بسم الله الرحمن الرحيم
_____________________
Mari bersama untuk waktu yang lama.
___________________Sinar matahari mulai mengusik di jendela kamar. Menembus retina memaksanya untuk terbuka. Nanza mengerjapkan mata menyesuaikan pencahayaan sembari mengumpulkan kesadaran.
Hari sudah beranjak siang. Bahkan suara kicauan burung menghiasi langit bernyanyi riang. Nanza menyadari jika pagi sudah benderang. Beban di pinggangnya menyulitkan bergerak. Karna kedua lengan kekar yang mendekapnya begitu erat.
Pikirannya langsung memutar memori semalam. Satu persatu momen itu memenuhi benak. Mulai dari menatap langit malam nan indah, saling mengungkapkan cinta, berciuman, berpelukan dan berakhir dengan penyatuan. Nanza memerah mengingat itu apalagi setelah solat subuh pun mereka melanjutkan part dua berakhir dia bangun saat pagi mulai beranjak siang ini.
Nanza menutup wajahnya yang semakin memerah. Ah kenapa ia menjadi malu seperti ini. Hingga pundaknya di kecup terus menerus, hingga naik ke tekuknya.
"Selamat pagi sayang." suara bas yang serak itu menyapa gendang telinga Nanza bersama angin yang menggelitik telinganya. Meski suara itu pelan mampu menghipnotis Nanza.
'Si Mas suara bangun tidurnya astaga bisa se laki ini. Membuat makin sayang aja ih' gumam Nanza membatin.
Albirru yang tidak mendapat jawaban malah semakin mendusel ke leher sang istri membuat Nanza bejengit geli.
"Mas Bi, geli ih. Ayok bangun ini udah mau siang," kata Nanza membalik badan yang tadinya membelakangi Albirru dan di peluk pria itu.
"ini siapa? Kenapa cantik sekali." Si CEO tukang gombal kembali.
"apa sih Mas. Anura nya jangan gituin. Bangun yuk masa seharian tidur,"protes Nanza.
" loh memang cantik kok. Gak bangun juga gak masalah toh dek, lanjutin tadi malam juga boleh,"kata Albirru tertawa.
"Dasar om-om mesum,"teriak Nanza menggemaskan membuat Albirru tertawa." kita ngapain hari ini Mas. Anura gak mau jawaban yang tadi. Serius dikit dong suami,"sambung Nanza.
Albirru mencuri kecupan di bibir sang istri sebelum menjawab pertanyaan.
"Lucu banget sih. Kita ketemu mama hari ini sayang. Habis itu pamitan sama keluarga. Dan kita honeymoon dong tentu saja. Semuanya rahasia. Adek tinggal ikutin Mas aja,"seru Albirru.
" Mama? "tanya Nanza bingung.
"iya toh dek. Moso suami tampannya ini tidak di kenalin ke mama mertua. Gak mau pamerkah ke mama gitu, " celetuk Albirru.
Ucapan itu terlihat ada guraunya. Tapi Nanza terenyuh tentang bagaimana Albirru mengingat tentang Eleah yang bahkan di sendiri belum sampe sana memikirnya.
"Mas Bi..,"
"Mas ingin ngomong langsung sama Mama untuk anak perempuannya yang ingin Mas bersamai dalam penuh kasih. Biar beliau gak khawatir, " tutur Albirru lembut mengusap pipi sang wanita.
Inikah rasanya di rayakan. Hati penuh dengan rasa bahagia yang tak lagi menyesakkan. Sesuatu yang menggelitik dengan perasaan menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
Storie d'amoreBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...