31 | diar!

0 0 0
                                    

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

Niko memasuki cafe miliknya yang dipenuhi oleh pelanggan. Ia tersenyum bangga lalu berjalan menuju ruangannya.

"Halo mas Niko" sapa beberapa karyawan. Niko hanya membalas dengan anggukan dan senyum tipis.

Salah satu karyawan memanggilnya membuat Niko menghentikan langkahnya "Mas Niko. Ini hasil penjualan kita Minggu ini" seorang karyawannya yang bertugas di bagian kasir memberi satu berkas.

Niko mengambilnya dan membawanya ke ruangannya "makasih ran"

Sesampainya di ruangannya, Niko memilih duduk di sofa dari pada kursi kerjanya. Ia mulai membolak-balikkan kertas berisi huruf-huruf dan angka tersebut.

Oiya. Soal panggilan mas dari karyawan Niko itu sengaja. Niko yang minta dengan alasan ia masih muda. Jika dipanggil dengan embel-embel pak sangat tak cocok dengannya. Dan juga ia ingin lebih berbeda dari Diar dan banan yang mau-mau saja dipanggil pak.

Saat sedang fokus membaca isi berkas tersebut, Niko dikejutkan dengan ketokan pintu dari luar ruangannya. Niko mengusap dadanya sambil berucap istighfar.

"Astaghfirullah itu siapa sih! Ngagetin tau gak" gerutunya.

"Masuk!"

Masuklah Rani "Rani, besok kalo ke ruangan saya ucap salam dulu baru diketok"

Rani mengangguk kaku merasa tak enak. Mungkin atasannya ini habis terkejut mendengar ketokan pintu darinya.

"Dan, kalo ngetok nya nggak usah pakai cincin. Saya punya pendengaran yang baik kok" Niko melirik cincin seperti batu akik di jari telunjuk Rani.

"Iya maaf mas. Soalnya kalo nggak pake cincin nanti tangan saya sakit mas. Lagian kalo saya lepas cincin ini saya bakal amat berdosa. Ini cincin peninggalan Abah. Mas Niko nggak mau jadi bagian dari dosa saya kan?"

Niko mendengus "iya iya udah terserah kamu aja. Saya ngomong juga nggak bakal kamu dengerin"

Rani tersenyum senang "makasih banyak mas Niko. Emang baik banget emang"

Niko mengangguk paksa "jadi kamu ngapain kesini?"

"Itu mas, mas yang langganan disini nyariin mas. Maksa banget minta dipanggilin" jawab Rani.

Niko memijat pelipisnya "coba sebutin satu-satu pelanggan yang mana"

Rani mengerutkan keningnya "yakali mas. Yang langganan disini banyak, saya mana hafal. Mas ini ada-ada aja" kekehnya.

"Ya itu kamu tau. Menurut kamu saya tau pelanggan yang langganan disini nyariin saya siapa? Kamu ini yang ada-ada aja" Kesal Niko.

Rani menggeleng kaku "hehe maaf mas. Masalahnya tu saya nggak tau namanya siapa"

[NEW] BANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang