بسم الله الرحمن الرحيم__________________________
kamu adalah satu semoga yang aku langitkan dalam do'aku, semoga kita pada takdir yang sama.
________________________
Nanza duduk dengan gelisah. Sejak lima belas menit yang lalu. Sejak ia dipersilahkan masuk ke Rumah megah dan duduk berhadapan dengan sang pemilik rumah yang terus menatapnya tanpa bicara.
"Hampir salah mengenali ya, Bi," Hajar berbicara pada Reyhan, suaminya.
"He.em matanya persis sekali," jawab Reyhan.
"Khem! selamat datang ya, Nak. Dikediaman Kami." Akhirnya Hajar menyapa Nanza dengan suara hangat.
Membuat Nanza bisa bernafas lega. Albirru hanya mengamati. Sedang Khanza sudah beranjak entah pergi kemana.
"Terima kasih Oma," sahut Nanza dengan sungkan.
"Oma? Siapa yang mau jadi Nenek Kamu ih. Ummik dong," ujar Hajar dengan nada yang centil.
Jadi benar perkataan Biru dan Dania tentang ibu mereka yang unik. Terlihat tua tapi masih dengan sikap masa muda. Tapi karna itu, tak ada lagi suasana canggung. Dan setelah sekian lama. Ada seseorang yang dipanggil ibu kembali oleh Nanza.
"Ummik boleh bertanya?" Ujar Hajar. Yang dijawab anggukan oleh Nanza.
"Kamu secantik itu, kenapa mau sama anak Ummik yang jelek ini?" Ujar Hajar enteng.
Albirru mencebik," dih, bodyshaming nih. Lagian anak Ummik jelek? Kok bisa masuk majalah fashion yang terkenal dengan Aktor tampannya itu. Biru termasuk lagi," cibir Biru dengan tingkat kepedeannya yang tinggi.
Nanza jadi mengerti satu hal. Bahwa sifat Hajar dan Albirru tidak ada bedanya, sama-sama memiliki tingkat kepedean yang tinggi.
"Alah itu tuh karna kasian aja. Kenapa kamu yang ngejawab ih orang Ummik nanyak Nanza," cibir Hajar.
"Nanza gak suka sama Albirru, Ummik," ungkapnya jujur.
"Ya ampun Nak. Kok kamu makin ngenes aja sih."
Biru hanya memutar bola mata malas. Ia tidak akan pernah menang melawan Hajar. Ibunya itu ahlinya dalam mengejek dirinya.
"Hmm Nanza suka Mas Albirru kok Om-- eh Ummik," tutur Nanza mengejutkan orang.
"Kalau gak suka gak mungkin jadiin temen," sambung perempuan itu. Membuat bahu Albirru melemas yang tadinya sudah mengira yang tidak-tidak.
"Haha yaampun. Kamu lucu banget sayang. Ummik mau peluk boleh ya." Tanpa menunggu jawaban Nanza. Hajar sudah beranjak dari duduknya berada disamping Reyhan. Dan langsung memeluk Nanza.
Perempuan itu yang mendapat pelukan tiba-tiba hanya mampu membeku. Pelukan seorang ibu! Rasanya ada sesak yang langsung menyerang ulu hatinya. Bagaimana ternyata ia begitu merindukan sebuah kehangatan dekapan seorang ibu. Dengan gemetar ia membalas pelukan Hajar. Sekuat tenaga ia menahan air matanya tidak jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
RomanceBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...