43 | bandara

0 0 0
                                    

_____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

Banan mendorong kopernya ditengah bandara yang ramai oleh banyak orang. Tak terkecuali keluarga dan sahabatnya yang ikut mengantarnya. Kenapa melangkah saja sangat berat buatnya hari ini. Kaki nya sangat berat dan tiba-tiba penat. Tapi ia harus tetap pergi.

"Woi ngelamun Bae!" Diar tiba-tiba merangkul banan.

Banan menatap Diar lalut terkekeh.

Fandi dan Niko ikut berjalan di samping banan "pasti asik tuh di Dubai nan. Lo bisa jalan-jalan, nikmatin kuliner orang Dubai. Beuuhh iri gue" ujar Niko.

"Iya. Kapan lagi kan keluar negri tapi nggak keluar duit sedikit pun. Beruntung Lo nan" timpal Diar.

"Ntar kalo Lo senggang Lo boleh koling-koling kita. Kalo nggak kita yang bakal koling Lo. Kita curhat-curhatan kek biasanya"

Banan hanya tersenyum yang terlihat ikhlas padahal enggak. Dia tahu sahabatnya saat ini sedang menghiburnya.

"Inget ya, selama gue nggak ada, kalian berdua jangan bikin rencana buat nikah dulu" peringat banan menunjuk Diar dan Niko.

"Aneh banget tiba-tiba ngebahas itu" ujar Fandi merasa tersindir.

"Tau. Lagian Lo pergi berapa lama sih? Setahun paling nggak penuh" timpal Diar.

"Siapa tau kan? Ntar pas gue balik tiba-tiba Lo pada udah nikah aja. Semuanya harus konsultasi dulu ke gue" pinta banan.

"Cih, ngelunjak dia" ujar Diar tak habis pikir.

"Lo ngomong nikahan Bae nan. Gue mau nikah Ama sapa gue tanya hah?" Ujar Niko.

Banan merangkul Niko yang berada di sampingnya "masa depan nggak ada yang tau ko. Siapa tau Lo duluan yang bakal nikah diantara gue Ama Diar"

Niko membuang nafas berat sambil mengangguk.

Sedangkan bunda, ayah, Abi, ummi dan Satya yang berjalan di belakang mereka juga ikut tersenyum. Geleng-geleng kepala mendengar obrolan para makhluk di depan mereka.

"Omongan anak jaman sekarang aneh-aneh ya bunda. Pada ngebet mau nikah semua" bisik Satya pada sang bunda.

"Emang kamu nggak mau cepet-cepet nikah?" Tanya bunda

"Nggak juga"

"Kalau mereka udah nemuin seseorang yang mereka pilih sebagai pasangan hidup, ya bagus dong cepet-cepet nikah. Dari pada pacaran, malah mupuk dosa" ujar bunda.

[NEW] BANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang