Kedatangan Jisoo ke gedung dimana dirinya memulai segala karier hingga pencapaian saat ini di sambut dengan suara riuh tepuk tangan oleh para staf maupun karyawan yang ada di sana. Yeoja itu bersyukur di kelilingi orang-orang yang baik dan support terhadap dirinya
Ucapan 'selamat' tak henti terdengar kala Jisoo ternganga kaget. Pikiran Jisoo berkelana akan pernikahan ini, seharusnya mereka tidak merayakan hal ini, mereka terlalu baik bagi Jisoo untuk di bohongi.
Di ruang make up, Jisoo seorang diri saat ini. Ia termenung menatap pantulan dirinya pada cermin dalam diam. Bagaimanapun ini semua keputusan dirinya dan mau tak mau menanggung resiko yang di dapat. Pastinya ia dapat melalui dan mengakhirinya, bukan?
Ketukan pintu membuat Jisoo terhenyak sesaat. Daun pintu menganga, menyuguhkan pemandangan bunga cantik lebih tepatnya sebuket bunga menutupi seseorang dibelakangnya. Kening Jisoo mengkerut, namun saat melihat sepatu khas vintage yang di kenakan Si Pengirim bunga sangat tidak asing bagi yeoja itu
"Aku tidak terkejut, Sunbae. Sepatumu terlalu mencolok"seru Jisoo meledek, sedangkan Si Pengirim hanya pasrah mendengarnya dan berlalu masuk
"Yak! Seharusnya kau seolah-olah terkejut. Aku ingin membuat kejutan seperti yang lain"Junwoo, Si Pengirim buket yang tengah mengoceh karena rencananya gagal
"Mianhae, Sunbae. Bunga-bunga cantik ini sudah cukup membuatku terkejut, kau tahu?!"Jisoo meraih buket tersebut dan- tunggu peony? Jenis bunga yang sama pemberian Seokjin tempo lalu. Apakah ini sebuah kebetulan? Pikir yeoja itu
"Baiklah. Lain kali aku akan membuat kejutan yang lebih besar di hidupmu"ujar JunWoo. Namun, tidak ada sahutan setelah ia berbicara. Dilihatnya Jisoo yang tengah memandangi bunga pemberiannya dengan tatapan kosong
"Apa.. kau tidak menyukainya? Jisoo-ssi?!"lanjut JunWoo, tangannya terulur menepuk pelan pundak yeoja di hadapannya
"Eoh? Ani. Aku hanya.. sedikit mengantuk. Ya, mengantuk"bohong Jisoo berusaha meyakinkan JunWoo yang tampak khawatir
"Istirahatlah. Pemotretan dimulai 30 menit lagi. Dan, malam ini aku ingin kau datang ke acara makan malam di rumah ku. Ya.. untuk merayakan ulang tahun Eommaku. Tentunya kau datang dengan Suamimu, bukan?"nada bicara JunWoo di akhir kalimat terdengar kikuk, itu membuat Jisoo tidak nyaman
"Seokjin Oppa? Tentu, tentu aku akan datang bersamanya"Jisoo merasa canggung jika sudah membahas Seokjin di hadapan JunWoo
"Baiklah. Ahh, aku hampir melupakannya. Selamat atas pernikahanmu"tungkai JunWoo melangkah pergi tanpa menunggu Jisoo membuka mulutnya untuk berbicara
Dan, sekarang yeoja itu harus menghubungi suaminya agar datang bersamanya malam ini
•••
petang hari sebelum acara
"Tidak. Aku tidak akan datang"jawab Seokjin. Pendiriannya sudah tegas dan tidak dapat dibantah
"Jebal, aku janji ini hanya sebentar. Kita harus menghormati ajakan seseorang"Jisoo beberapa kali berusaha agar Seokjin luluh dengan ajakannya
"Dan sekarang kau mengguruiku?"Seokjin tak terima merasa di gurui oleh istrinya
Situasi semakin runyam. Ribuan rayuan Jisoo lontarkan, mungkin hampir memakan setengah jam semenjak kedatangan Seokjin yang tiba-tiba disambut dengan pertanyaan yang membuatnya malas dari istrinya itu
"Tidak! Aku hanya mengingatkan, hanya itu"bantah Jisoo. Kini tatapan mereka saling menghunus satu sama lain
Hingga suara knop pintu terbuka mengalihkan perhatian Pasutri itu. Jungkook dengan koper hitam kecilnya tengah berdiri, nampak telah siap akan pergi dari tempat dimana dirinya pijak. Mereka melupakan kehadiran Jungkook di rumah ini. Hening. Suara-suara yang awalnya saling bersahutan kini hilang seolah ditelan bumi
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfic'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...