16. nelen ludah sendiri

38 8 0
                                    

Lavanya mempercepat langkahnya saat merasa Ganesh mengikutinya dari belakang, hingga tanpa sadar ternyata di depannya terdapat tembok

"Lavanya! "

"Ap-AKH! " teriak lavanya saat badannya menubruk tembok, buat malu aja!

"Ih sakit! " Keselnya seraya mengelus keningnya yang ke jedot dinding

Ganesh menarik tangan lavanya dari keningnya, lalu meniup pelan kening yang sedikit benjol itu "mangkanya kalau jalan hati-hati" Ucapnya lalu mengusap pelan kepala lavanya

"Ada setan yang ngejer tadi! "

"Hah? Bukannya kamu setannya? "

"Dih bacot banget nih raja iblis, udah lah males, ngambek! " Keselnya lalu pergi meninggalkan Ganesh begitu saja seraya menghentakkan kakinya keras.

-----
"Ya ampun nya, lo gak papa kan? Sorry yah gua gak bisa jenguk lo kemaren, ya lo tau sendiri lah" Cerocos dira, entah ilang kemana sifat cuek wanita itu untuk sekarang

"Gak papa, gua kan kuat, gitu doang mah udah biasa" Yakin lavanya lalu duduk di bangkunya, tak lama Ganesh ikut mendudukkan bokongnya di kursi sebelah lavanya

"Dulu juga pernah? " Tanya Ganesh dingin tanpa menatap lavanya

"Apanya?! " Ngegas lavanya, jangan lupakan wanita itu sedang ngambek dengan lelaki yang duduk di sebelah nya

"Ya itu" Jawab Ganesh acuh, karna dia tau lavanya pasti mengerti arah pembicaraan mereka

"Oh" Jawab lavanya acuh, dasar gak nyambung!

Dira yang melihat itu hanya nampak acuh lalu duduk di bangkunya kembali karna malas mendengarkan perdebatan dua manusia aneh itu

"Gua serius nya! " Tuntut Ganesh mulai serius

"Ya udah nikahin dong kalau serius" Gumam lavanya ngelantur

"Mau? " Kan! Kan! Malah bahas yang lain lagi! Huh!

"Apanya? "

"Tadi? "

"Gak! "

"Serius? Padahal enak loh" Bisik Ganesh

"Enak apaan? " Tanya lavanya polos

"Nasi kucing campur bakwan" Timpal gala

"Terus minumnya teh manis" Tambah gyan ikit-ikutan

"Sambil liat bi uneh" Bi uneh adalah istri penjaga sekolah yang kebetulan badannya kayak gitar sepanyol

"Astaghfirullah garvin, nyebut, gak boleh gitu dosa.. Besok kalau mau ngeliat ajak-ajak" Ucap gala yang berakhir bisik-bisik tetangga

"Ganggu aja! " Ketus Ganesh

"Dih, dunia serasa milik berdua, kita bercan--" Nyanyi gala terpotong

"Kening lo kenapa? " Tanya Gasendra

Lavanya menyengir "hihihi biasalah, trand baru"

"Trand bapak lo! Nyium tembok aja, sok iya" Bongkar gala

"Gala gua jait yah mulut lo, gak banget lo jadi temen! " Kesel lavanya

"Aduh aku keceplosan" Drama gala

"Berisik, pada duduk aja bisa gak sih! " Kesel Ganesh "TBL.. TBL.. TBL.. Takut banget lohhh! "
Mereka semua kembali ketempat duduk mereka masing-masing

------
Lavanya menghentikan langkah nya, dira yang menyadari langkah sahabatnya terhenti ikut menghentikan langkahnya dan menatap lavanya bingung "ngapa? " Tanya yang tak di balas oleh lavanya

Wanita itu berkacak pinggang lalu memutar badannya menghadap ke belakang seraya melotot

"Ganesh! Ngapain sih" Rasa kesel lavanya bertambah, apa lagi ini? Setelah insiden tadi pagi yang menyebalkan, sekarang lelaki itu berulah kembali

Lelaki yang pura-pura sibuk itu menatap lavanya datar "apa? "

"Ngapain sih! Ngikutin mulu! "

"Gak! "

"Terus tadi ngapain? "

"Ke kantin"

"Ya terus kamu ngapain sekarang masih disini? "

"Emang kenapa? "

Lavanya menatap Ganesh kesal, kenapa hari ini lelaki itu sangat menyebalkan?
"Tau lah! " Final lavanya setelah itu melanjutkan kembali langkahnya yang terhenti

Lagi, lagi, dan lagi, Ganesh mengikuti langkah lavanya dari belakang "pengen gua gorok tuh kepala! " Batin lavanya geram, tanpa sadar di mencengkram tangan dira kuat

"Sakit nya! " Kesel dira melepas gandengan mereka "hehe sorry gak sengaja"

Dan dengan cepat, untuk kedua kalinya lavanya menghampiri Ganesh "ngapain sih ngikutin mulu dari tadi! "

"Gak! " Elak Ganesh

"enggak apa? Udah jelas-jelas ngikutin!, Ganesh kan udah di bilang kalau di sekolah jangan terlalu deket, kamu mah enak gak ada dampak sama sekali, lah aku?" Lavanya mengungkapkan semua unek-unek nya

Ganesh menarik tangan lavanya, menuju tempat yang sepi. Dan di sini lah mereka sekarang, taman

"Ngapain sih di sini?! "

"Karna itu.. "

"Karna itu aku takut buat gak selalu deket sama kamu terus di sekolah, aku takut kejadian kemaren keulang lagi, aku takut aku gagal jagain kamu untuk kedua kalinya, di sekolah ini banyak yang gak suka sama kamu, dan kalau kamu gak sama aku bisa aja mereka ngelabrak kamu, banyak orang jahat di dunia ini nya" Ungkap Ganesh panjang lebar, menatap manik mata lavanya dalam

"Maaf kalau kamu risih"

"Maaf, aku gak ngertiin kamu nes, aku egois, tapi... " Ucap lavanya terhenti, Ganesh menatap lavanya bingung

"Tapi apa? "

"Tapi kemaren kamu sendiri yang ngomong gini nes 'Lo pikir gua juga mau ngikutin lo kemana-mana terus kayak cowok-cowok bucin gitu?'"

"Kapan? " Tanya Ganesh, entah pura-pura lupa, atau benar-benar lupa

"Cih pura-pura lupa" Ledek lavanya

"Emang yah nelen ludah sendiri itu enak, ahahaha"

"Ck.. Ini beda konsep! "

"Beda gimana? Tadi kamu ngikutin aku, ciee termaksud cowok bucin, hahaha" Ledek lavanya menjadi-jadi

"Diem! Siapa juga yang bucin! "

"Ahaha iya deh, bang ocitnya lavanya gak bucin" Lavanya menoel dagu Ganesh

"Lavanya!"

"Udah lah sinting! " Kesel Ganesh meninggalkan lavanya

"Dih ngambekan! GANESH TUNGGUIN, NANTI ADA YANG JAHATIN AKU, TADI BILANG MAU JAGAIN! " Lavanya mengejar Ganesh

---------

Tbc

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang