18.anak

29 7 0
                                    

"Yah, besok anesh berangkat sekolah bareng ayah ya?"

"Soalnya anesh kadang malu di bilang temen-temen gak punya orang tua" ucapnya pelan, menunduk takut. Takut ayahnya kembali marah dan membenci nya

"Huft, nyusahin, ayah gak janji, kalau bisa ayah anter, kalau gak, kayak biasa kamu pergi sendiri" ucap lelaki dewasa itu tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di depannya

"Yey!! Sayangg ayah banyak-banyak"teriak ganesh bahagia, tanpa sadar ia memeluk kaki jenjang ayahnya dengan erat

Ia pikir bahagia akan terus datang, bukan hanya menyapa, lalu pergi

-----

Hari ini anak 9 tahun itu terus bersenandung bahagia, ia nampak sangat bersemangat untuk berangkat sekolah, beda dari sebelum-sebelumnya

"Bik himaaa, tau gak anesh mau dianterin sama ayah berangkat sekolah, anesh gak bakal di bilang sama orang-orang anak gak ada orang tua lagi, anesh seneng banget!!" Ceritanya menggebu

Bik hima tersenyum tulus, menatap pedih anak majikannya " den anesh mau berangkat sekolahkan? Yuk"

Ganesh mengerutkan dahinya bingung " anesh mau sama ayah "

Bik hima menyamakan dirinya, agar sama seperti ganesh " den anesh ayah udah ke kantor dari pagi tadi, aden biar bibik yang anter yah?"

Muka ganesh yang tadinya semangat kini kembali lesu, kini ia harus kembali mendengar cacian orang lain lagi

"Anesh gak mau sekolah bik" ucapnya pelan

"Loh aden gak mau pinter, kan kata ayah kalau mau di sayang harus jadi anak pinter"bujuk bik hima

"Nanti kalau anak pinter ini sekolah bibik kasih kado dehh"

"Bibik kasih kado apa?"

"Emmm... Jalan-jalan sore gimana?"

" Mauu!!"

-----

"Kamu ngelamunin apa?"tamya lavanya saat melihat ganesh menatap kosong anak kecil yang sedang tertawa bahagia bermain di taman

"Kadang kamu iri gak sih nya?"

"Iri? Iri apa?"

" Iri sama orang lain yang punya keluarga, bukan keluarga lengkap, tapi keluarga hangat, keluarga tempat pulang paling nyaman, bukan bangunannya"

"Hm kadang pengen juga ngerasaain, di peluk mamah, dianter jemput sama papah, curhat banyak sama mamah, tapi aku harus bersyukur nesh, mungkin allah mau aku nanti jadi ibu yang baik buat anak-anak aku, biar mereka gak ngerasain hal yang sama kayak aku"

"Ya udah ayok" ucap ganesh membuat lavanya bingung

" Ayok apaan?"

" Ayok buat anak, buat rumah kita"

Plakk

Reflek lavanya memukul bahu ganesh " kamu kalau ngomong dikit suka gak mikir deh"

"Aku serius!"

" Ganesh! Minta di gebuk kepalanya sampe bunyi dug" kesal lavanya

"Nya aku juga mau punya mamah"lirih ganesh saat tanpa sadar melihat anak kecil menangis di gendongan ibunya

Lavanya tersenyum, perlahan mendekap tubuh kekar itu " cup cup anak baik, sini sama bunda"canda lavanya

Ganesh membalas dan mengeratkan pelukan itu " pelukan kamu nyaman dan selalu hangat"

"Udah ah malu nesh"

Ganesh menggeleng kan kepalanya, enggan melepaskan sang terkasih, seolah tak bisa lain waktu ia rengkuh

"Kamu itu pengen banget aku iket, terus aku bawa kemana-mana" gemas ganesh

"Kamu kira aku anjing!"

"Lumayan mirip sih"

"Dih, sorry to say aku cantik, yang ada mirip kamu"

"Iya nanti anak kita mirip aku"jawab ganesh nyeleneh

"Tau ah aku budek, gak denger"

"Hahaha lucu banget sih pacar aku" ganesh menyolek hidung lavanya

"Pegang-pegang bayar 10M"

" Aku bayar kecupan aja boleh gak?"

"Dih itu enak di kamu, rugi di aku!"

" Enak di kita sih yang bener" ganesh mengecup pucuk dahi lavanya

" I love you"

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang