17. sayang

40 7 0
                                    

Ganesh membuka kenop pintu kamarnya. Sepi, kemana gadisnya?

"Nya"panggil ganesh

Seketika dia mengingat kejadian hilangnya lavanya kemaren

"Sayang!"

"Aduh mana sih!" Kesal ganesh

Tanpa pikir panjang lelaki itu membuka pintu kamar lavanya, menjelajahi setiap inci kamar itu, namun nihil, orang yang di cari tak ada di tempat

Dengan bodohnya lelaki itu mencari lavanya di dalam lemari, mengeluarkan semua baju yang ada di sana

"GANESH!!" Teriak melengking mengagetkan ganesh

"Sayang" lirihnya "nya abis dari mana?" Ganesh memutar-mutar kan badan lavanya

"Ck pusing!"

"Kamu tuh bisa gak sih jangan ngacak kayak gitu! Capek tau beresin nya"

"Aku nyari kamu"

"Nyari aku gak di dalam lemari, sampai ngeluarin baju-baju segala"

"Maaf, aku yang beresin ya"

"Iya lah, masa aku, kamu yang berantakin"

"Aku mau masak dulu nesh, kamu beresin yang rapi"

Sebelum lavanya benar-benar pergi ganesh mencengkeram lengan lavanya

"Kenapa lagi sihhh?"

"Hug"

"Dih malu, dulu-dulu aja sok cool, marah kalau aku pegang, kenapa sekarang minta peluk?"

Ganesh menatap mata lavanya, lalu badannya perlahan mendekat "karna itu kamu, cuman kamu, dan hanya kamu yang boleh pegang aku"bisiknya

Tubuh lavanya menegang, setelah itu ganesh merengkuh badan mungil itu kedalam dekapannya, mencari rasa nyaman

"Kamu milik aku"

Cup

Setelah memberi kecupan di puncak kepala lavanya gamesh bergegas membereskan pakaian yang tadi ia berantakin

"Hahaha... Napas ay"ledek ganesh yang melihat lavanya masih membeku

Perlahan kesadaran lavanya terkumpul, jantungnya berdebar sangat kencang

Dengan kikuk ia melangkah keluar dari kamar

Ganesh yang melihatnya hanya bisa cekikikan, lucu

Bukk

"Aww!!" Teriak lavanya

"Nya!"

"Sayang kenapa?" Teriak ganesh khawatir lalu bergegas menghampiri asal suara

"Hehehe, temboknya jalan, kemaren gak ada tembok di sini" cengir lavanya seraya mengusap kepalanya yang nyeri

Ganesh membantu lavanya bangun, memapahnya ke sofa

"Aku ambilin p3k dulu yah"

Setelah benda itu fi tangan ganesh perlahan mendekat, membantu mengolesi obat agar tidak benjol

"Masih sakit?" Pertanyaan itu hanya di jawab anggukan oleh sang puan

Ganesh mendekat kan kepalanya ke kening lavanya

"Padahal baru aja dapet sun, eh malah mau benjol" ucap ganesh, kedua tangannya tak lepas dari kedua pipi lavanya, mengelus halus pipi tersebut

Perlahan ia meniup kening yang kemerahan itu, membuat rasa pedih perlahan berganti dengan rasa dingin

"Kamu bucin"cicit lavanya

Tiupan itu terhenti, perlahan wajah itu sedikit menurun, mensejajarkan dengan lawannya

"Sama kamu ini"

"Siapa sih yang ngajarin?"

Ganesh perlahan menuntun tangan lavanya agar menyentuh dadanya " nurani aku, karna kamu spesial udah sepantasnya dapat yang terbaik"

Alia memeluk tubuh ganesh erat

"Jangan pergi yah nesh, aku gak punya siapa-siapa selain kamu"

Ganesh membalas pelukan itu "kita saling melengkapi yah? Sama seperti ikatan ionik, saling melengkapi untuk jadi stabil"

"Melepaskan yang buruk, dan tangkap yang baik, jangan jadi pribadi yang baik sendiri, ajak aku juga yah, agar saling stabil"

"Aku gak ngerti itu" lirihnya pelan

"Kimia buat pusing, banyak banget titik-titik"

"Hahaha... Kimia itu pelajaran enak, kalau kita ngerti rumus"ganesh membenarkan anak rambut lavanya yang berantakan

"Nya" panggil ganesh setelah lumayan lama terdiam

"Kamu cantik"

"Dih, kamu hari ini kenapa sih nesh? Takut"

"Haha aku ngomong kenyataan, apa pun kejadian kedepannya nanti tetep sama aku terus yah?"

"Iya, tatap gandeng tangan aku kayak gini yah sayangg" lavanya menggenggam tangan ganesh kuat

"Aku sayang, bahkan sangat sama kumu"

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang