بسم الله الرحمن الرحيم
_____________
Apa kali ini aku benar-benar harus mengucapkan selamat tinggal?
Baiklah, Aku mencintaimu. Begitu saja cukup.
-Nanza Anuradha-______________
Kehilangan itu benar-benar dirasakan. Bersamaan dengan rasa cinta itu yang kini nyata pada dirinya. Kenapa kebanyakan setelah kehilangan baru sesuatu itu terasa berharga.
Tidak dapat dibendung perasaan yang Nanza tanggung. Begitulah Nanza, susah jatuh cinta sekalinya jatuh akan jatuh sejatuh-jatuhnya.
"Assalamu'alaikum, Anura,"
Bahkan sebait kalimat itu kini luka bagi Nanza. Ketika sadar bahwa ia telah melepas cintanya. Nanza telah kehilangan Albirru akibat ketidak beraniannya mengaku rasa.
Setelah bercermin membersihkan sisa air mata. Nanza keluar kamar mandi dan kembali ke meja tempat mereka berada. Ada tawa Albirru disana sangat hangat dengan Ayara. Dan seketika lenyap saat menyadari kehadirannya hanya tergantikan senyum.
"Kak Nan, besok ikut ke seaworld ya. Harus sih! Sebelum acara Aya di mulai. Ya kak Bi ya," cetus Ayara sangat antusias.
Apa yang diharapkan Nanza akan Ayara yang peka terhadap luka barunya. Padahal memang dia sendiri yang memberi jalan pada Ayara untuk memperjuangkan cinta. Dan saat Ayara sepertinya sudah meraihnya. Dia yang tak terima.
"Saya turut bahagia untuk kalian berdua," gumam Nanza menahan serbuan air mata yang merengsek ingin keluar.
Albirru hanya mengangkat alis bingung dan sedetik kemudian tersenyum penuh arti menatap Ayara dan keduanya hanya tersenyum.
"Oh ya selamat atas kelulusanmu, Anura," ucap Albirru.
Dan untuk pertama kali sejak Nanza tidak menyukai seseorang yang memanggil nama belakangnya. Kini saat Albirru yang mengucapnya terasa hangat.
"Terima kasih, Mas."
"Ayok pulang sudah mau gelap,"aja Albirru yang diangguki kedua perempuan itu.
Nanza dan Ayara pulang masih dalam keheningan tanpa percakapan diantara keduanya. Bahkan tidak melanjutkan sesi tanya jawab tadi.
Seolah Ayara dan Albirru sengaja menyembunyikan sesuatu dari Nanza yang bahkan terkesan membuat Nanza berpikir bahwa keduanya tidak mengizinkan Nanza untuk masuk ke dalam apa yang mereka lakukan kini.
*****
Keesokan harinya Nanza mengunjungi makam ibunya, sendirian. Pradana menawarkan diri untuk menemani tapi Nanza menolak dengan menjanjikan Pradana akan pergi bersama dihari berikutnya.
Hari masih pagi tapi sudah berhias mendung. Meski masih ada sisa hangat mentari. Nanza meletakkan lily putih di nisan Eleah mengusapnya pelan.
"Assalamu'alaikum, Ma. Ananda datang..," sapanya meski tahu tidak ada yang akan menjawab perkataannya.
"Maaf jika sebelum-sebelumnya ananda datengnya dalam keadaan kacau."
Angin sejuk mulai berhembus. Tangan Nanza mencabuti rumput-rumput liar sesekali menghembuskan nafas.
"Setelah delapan tahun Ma. Gak mudah tanpa Mama. Sembuhnya juga gak mudah. Apalagi Mama tahu anak gadis Mama ini sangat manja. Ananda sakit demam saja manja luar biasa kan." Nanza terkenang masa lalu yang sedikit-sedikit merengek pada Eleah bahkan perihal tertusuk jarum pun.
![](https://img.wattpad.com/cover/289746280-288-k812812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
RomanceBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...