I Thought We're Special

271 24 2
                                    

a week later

Dentuman alat makan timbul dari arah meja makan milik Pasutri yang sedang menikmati sarapan. Disela tengah menyantap makanan yang tersaji, entah mengapa pagi ini Jisoo sering melontarkan lelucon yang dapat membuat Seokjin terkekeh sejenak.

Ia berpikir jika yeoja di depannya ini dalam mood yang bagus, tapi jika ditelusuri lagi setiap hari yeoja itu selalu ceria jadi tak ada yang aneh dengan itu. Tapi, lelaki itu hanya merasa berbeda oleh sikap Jisoo pagi ini.

"Oppa, aku ingin memberikan sesuatu. Camkaman!"tutur Jisoo, Seokjin yang akan menyuapkan segumpal nasipun tak jadi dibuatnya

Pantat Jisoo yang tadinya akan meninggalkan meja makan, sontak terduduk kembali setelah berpikir dua kali untuk mengambilnya. Hal tersebut sukses membuat Seokjin bingung dengan tingkah laku Jisoo. Ia tak akan bertanya terlebih dulu, biarlah istri cantiknya yang menjelaskan.

"Nanti saja. Aku akan memberikannya saat Oppa pulang, aku senang jika Oppa penasaran dengan itu"ujar Jisoo tersenyum lebar hingga matanya nyaris hilang

Dan benar yang dikatakan Jisoo. Seokjin penasaran oleh apa yang akan dirinya dapatkan, hatinya tak sabar ingin cepat pulang atau jika bisa tidak pergi bekerja saja. Ia harus menunggu.

"Arraseo. Ini akan menyenangkan jika kau memberikan clue, bagaimana?"tawar Seokjin agar ia dapat segera menebaknya

"Itu.. ide yang tidak buruk, baiklah"

Tawarannya berhasil. Sudut bibir Seokjin terangkat.

"Cluenya adalah.."ucapan Jisoo tergantung, sedangkan Seokjin menunggu dengan antusias

"Tidak, ini tidak akan seru. Jadi, tunggulah"

Ucapan Jisoo membuat lelaki itu menghela nafas. Senyuman yang terukir sebelumnya kini menekuk dalam-dalam. Seokjin lantas menghabiskan nasi yang tersisa di mangkuknya. Yeoja yang berada didepannya terkekeh pelan oleh sikap Seokjin. Ia ingin membuat kejutan yang tak terlupakan dan selalu dikenang.

Setelah menyantap sarapan, Seokjin pamit untuk pergi menuju kantornya. Tak lupa kecupan ringan mendarat di kening dan.. bibir yang hampir memakan banyak waktu, yeoja itu menarik tengkuknya menyudahi permainan lidah yang panas tersebut. Hari ini berat rasanya bagi Jisoo melepaskan suaminya untuk bekerja. Ia ingin menghabiskan sisa waktunya bersama Seokjin seperti kemarin.

Lambaian tangan dari luar mengisyaratkan sebagai tanda perpisahan di pagi hari, seperti biasanya. Perlahan mobil yang dikendarai Seokjin mengecil dari penglihatan Jisoo. Lantas, yeoja itu kembali masuk ke dalam rumah yang senantiasa hening. Beberapa menit kemudian, sebuah pesan masuk dari ponsel milik Jisoo. Dirogohnya ponsel berlogo apel di dalam saku celananya.

"Solbin-ssi?"gumam yeoja itu sembari mengecek pesan apa yang dikirim Solbin baru saja.

'Annyeong, Jisoo-ssi. Bagaimana kabarmu? Syukurlah jika baik. Apakah jam tanganku ada padamu?'-Solbin

Kening Jisoo mengerut. Sejenak yeoja itu mengingat jam tangan yang dimaksud,

'Ahh jam tangan. Aku masih menyimpannya, akan aku antarkan siang nanti"-Jisoo

'Gwenchana biar aku yang mengambilnya ke rumah mu. Apa tak masalah?'-Solbin

'Ani Ani, rumahku selalu terbuka untukmu Solbin-ssi"-Jisoo

'Gomawo, Jisoo-ssi'-Solbin

'Ne..'-Jisoo

Yeoja itu menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan tergesa-gesa. Ia ingin pergi berbelanja ke salah satu Department Store sebelum kedatangan tamu ke rumahnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang