'Bagaimana nasib ku kedepan?'batin Jisoo, membalikkan badan memasuki gedung YG Ent.
Hingga langkah kakinya terhenti dengan sosok tak jauh dari penglihatannya. Dua orang staf wanita tengah berdiri mematung, terkejut akan apa yang mereka lihat. Sontak, Jisoo menghampiri staf tersebut untuk membenarkan apa yang mereka lihat sebelumnya
"Anyyeong-haseyo"sapa Jisoo memulai, yang dibalas dengan bungkukkan badan
"Untuk apa yang kalian lihat sebelumnya, tidak seperti yang kalian pikirkan. Kami hanya teman. Mohon pengertiannya!"jelas Jisoo membungkukkan badan, semoga mereka mengerti. Karna ia ingin menunggu waktu yang pas untuk menjelaskan semuanya, sementara waktu ia sembunyikan terlebih dulu
Disaat salah satu staf akan membuka suara, terdengar langkah kaki ringan mendekati. Tepatnya dari arah belakang dimana kini Jisoo berdiri, ia membalikkan badan. Wajah dengan rahang tegas kini terpampang jelas dihadapannya, meski ia harus mendongakkan kepala
'Ya Tuhan'batin Jisoo mengeluh
"Eoh! Jisoo-ssi. Mengapa kau tidak masuk segera?"ucap JunWoo menunjuk arah pintu masuk menggunakan dagunya
"Ahh. Ak-aku tengah berbincang ringan bersama-"jawab Jisoo terpotong oleh JunWoo yang angkat bicara
"Hm? Berbincang? Kau mengobrol dengan angin?"ujar JunWoo menahan tawanya yang akan pecah. Thats not funny. Tapi menurutnya itu lucu, lucu akan tingkah Jisoo yang kaku melihat dirinya tiba-tiba datang
"Hah?"Jisoo memutar kepalanya. Tidak ada siapapun kini. Lalu, dimana kedua staf wanita tadi? Jisoo membatin. Ia tidak mendengar sama sekali suara deru langkah menjauh
"Sudahlah jangan terlalu memikirkan pertanyaan ku. Kajja!"ajak JunWoo mendahului, sedangkan Jisoo tertunduk lemas menatap sepatunya. Tak ingin beranjak dari tempatnya berpijak
"Jisoo. Kajja! Apa kau tidak ingin Ice Americano ini?"tanya JunWoo menenteng atas-atas sebuah tempat beberapa cup berisikan ice americano. Melihatnya, Jisoo hanya bisa tersenyum dan berjalan gontai menghampiri JunWoo yang menunggunya
'Semoga kau baik-baik saja'batin JunWoo mendoakan
Sesampainya, seluruh staf melakukan pekerjaan seperti biasanya. Jisoo bersyukur dalam hati, hanya kedua staf wanita tadi yang mengetahuinya. JunWoo? Nama itu terbesit dibatinnya. Bagaimana jika ia mendengar sedikit pembicaraan tadi, atau kemungkinan besar melihat hal serupa? Jisoo bisa gila jika terus memikirkan ini seorang diri sedangkan Seokjin hanya diam seribu kata. Sebuah cup ice americano mendarat ditangannya. Dingin. Ia tidak menyadari jika JunWoo memberikannya secara langsung tanpa berbicara apa pun dan pergi begitu saja sebelum Jisoo mengucapkan terima kasih
Dan Jisoo melakukan hal yang sama, pergi menuju ruang make up, pemotretan, lalu pulang. Itu lah kegiatan rutin seorang Kim Jisoo. Namun, suara familiar menyerukan namanya dari ujung lorong yang menghubungkan tempat pengambilan gambar. Tak lain DaeSang, menyuruhnya untuk membututi dari belakang. Awalnya Jisoo ragu, tapi tatapan berbeda Daesanglah yang membuat takut
Ditengah langka demi langkahnya mengikuti DaeSang, batin Jisoo berasumsi jika Hyunsuk mengetahui perjodohan yang ia terima hingga ke pernikahan dirinya dan Seokjin. Tapi siapa yang memberitahu itu semua, tidak mungkin Seokjin, Appa, Eomma? Ahh itu semua terus berkecamuk dalam pikirannya. Ia hanya dapat berdoa dan berdoa, sesekali bibirnya berkomat-kamit merapalkan doa
Sedari tadi Jisoo tidak sadar, kemana DaeSang membawanya. Entah kenapa pikirannya sesalu tertuju pada perjodohan itu, hingga suara lift terbuka terpampang dihadapannya, lalu memasuki lift sebelum DaeSang. DaeSang menekan tombol lantai 3 dan lift bergerak naik. Hening. Itulah yang terjadi, Jisoo ingin membuka mulut menanyakan perihal kemana ia akan pergi namun terhenti oleh lift yang kembali terbuka. DaeSang melangkah keluar disusul oleh Jisoo
'Tunggu, apa mereka tahu?'batin Jisoo resah
Kini ia tahu kemana DaeSang membawanya pergi, Ruang Meeting. Dimana ruangan yang sering mereka -staf termasuk artis dan Hyunsuk- mendiskusikan suatu hal seperti konsep MV bagi artisnya maupun yang tengah diperdebatkan mereka tuntaskan diruangan tersebut. Telapak tangan Jisoo mulai berkeringat, dirinya pasrah akan keputusan yang diberikan agensi bila mana skandal perjodohannya terkuak
Memasuki ruangan tersebut, beberapa orang menghadiri entah apa yang akan mereka bahas bersama dirinya. Berdiri membungkuk ketika Jisoo dan DaeSang memasuki ruangan lalu terduduk kembali. Suasana disini terasa mencekam dan.. tegang. Disisi lain Jisoo terduduk lemas dengan kepala tertunduk, salah seorang menghampiri dirinya sembari meletakkan IPad. Jisoo mengedarkan tatapannya sekilas, semua orang menatapnya intens. Pandangannya kembali kepada IPad tersebut menampakkan seorang wanita dengan balutan dress yang sepertinya ia kenali karena gambar melihatkan dari arah jauh sehingga sulit untuk mengenali dan seorang pria yang berada di belakang wanita tersebut rasa-rasanya ia mengenalinya. Ia terus memicingkan mata, suasana tengah malam hari dan...
'Aigoo'gumam Jisoo menutup mulut, matanya membulat setelah mengetahui siapa yeoja dan namja tersebut. Ia menslide IPad, dan menampakkan kembali wanita dengan dress sama yang diyakini itu adalah dirinya dan Seokjin saat tengah makan malam bersama untuk pertama kalinya. Jika gambar pertama menampilkan ia dam Seokjin yang berjalan tidak beriringan dipekarangan restoran, untuk gambar kedua menampilkan Seokjin tak lupa orang tuanya yang memasuki seuah ruangan VIP dan disusul oleh keluarganya yang memasuki. Kedua gambar di sandingkan dalam satu foto. Tempat yang mirip sekali dan suasananya
"Apa kau bisa menjelaskannya Jisoo-ssi?"tegas Hyunsuk membuat suasana semakin tegang. Jisoo menatap Hyunsuk, jarinya memilin-milin rok dibawah sana
'Tidak. Waktu yang tidak tepat'batin Jisoo gelisah
"Ak-aku-"
Ckelk-
Ucapan Jisoo terpotong oleh suara decitan pintu terbuka, menampakkan seorang pria tengah berdiri tegap lalu membungkukkan badannya. Tepat dibelakangnya berdiri pula dua orang staf lelaki. Jisoo menoleh begitupun dengan semua orang, ia membulatkan mata terkejut akan tamu yang tiba-tiba datang ditengah rapat introgasi berlangsung. Tak lain Seokjin. Jisoo membuang muka, setelah manik mata mereka saling beradu pandang
"Maaf atas kedatangannya. Aku akan menjelaskan ini semua. Mohon kerja samanya"tutur Seokjin membungkukkan badan kembali
Jisoo menghela napas kini hatinya tak karuan seperti sebelumnya, akhirnya Seokjin mengerti dan tidak tinggal diam. Terbesit di pikirannya bagaimana ia datang begitu pas dan siapa yang memberitahu dirinya, namun pertanyaan itu seolah tenggelam dalam rasa senang. Ia kembali menatap Seokjin yang tetap dalam posisinya, memberikan sebuah senyuman kecil. Awalnya Seokjin nampak ragu akan membalas, namun sepersekian detik ia membalasnya dengan senyuman tipis walaupun sesaat dan kembali menunjukkan tampang coolnya
Didalam sana, semua akan terselesaikan sudah apa yang Jisoo maupun Seokjin selalu pikirkan. Yah... sebenarnya Jisoo seorang yang lebih khawatir. Bagaimana tidak, ia seorang publik figure, memiliki banyak penggemar pastinya. Dipastikan pula jika perjodohannya terpublish publik, akan banyak sekali hujatan kekecewaan namun tak sedikit pula yang memberikan ucapan selamat. Toh, artispun manusia yang bebas menentukan pilihannya
Anyyeong!
Next?Vomment Ne! Juseyo
![](https://img.wattpad.com/cover/161066290-288-k113526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The M
Fanfiction'i say happy, dream, and.. love" -Kim Jisoo' Perjodohan yang direncanakan kedua orang tua membuat mereka bertemu. Namun keputusan ditangan mereka. Akankah mereka dapat menerimanya? Seokjin dengan hati bekunya akan luluh oleh perilaku seorang Jisoo...