بسم الله الرحمن الرحيم
_______________
Siapa yang tak ingin kisah bahagia. Semua orang menginginkannya.
Tapi setiap bahagia tidak mudah untuk di dapat sebab bahagia itu akan lebih bermakna jika ada perjuangan yang telah dilalui untuk mendapatkannya.
________________________________
Memasuki musim penghujan. Awal Oktober sudah berhias awan mendung dan memberi gerimis. Dan suasana sudah tidak sepanas sebelumnya. Pagi hari sudah tidak seterang biasanya.
Nanza memeluk dirinya menghalau dingin. Ia lupa membawa jaket karna terburu-buru. Sepagi ini gadis itu sudah berada di kampus hendak bimbingan tugas akhir. Ia janjian dengan dosennya pukul sembilan.
Sedikit bersyukur dengan adanya tugas akhir yang dituntut untuk segera diselesaikan. Nanza jadi mempunyai kesibukan dan bisa mencoba mengalihkan pikirannya untuk perlahan melupakan Albirru dan segala perasaannya terhadap pria itu.
"Nanza!"
Gadis itu mencari sumber suara yang meneriaki namanya. Menemukan teman sekelasnya mendekat.
"Ya?"
"Ada titipan buat kamu dari orang di depan." Teman Nanza itu menyerahkan dua paper bag berwarna coklat pada gadis itu.
"Ah iya terima kasih ya."
Setelah temannya berpamit. Nanza mulai mengerenyit bingung pada sesiapa yang memberinya bingkisan ini. Satu paper bag berisi sebuket bunga lily putih segar dan paper bag lainnya berisi makanan serta satu cup kopi.
Mengambil secarik note yang ditempel pada bunga itu.
Sarapanmu, semangat. Nanti siang aku jemput. Kita ngedate. See you.
Elang
Nanza berdecak tak urung menerbitkan senyum. Sang burung yang tak pernah berubah sikapnya meski Nanza menegaskan ia tak bisa menerima perasaan pria itu apalagi membalas. Tapi pria itu tidak pernah meninggalkannya sedikit pun. Masih menjadi yang selalu ada disaat apapun keadaan Nanza.
Terlalu kejam memang dirinya. Bahkan sempat mengutuk diri kenapa ia harus mendapati Elang dalam hidupnya, pria baik dan sangat mencintainya tapi tidak bisa Nanza balas. Kejam bukan.
Nanza mengeluarkan bunga lily itu dari paper bag. Menghirup dan menatap bunga itu. Ia sangat menyukai lily terlebih kini dengan tidak tahu diri bunga itu memutar kaset kenangan dirinya dengan Albirru saat pria memberinya di tengah hujan.
Kata-kata pria itu terngiang. Tampak serius dalam menawarkan perlindungan dan cinta untuknya.
Kenapa lagi-lagi Nanza merasa menjadi orang jahat di dunia ini. Kembali menolak pria baik di hidupnya. Padahal ia begitu kesepian, ketakutan dalam setiap langkahnya karna merasa sendiri dan sangat ingin memiliki seseorang untuk berjalan bersama. Tapi ketika orang itu datang ia malah tidak mampu menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
Storie d'amoreBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...