بسم الله الرحمن الرحيم
_____________
Siapa yang meninggalkan siapa yang gagal move on. Urusan hati emang ribet ya.
______________
Hari kelulusan itu tiba. Area luar Auditorium sudah ramai akan perayaan. Dari kumpul dengan keluarga dan berpoto bersama.
Menjadi salah satu lulusan cume lude, Nanza tampak memancarkan aura bahagia dibalutan gamis brokat warna mint itu dengan hijab dan cadar warna senada. Tak lupa ia tetap mengenakan make up natural.
Tak henti-henti bersyukur akan segala anugerah ini. Bahkan Nanza tetap di datangi teman-temannya lagi untuk memberi ucapan selamat.
Teman-teman terdekatnya bahkan tak menyangka akhirnya bisa melihat keluarga Nanza. Terutama salfok pada ayah dari perempuan itu.
"Gila papanya Nanza ganteng parah. Meski udah sedikit tua tapi beh kek sugar daddy gitu," celetuk Zahra salah satu sahabat Nanza.
"Iya pantes ya Nanza cakepnya luar biasa. Gue aja insecure meski kata orang gue cantik dan terkenal selebgram lagi," ungkap Lina.
Keduanya mendekat dan menyerahkan buket bunga untuk Nanza.
"Selamat cintaku. Maaf gak bisa sama-sama wisuda, kita ngaret nih," ujar Zahra. Mereka adalah sekawan masa perkuliahan dan menjadi sahabat Nanza sejak baru menginjak bangku kuliah. Selalu satu kelas bahkan hingga tamat.
"Makasih ya. Makanya skripsi tuh di kerjain jangan di tontonin giliran gitu di tinggal liburan, ya kapan selesai," cibir Nanza lalu tertawa singkat bersama.
Satu persatu memberi ucapan pada Nanza. Sayangnya Elang kali ini tidak bisa hadir karna sedang ada pekerjaan di luar kota. Bukan untuk menghindari Nanza tapi memang ada pekerjaan penting yang harus di selesaikan, ajang move on dan lari dari gadis hanya alasan kesekian Elang. Pria sudah menitipkan hadiah.
"Ayok sayang kita poto bersama," seru Pradana yang hari ini begitu tampan dengan toxedo hitamnya.
"Iya, Pa..,"
Satu keluarga itu berkumpul mulai diarahkan potografer yang sudah di sewa Pradana. Begitu terlihat harmonis dan hangat. Membuat siapapun akan iri saat melihatnya.
Dengan putri-putri yang cantik dan ibu yang cantik dan ayah tampan sudah cukup menciptakan tanggapan yang memuja dari orang.
Tanpa ada yang mengetahui bahwa ada pristiwa kelabu di dalamnya. Nanza melihat hasil poto yang ditunjukkan oleh sang potograper. Terpaku pada Pradana yang digandeng mesra oleh Kinasih dan tersenyum bahagia.
Tempat itu seharusnya untuk Eleah. Yang digandeng papanya seharusnya Eleah. Yang tersenyum bangga seharusnya Eleah, ibunya.
"Papa..," panggil Nanza pelan.
"Ya Nak?"
"Bisakah ananda menemui mama hari ini?"tanya gadis itu pelan.
Pradana menatap mata putrinya dengan binar kesedihan itu. "Baik, jika itu mau Ananda. Hari kita langsung ke Jakarta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
Storie d'amoreBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...