بسم الله الرحمن الرحيم
_________________________
Kamu adalah jalan menuju takdir yang indah hadiah dari Tuhan yang luar biasa.
_________________________
Dalam hidup hukum tanam tuai benar adanya. Apa yang ditanam tentu hasilnya akan sama seperti yang kita tanam. Karenanya jika ada kala kita telah melakukan sebuah jalan yang salah segeralah untuk menyadarinya dan kemudian memperbaiki, jika tak ingin menemukan hasil tuai yang buruk atas apa yang dilakukan.Suasana rumah megah ini masih mencekam meski setelah hari kemarin berlalu. Semua penghuni masih meratapi penyesalan dan kekecewaan yang menggerus batin dan menuai luka.
Euforia bahagia yang seharusnya menyelimuti berbanding terbalik dengan keadaan yang ada. Bukan tangis haru yang hadir tapi tangis duka.
Ayara dengan penyesalannya.
Pradana masih dengan kekecewaannya.
Kinasih dengan ratapan nelangsa akan nasib sang putri.
Dan Nanza dengan kebingungan akan bagaimana selanjutnya.
Di balik itu Nanza ikut merasakan luka Ayara. Ia seperti melihat dirinya dimasa lalu dengan luka yang ia dapat. Begitu besar bahkan sampai Nanza tak sanggup memikulnya. Tapi nyatanya Tuhan yang Esa memang tidak pernah salah dalam memberi beban pada hamba-Nya. Dia yang paling tahu kekuatan hamba-Nya. Dan Nanza membuktikannya ia berhasil melewati ujian itu.
Nanza memberanikan diri menghampiri Ayara yang mengurung di kamar. Saat membuka pintu kamar adiknya itu, suasana remang kamar tertangkap retina. Lampu yang di biarkan mati menyisakan lampu tidur dengan tirai yang tertutup rapat tak membiarkan sinar matahari masuk sedikitpun.
Di luar sudah beranjak siang. Tapi kamar Ayara tetap dalam gelap.
"Ayara, boleh saya masuk?" tanya Nanza pelan meski sudah membuka pintu.
"Kak Nan...," lirih gadis itu.
Nanza mendekat ke arah Ayara yang hanya meringkuk di ujung kasur.
"Kamu mau makan sesuatu?" tanya Nanza.
Tangis Ayara kembali pecah mendengar perhatian Nanza terhadapnya.
"Kak Nan, maaf Aku mengacaukan segalanya, " gumam Ayara.
"Maaf bahkan sejak awal. Aku dan bunda yang terus melukaimu, " Sambung gadis itu. "rasanya aku tidak memiliki wajah lagi di depan kak Nan. Aku malu. Aku tahu bahkan kata maaf pun tak cukup. Tapi Aya hanya bisa mengutarakan itu. Maaf..."
Nanza menatap Ayara yang sedang tenggelam dalam isakan. Nanza telah memilih memaafkan apa yang telah berlalu meski trauma tak ikut luruh. Banyak hal yang sudah ia lewati dan perjalanan yang mengantarnya hingga berdamai. Dan jika sekarang di tanya apakah ia dendam terhadap masa lalu. Nanza dengan tegas mengatakan tidak. Semuanya sudah berlalu.
Dan apa yang menimpa Ayara sudah cukup. Ayara tidak bersalah dalam hal apapun. Tapi setiap insan memiliki ujiannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
RomanceBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...