33 | flashback 1

0 0 0
                                    

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

Syena menangis tersedu-sedu di rooftop sekolah. Ia sangat kesal dan malu mendengar gunjingan para murid tentang dirinya. Itu semua tak benar. Ia tak pernah tidur dengan lelaki manapun, apalagi pacarnya sendiri. Ia sangat menjaga mahkota yang paling berharga dalam hidupnya. Ia sudah membantah semua perkataan orang-orang tapi mereka lebih percaya pada gosip seseorang dari mulut ke mulut tanpa mau mendengar kenyataan yang sebenarnya darinya.

"AAARGHH!!" Syena berteriak frustasi sambil memegangi kepalanya yang pusing.

"BUKAN GUE! GUE BUKAN CEWEK MURAHAN YANG KALIAN BILANG!!"

"Kenapahh.." lirihnya menatap langit yang mendung dengan wajah yang sudah kacau dibanjiri air matanya.

"SYENA!"

Syena mendengar suara Anum dan Nisa serta langkah kaki yang tergesa-gesa menuju ke arahnya. Ia tak ingin mengubris, ia tak bisa berfikir jernih saat ini.

Anum dan Nisa berjongkok disamping syena yang tengah duduk menenggelamkan kepalanya di sela lututnya. Mereka bisa mendengar dengan jelas isakan tangis syena.

Tangan Anum terangkat untuk mengelus punggung syena yang bergetar karena menangis "syen, Lo nggak salah"

"Iya, semua itu nggak bener. Kita berdua percaya sepenuhnya sama Lo" ujar Nisa menguatkan.

"Lo harus kuat. Kalo mereka ngeliat Lo terpuruk kayak gini, mereka bakal semakin gencar buat bully Lo. Gue tau Lo bukan orang yang lemah" ujar Anum.

"Kenapa harus gue yang ngalamin ini semua? Kenapa? Hiks.." lirihnya.

"Mereka gunjing gue terang-terangan. Hati gue sakit num, nis. Gue nggak mungkin tidur sama laki-laki lain dan--bahkan gak bakal pernah. Gue udah kotor dimata mereka.." lirih syena.

"Lo nggak boleh ngomong gitu. Lo suci, bukan kotor. Siapa pun yang ngomong buruk-buruk sama Lo bakal gue kasih pelajaran. Jangan harap mereka yang berani gunjing Lo terang-terangan bakal hidup tenang di MERDEKA JAYA" Tegas Anum.

Nisa mengangguk "Lo nggak sendiri. Ada kita yang belain Lo"

Syena mengangkat kepalanya untuk menatap kedua sahabat nya.

"Apa gue bisa lewatin ini semua?" Tanya syena.

Anum dan Nisa mengangguk mantap "pasti"

"Gue nggak bakal bisa bangkit kalau bukan dukungan dari kalian. Plis jangan ikutan pergi kayak mereka" ujar syena menatap keduanya penuh arti.

[NEW] BANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang