39. selamat ulang tahun

22 4 0
                                    

GANENDRA

Garvin
Kue udah ada di gua, kita ketemu di bescamp aja

Tifal
Gua udah beli banyak pizza

Gyan
Gua bawa susu beruang dari pada kobam

Gasendra
Oke semua kumpul di bescamp sekarang

------

Kini semua anggota ganendra turut hadir di bescamp
Bescamp yang sudah hampir 2 Minggu tak mereka singgahi, tempat dengan seribu kenangan dan tawa, kini sudah seharusnya tawa itu kembali terdengar, walau tak lagi senyaring waktu itu

kue ulang tahun bergambar alam bebas yang terdapat satu gagak yang sedang terbang bebas di langit yang luas, dan lilin berangka 18 ikut hadir memeriahkan ulang tahun sang tim tempur

Walau kini ia tak lagi panjang umur,
Walau ia yang di damba tak lagi berada

"Selamat bertambah usia tim tempur, selamat melegenda, abadi di hati kami semua"

Kobaran api itu padam, menyisakan asap kecil, tak meriah, karna sang empu tak ada

Nyatanya delapan belas tak akan pernah ada, ia berhenti di 17 nya kemarin

"Selamat terbang bebas bang"

"Kita ngerayain ulang tahun seharusnya bahagia kenapa malah sedih?" Ucap garvin berusaha mencairkan suasana

"Kalau orangnya masih ada gak bakal sedih"ucap gyan

"Kalau masih ada gua takut sih bang, soalnya gak mungkin" canda tifal, menepuk punggung gyan

"Yuk makan" ajak ganesh, memberikan pisau kue kepada gyan "potong"

"Abis makan-makan kita yasinan bareng-bareng"ucap gasendra

"Abis itu gua mau balik"ucap gyan seraya membagikan potongan kue

"Ngapain?" Tanya ganesh

"Siapa tau abang mau rayain ulang tahun bareng-bareng di rumah"

"Gyan, jangan berlarut-larut" ingat ganesh

"Haha... Lo semua gak bakal tau rasanya kalau belum ngerasain hal yang sama" lirih gyan

"Kenapa harus abang gua? Padahal dia cuman tim tempur, kenapa gak gasendra yang udah jelas ketua, kenapa gak ganesh yang wakilnya, kenapa gak garvin yang punya otot yang gede, kenapa gak gua yang jadi dalang dari semua taktik?, Kenapa harus dia?" Tanya gyan menggebu

"Bang udah"ucap tifal memeluk gyan

"Gua benci banget sumpah, kenapa rasanya gak adil, haha... Anjing hidup sebecanda ini anjing!"

"Udah yah gyan,gak ada gunanya juga lo kayak gini, sekarang semua udah selesai, kita harus ikhlas, jangan lagi ada dendam" ucap gasendra

"Gua gak mau ikhlas sen!, Susah, sakit, sekarang sepi, keluarga gua ancur anjing!"

"Gua gak siap, cuman semalem sen, cuman persekian menit, bahagia yang gua punya hancur, bahagia yang udah keluarga gua pupuk dari lama, sekarang harus gugur"

"Tiap malem gua cuman bisa denger nyokap nangis sambil teriak-teriak manggil gala, semuanya semakin sakit, hangatnya keluarga gua pudar!"

"Gua juga mau ikut mati aja anjing!"

"Gyan!" Tegur garvin, "lo gak boleh ngomong gitu, semuanya butuh proses, kalau lo mati, nyokap lo gimana?, Bokap lo gak sekuat keliatannya, gua tau keluarga lo hebat, jadi kembali saling dekap yah?" Sambungnya

"Lo gak mau cabut dari kita-kita kan bang?" Tanya tifal ragu

Gyan menatap semua anggota ganendra yang sedang menatapnya pilu "gua juga selalu anggap kalian keluarga gua, gua butuh kalian sama kayak kalian butuh kita satu sama lain, bantu gua kembali kuat"

"Anjing gua nangis, gila kita makin dewasa, walau dewasa sakit banget anjing!" Ucap bimo salah satu anggota ganendra, lelaki itu sudah menangis sedari tadi

"Udah sedih-sedihan nya, ayok kembali menata yang kemarin hancur"ucap gasendra

-----

Kini kediaman keluarga purnama sedang berkumpul di meja makan, menatap pilu ke arah kue tart di depan mereka, gara memantik korek api, menghidupkan lilin ulang tahun, sengaja tak lagi memakai angka

" Kita nyanyi bareng-bareng yah, kayak biasanya" ajak gara

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun"

"Selamat ulang tahun abang" ucap mereka berat

"Selamat ulang tahun"

Hembusan angin memadamkan api, persekian detik semua terdiam, menatap satu sama lain, menanyakan hal yang sama 'siapa yang niup?', namun nyatanya tanya itu tak terjawab

"Sekarang berarti kita potong kue" ucap sang mami memotong kue beberapa bagian

mereka menyantap kue dalam keheningan, tak ada yang ingin angkat bicara, sibuk dengan pikiran masing-masing

"Dulu abang pernah bilang sama papi mau piknik pas dia ulang tahun"

"Ternyata semesta punya jalan yang lain"

"Abang bahagia gak yah pi?" Tanya itu seketika lolos begitu saja dari bibir indah milik gyan

Nyatanya pertanyaan itu melayang-layang di otaknya, ia merasa belum pernah membahagiakan abangnya, bahkan membanggakannya secara terang-terangan ia tak berani

Gyan itu selalu jadi fans nomor satunya abangnya namun ia tak pernah menunjukkan nya
Sementara gala, ia sosok abang yang selalu membanggakan sang adik, kalau ia punya maka adiknya juga harus punya, kalau bisa bahkan lebih darinya

"Kenapa harus gak bahagia? Abang pasti bahagia dek, kenapa mikir gitu?" Tanya gara

"Ade gak pernah nunjukin hal yang sepesial buat abang, adek selalu ngusir abang, abang juga pasti mau di banggain sama adek"

Netha memeluk tubuh anak bungsunya yang kini tersedu "abang bahagia banget karna ada adek, abang selalu bilang ke mami kalau adek itu kebahagian abang, abang tau kamu sayang banget sama dia, jangan sedih yah dek"

"Mami juga jangan sedih lagi, jangan pura-pura kuat depan adek, tapi nangis meraung semaleman, kita sembuhin bareng-bareng lukanya, jangan saling memendam"

"Papi gak di ajak pelukan?"

"Sini pi" ucap netha, kini mereka bertiga berpelukan, tak ada yang bisa menahan air mata, bahkan gara yang biasanya tegar kini ikut menangis

"Kalau sedih lagi, jangan nangis sendirian lagi, mari menangis bersama kembali"

--------

Tbc

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang