"Kenapa memori itu berputar kembali?"gumamnya
Tubuhnya melemas seketika, berusaha bangkit agar tak terlalu larut dengan hal itu. Memutuskan melenggang keluar dari ruangannya dan pergi menuju dapur, ia butuh udara segar rasanya oksigen diruangannya seolah menipis dan membuatnya sesak. Sengaja tak memanggil OB, karna ingin bertemu seseorang disana
Sesampainya, diambang yang memisahkan dapur dengan lorong pandangannya melihat seorang lelaki paruh baya berkisar 40tahun membelakangi dirinya. Seokjin menebak jika lelaki tersebut tengah mencuci piring, terdengar dari gemercik air beradu dengan piring lalu dilakukan berulang kali. Seokjin menghampirinya berniat ingin membuat teh hangat sendiri
"Annyeong! Paman"sapa Seokjin. Lelaki yang ia sebut 'paman' tersebut menoleh dan mematikan keran
"Ahh, Ne. Seokjin-ssi"balas Paman tersebut, ia tidak menggunakan embel-embel Tuan ataupun yang lain saat diluar seperti saat ini. Itupun Seokjin yang meminta, akan terkesan aneh menurutnya
"Maaf mengganggu anda, Paman"ujar Seokjin, tangannya yang mengambil cangkir beserta piring kecil lalu disimpannya sebuah kantung berisi serbuk teh, tak lupa mendidihkan air menggunakan teko elektrik
"Ani, apa kau ingin membuat teh? Biar Paman saja, duduklah"saran Paman tersebut yang diangguki oleh Seokjin
Sembari menunggu air rebusan mendidih, entah mengapa bayangan kejadian beberapa saat yang lalu serta bayangan masa lalunya melintas dipikirannya
"Seokjin"seru Paman tersebut dengan tangan yang melambai-lambai di hadapan Seokjin
"Hm? Ahh, Ne. Paman?"tanya Seokjin bingung
"Apa kau tengah melamun?"tanya kembali Paman tersebut, merasa aneh dengan gerak-gerik Seokjin saat ini
"Tidak, Paman"jawab Seokjin meyakinkan bahwa semua baik-baik saja, berharap Paman tersebut tidak bertanya lebih dalam
"Eoh! Paman, bagaimana perkembangan cucu anda?"tanya Seokjin mengalihkan perhatian
"Ahh, cucuku baik-baik saja. Dia bertumbuh semakin besar dan gempal, jika aku gendong terkadang merengek ingin diturunkan"cerita Paman tersebut diakhiri dengan kekehan kecil mengingat cucu kesayangan bertingkah lucu menurutnya
"Wahh, jinjja? Tak terasa, kini anda telah menjadi seorang kakek"ujar Seokjin
"Ahh, kau bisa saja. Aku rasa, baru saja kemarin aku menggendong anak perempuanku hingga terlelap, tapi kini berbeda"lirih Paman tersebut merindukan masa dimana ia dapat menggendong pertama kali anaknya
Suara mesin terdengar dari arah teko elektrik, menghentikan dua orang lelaki yang sedari tadi berbincang. Paman tersebut mulai menuangkan air panas ke dalam cangkir yang berisikan kantung teh, mengaduknya hingga air berubah warna kecoklatan dan memberikannya kepada Seokjin
"Terima kasih, Paman. Maaf membuat perkerjaan mu terganggu"ujar Seokjin meraih cangkir bernampan piring kecil tersebut
"Gwenchana. Aku izin keluar, ada beberapa karyawan yang menginginkan sesuatu. Nikmati teh mu, Tuan"pamit Paman tersebut meninggalkan Seokjin yang tersisa di dapur
"Terima kasih dan jangan memanggilku Tuan, Paman"ujar Seokjin mengingatkan
"Ne"balas Paman tersebut dengan suara samar terdengar
Kedua sisi bibirnya terangkat, melihat tingkah laku lelaki paruh bayah tersebut yang. Seokjin mengambil cangkir berisi teh hangat lalu menyeruputnya pelan-pelan, seketika seluruh anggota badannya terrileks oleh teh yang ia minum. Tak ingin tinggal lama karna pekerjaan yang diperkirakan menumpuk, akhirnya Seokjin melangkahkan kaki menuju ruangannya sembari membawa secangkir teh
Suasana hatinya telah kembali normal hanya dengan meleguk secangkir teh. Tak butuh waktu lama untuk, ia telah memasuki ruang kerjanya. Berjalan mengarah televisi, menyalakannya dan terduduk di atas sofa. Teh yang ia bawa telah habis meluncur dari tenggorokannya, meraih IPad yang tergeletak di meja lalu memainkannya
Televisi dibiarkannya begitu saja, suara tv menggema hanya sebagai teman agar ruangan tidak terlalu hening. Sedangkan pandangannya, terlalu fokus pada benda ditangannya, memeriksa perkembangan saham perusahaan. Hingga suara seorang reporter berita, menjelaskan kabar yang membuat penglihatan serta pendengaran Seokjin mengalihkan sesaat pada IPadnya sedari tadi
'Seorang wanita tengah keluar dari mobil BMW hitam yang terparkir didepan gedung YG Ent, kemudian memasuki gedung tersebut. Apakah traini baru yang akan YG debutkan sebagai girlgrup nantinya? Profilnya masih dirahasiakan oleh pihak YG Ent. dan menjadi tanda tanya bagi kalangan banyak orang'
Awalnya ia menghiraukan berita baru tersebut, namun nalurinya mengarahkan agar ia mencari profil siapa yeoja tersebut, karena Seokjin penggemar dari salah satu idol besutan agensi YG Ent. Disaat yang bersamaan, pihak agensi telah mengumumkan profil dan beberapa gambar dari artis barunya tersebut di situs halaman pencarian Korea 'Naver'. Beberapa gambar yang tersaji memperlihatkan bahwa ia seorang model, terbukti dari bagaimana ia berpose
"Wae?!!"alis Seokjin mengkerut, terkejut melihat wajah dari artis tersebut. Ia begitu mengenali rupa dari model cantik itu, tak asing bagi penglihatannya
"Yak!! Kau"ia menghela napas kasar, tak habis pikir
"Tak disangka kau seorang model. Yeoja yang beberapa waktu lalu sempat akan tertabrak, kini menjadi seorang model"ucap Seokjin terheran
"Hah, aku yakin jika dia menyuap untuk mendapat apa yang ia mau. Tidak mungkin akan secepat ini, sedangkan dengan traini yang lain dibiarkan begitu saja. Dasar!"maki Seokjin memutar bola mata malas, ia muak dengan sebuah kelakuan seperti itu. Menyuap atau menyogok seseorang, agar mendapatkan apa yang diinginkan secepat mungkin tanpa melakukan proses dan kerja keras ekstra
"Tapi, kita lihat bagaimana dengan kedepannya. Kim Jisoo"lirih Seokjin menyunggingkan senyuman smirk, masih memandangi IPad yang kini berganti memperlihat sebuah profil beserta gambar, dengan sebelumnya layar IPad memunculkan sebuah grafik saham namun kini berbeda
Annyeong! Yeorobun
Next?Vomment Ne!, Juseyo

KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfiction'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...