28 | wedding day fandi

0 0 0
                                    

Siapa bilang orang yang paling ceria tak bisa merasakan sakit? Malahan jika orang ceria merasakan sakit, maka sakit itu lebih pedih dari pada apa pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa bilang orang yang paling ceria tak bisa merasakan sakit? Malahan jika orang ceria merasakan sakit, maka sakit itu lebih pedih dari pada apa pun.

_____________________________________

Banan dkk kecuali Fandi dan Satya dkk memasuki ke pekarangan acara pernikahan Fandi. Saat memasuki acara tersebut, mereka langsung disuguhkan Fandi dan istrinya Nara yang sudah duduk manis di atas pelaminan dengan senyum bahagia. Banan dkk memekik tertahan karena tak menyangka. Fandi yang polos ternyata lebih agresif dalam berhubungan dari pada mereka semua.

"Pandi gue bediri di pelaminan wanjai!" Pekik Niko.

"Bini nya hijab-an lagi. Pake pelet nih si pandi" ujar banan ikut senang.

"Berwibawa banget tuh muka. Biasanya aja juga kusut kayak plastik di remes-remes" ujar Diar menatap Fandi yang sedang bersalaman dengan para tamu lalu berfoto bersama.

"Anjay plastik diremes-remes" gelak banan.

"Heh ayo-ayo jalan malah ngegibah. Ntar aja di depan orangnya" Satya berjalan lebih dulu bersama Alfi dan fajra.

Banan dkk langsung ngibrit ke tengah-tengah acara. Mereka ingin makan dulu baru bersalam-salaman dengan pengantin baru. Kalian pernah dengar pepatah? Lebih baik perut terisi dulu sebelum melakukan sesuatu. Belum dengar? Ya pasti karena saya sendiri yang buat. Udah tak usah pikirin sekarang kita kembali ke banan dkk.

"Bungkus bolu nya ko, enak. Mayan punya cemilan gratis di cafe Mbak Wati" ujar banan sambil terus mengunyah bolu yang ia pegang.

Diar dan Niko mengangguk sambil terkikik geli. Kurang kerjaan emang.

"Gue nggak bawa plastik anjay. Selipin di saku jas masing-masing aja" ujar Niko.

Banan Diar menatap bolu yang mereka makan dengan bingung "buncit gini bentuknya pasti langsung gepeng kalo dimasukin ke saku" ujar Diar yang diangguki banan.

"Ck, Lo kepengen kan? Yaudah ambil resiko. Penyok-penyok dah tuh" ujar Niko yang terus memakan bolu yang menurut mereka sangat enak itu.

"Yakali gue mau makan bolu yang udah ancur kek bubur"

"Dan yakali juga! Emang saku Lo mesin penggiling? Kenapa bisa ancur sampe kayak bubur"

Banan melirik sekitar saat ingin mengambil bolu dan tepat saat itu Satya dkk berjalan mendekat "woi woi bang Satya otw kesini. Sok cool sok cool!"

Mereka bertiga langsung gercep berdiri dengan tampang sok cool. Ditambah mereka pura-pura sedang mengobrol.

"Gimana anjing Lo ko? Idup kan?" Tanya banan yang masih melirik Satya menuju kesini.

Niko tertawa sumbang yang juga ikut memeriksa keadaan "hahaha abis koma masa langsung mati"

"Bagus dong, malaikat bersyukur akhirnya bisa masuk ke rumah penuh dosa"

[NEW] BANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang