan.

"Sampai jumpa besok, Oppa!"ucap Jisoo ketika pintu kamar telah di hadapan mereka

"Eoh. Lobi, pukul 10. Arraseo?!"Seokjin masuk terlebih dulu ke dalam kamarnya. Kemudian Jisoo menyusul hal yang sama dengan menggeret kopernya

Ada banyak hal yang Jisoo ingin coba esok hari. Yeoja itu sangat excited hingga rasanya tak dapat tidur, tapi pada akhirnya ia tertidur setelah badannya terkapar di atas kasur.


•••


"Oppa, palli-wa!"Jisoo berjalan cepat setelah membeli tiket masuk menuju Maze Land

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Maze Land, salah satu wisata labirin di alam terbuka yang menjadi wishlist seorang Jisoo ketika di Jeju. Seokjin hanya mengekori istrinya itu. Hari ini, ia biarkan Jisoo yang menyusun rencana kemana akan pergi.

"Daebak! Aku tidak bisa menunggu lagi"gumam Jisoo saat sampai di pintu gerbang labirin

"Kau tidak masuk?"tanya Seokjin melihat istrinya itu hanya berdiam diri mematung

"Oppa. Bagaimana jika kita membuat kesepatan. Jika salah satu dari kita berhasil keluar dan membunyikan lonceng, dia akan mendapatkan apa saja dari Si kalah. Kau setuju? Ayolah, ini menyenangkan"jelas Jisoo berusaha meyakinkan ide yang tiba-tiba saja muncul dikepala jeniusnya. Seokjin menimang usulan istrinya itu

"Hm.. Geure, hal satu ini mungkin akan sangat menguntungkan bagiku"Seokjin rasa ia cukup mahir dalam mengambil setiap kesempatan yang ada

"Heol, Anda begitu percaya diri. Tuan Kim"puji Jisoo, tangannya terulur kepada Seokjin sebagai tanda 'setuju' diantara mereka

Seokjin menerima uluran dari Jisoo. Sementara, di dalam hati yeoja itu haus akan kata menang optimis dirinyalah Si pemenang tersebut. Jisoo rasa lelaki depannya ini dengan mudah dapat ia kalahkan. Setelah kesepakatan terbentuk, permainan dimulai. Jisoo masuk terlebih dahulu melalui lorong kanan yang diyakini sebagai pembawa keberuntungan baginya, sedangkan Seokjin lorong sebaliknya

Matahari semakin terik. Keringat membanjiri kaus yang dikenakan Jisoo, ditambah dengan lorong labirin yang tak kunjung menampakkan jalan keluar yang artinya yeoja itu tersesat. Benteng labirin yang terbuat dari pohon memblokir akses beberapa jalan yang Jisoo telusuri. Namun, ia tak menyerah begitu saja. Dan dentingan lonceng mengalihkan netra Jisoo. Disaat itu juga rasanya ia ingin lenyap dari muka bumi ini. Tak ada pilihan lain, selain menerima kenyataan

Sekian lama akhirnya pintu keluar berada di depan matanya, ia bernafas lega. Di ujung sana, Seokjin berada di dekat tiang lonceng sembari berkacak pinggang. Kemudian lelaki itu melambaikan tangannya kepada Jisoo

"Apa kabar, Jisoo-ssi?!"teriak Seokjin. Tangannya tak henti melambai di udara

"Sial."umpat yeoja itu yang untungnya tak dapat didengar oleh Seokjin

"Lihatlah! Ini yang kau sebut menyenangkan, bukan?"ejek Seokjin merentangkan kedua tangannya di udara, lalu hidungnya bergerak kembang kempis menghirup banyak oksigen

The MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang