34 | flashback 2

0 0 0
                                    

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

Anum dan refan dilarikan kerumah sakit dengan segera. Kecelakaan beruntun di lampu merah yang terjadi hari ini memakan banyak korban. Awalnya refan tidak mengira akan ada kendaraan yang melintas saat di perkelokan. Tapi dengan tiba-tiba seorang ojek online menyalip dengan kecepatan penuh membelah beberapa kendaraan, lalu dengan tiba-tiba ojek tersebut menabrak beberapa pengendara roda dua yang menyebabkan kecelakaan. Mobil refan yang berada paling dekat dengan si tukang ojek pun tak bisa menghindari kecelakaan yang berada di depannya. Semua terjadi begitu saja. Saking kencangnya Refan menabrak kendaraan didepannya, membuatnya terlempar keluar dari mobil. Sementara Anum, ia langsung pingsan dengan beberapa tubuh yang luka-luka karena benturan dan pecahan kaca mobil refan.

Pihak rumah sakit langsung menelfon keluarga pasien yang bersangkutan. Dan tak lama keluarga anum dan refan datang dengan raut wajah yang benar-benar cemas. Beritanya sudah diberitakan ditelevisi tadi membuat mereka kalang kabut. Mereka berharap Anum dan refan tak apa-apa. Keluarga Anum tak ingin menyalahkan refan karena mereka tidak tahu cerita sebenarnya jadi mereka lebih memilih diam.

Setelah melakukan operasi yang begitu lama, seorang dokter pun keluar dari ruang operasi yang ditempati Anum. Dokter bilang kondisi Anum sangat buruk. Tulang otak Anum retak, kakinya patah karena tabrakan yang begitu keras. Sekarang kondisinya sedang koma. Dokter bisa bilang untuk bersabar dulu tapi sepertinya tanggapan dari keluarga Anum bukanlah seperti itu. Mereka terpukul dengan kenyataan itu. Bunda sampai pingsan. Ayah yang panik langsung berteriak memanggil suster lalu membawa bunda ke ruang periksa. Sedangkan Alfi, dia sudah menangis dengan amarahnya yang memuncak. Alfi juga beberapa kali memukul dinding begitu keras menyalurkan emosinya. Askan saja gemetar menahan takut melihat Alfi memukul dinding hingga tangannya mengeluarkan darah segar dan juga sedih mendengar kabar bahwa kakaknya sekarang sedang berjuang sendiri antara hidup dan mati. Alfi merasa menjadi kakak yang tak berguna. Ia terus menyalahkan dirinya walau ia tahu bukan dia lah yang salah sebenarnya.

Setelah operasi selesai, Anum langsung dipindahkan ke ruang rawat VIP. Disana Alfi dan askan hanya bisa diam menatap wajah damai Anum dengan mata yang masih tertutup. Ayah masih menemani bunda di ruang periksa. Kalau setelah sadar bunda langsung dibawa kesini maka bunda akan kembali menangis dan itu akan mengganggu kesehatannya. Ayah mencoba memberi kesabaran dan berucap tabah pada bunda walau dia sendiri juga terpukul dengan ini semua.

Sekarang beralih ke Nisa. Setelah mendapat informasi tadi dari bang Alfi, Nisa langsung bergegas menuju rumah sakit meninggalkan sekolahnya. Ia panik serta khawatir. Ia menangis tanpa henti menelusuri lorong rumah sakit. Sesampainya di ruang Anum, Nisa langsung masuk tanpa permisi karena sakit tak sabarnya melihat keadaan Anum.

"Bang!" Ujar Nisa dengan nada ngos-ngosan. Di tempat duduk samping pasien ada bang Alfi yang tengah menumpu kepalanya di tepian brangkar tempat Anum tidur.

Mendengar suara Nisa Alfi langsung mengangkat kepalanya. Nisa bisa melihat wajah datar dan mata sembab milik Alfi.

Nisa segera mendekat ke sisi yang berlawanan dengan Alfi. Ia menatap Anum dengan sedih. Ia tak ingin ini terjadi pada Anum.

[NEW] BANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang