prolog

13 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh Readers:)

Ini cerita fiksi yang real karangan dari saya sendiri. Terima kasih sudah mau mampir←_←

Welcome to BANUMERS <( ̄︶ ̄)>

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

"ASSALAMUALAIKUM BUNDA!"

Banan memasuki rumah dengan kaki jenjangnya. Ia tak mendapati siapa-siapa dirumah. Apa tidak satupun orang yang ada di rumah? Ahh tapi tidak apa, karena ia bisa menjadi sedikit bebas.

Ia melangkah masuk ke dalam kamar. Menghempaskan dirinya ke atas kasur tersayangnya. Sekarang apa yang harus ia lakukan sebelum menunggu acara prom night nanti. Memilih pakaian mungkin salah satunya.

Banan melirik ke arah lemari nya
"Gue ada baju yang bisa di pakai gak ya?"
Monolognya.

"Kalo ada pasti itu-itu Mulu" gerutunya.

Ia berfikir sebentar mencari jalan lain.
"Dibeli--jangan deh ntar dimarahin bunda. Lagian baru juga kemaren gue beli baju"

Banan berfikir lagi. Hingga ia mendapatkan ide yang brilian. Ia menjentikkan jari nya sambil tersenyum ria.

"Nggak usah ambil pusing, bang Satya punya solusi" ujarnya seraya bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar Satya.

Sesampainya di kamar Satya, banan jaga-jaga terlebih dahulu. Siapa tau Satya sedang mengawasinya. Kalau sudah berurusan dengan Satya, pasti akan rumit.

Setelah di rasa tak ada tanda-tanda kehidupan Satya, banan pun mendorong gagang pintu tersebut dan melangkah masuk.

Di dalam kamar yang bernuansa abu-abu biru tersebut, ia mencari keberadaan lemari Spiderman Satya. Hingga ia berhenti di satu titik. Ia pun mendekat ke arah lemari Satya untuk mengambil sesuatu. Ya apa lagi kalau bukan baju.

Ia melihat satu persatu baju yang bisa ia kenakan untuk acara nanti malam. Dan beruntung nya, badan banan dan Satya sama, jadi banan juga bisa memakainya.

"Kek nya Satya lebih ngerti fashion dari pada gue. Bagus-bagus semua lagi bajunya. Pasti nyarinya pake bantuan bunda. Huh-dasar emang" monolog banan menjelekkan sang kakak.

Matanya tertarik pada satu kemeja. Terlihat simple tapi cool. Ia melepas kemeja tersebut dari penggantungnya dan mencobanya di depan cermin.

Ia mengangguk-angguk seraya berpose sedikit "Ini yang gue cari Bray" ujarnya terfokus pada figur tubuhnya sendiri. Tanpa ia sadar, Satya sudah nangkring di belakang tubuhnya.

[NEW] BANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang