بسم الله الرحمن الرحيم
__________________________
Dengan Do'a dan pengharapan hanya kepada-Nya. Tak ada yang mustahil bagi-Nya. Sekalipun itu sebuah ketidak mungkinan.
_________________
Satu kesalahan semua orang saat membiarkan Nanza sendirian dalam kamarnya. Perempuan itu beralasan ingin istirahat dan menyuruh semua orang meninggalkannya.
Bahkan Elang pun tak curiga karna melihat Nanza yang langsung tertidur. Mungkin perempuan itu memang butuh ketenangan setelah perbincangan dengan Ayah dan ibu sambungnya.
Pradana berat hati meninggalkan Nanza padahal masih ingin lama berbincang dengan putrinya itu. Tapi penolakan Nanza yang tak tersirat kembali mematahkannya dan memilih untuk pergi dan akan kembali Nanti saja. Kinasih pun begitu ia menawarkan diri untuk menjaga Nanza tapi ditolak perempuan itu.
Nanza membuka matanya setelah ia kembali dilanda mimpi buruk lagi. Ruangan perawatan hening dimana ia hanya sendiri disini. Panic attack nya mulai menyerang saat ingatan-ingatan buruk kembali bersilewaran dan suara menyakitkan memenuhi pendengarnnya membuatnya menutup telinga spontan.
Hari mulai menggelap. Nanza sudah berteriak dalam tangisnya. Bertingkah implusif beranjak dari brangkarnya mengunci pintu. Dan ia kembali pada kebiasaannya melampiaskan segala keresahannya dengan menghancurkan barang.
Meraung, menangis mencabut paksa infus ditangannya hingga jarum infus menggores punggung tangannya dan mengucurkan darah. Meremas kepalanya melepas khimar instar dan rambutnya tergerai.
"Arrghh!"
Ia menghempaskan apapun dalam jangkauannya. Barang-barang diatas nakas dilemparnya. Dan pecah berserakan. Tapi sakit dalam dadanya tak kunjung reda.
Kepalanya seakan mau pecah karna ingatan buruk.
"Mama Ananda gak bisa....gak bisa," teriaknya.
Perempuan itu benar-benar kacau. Sama seperti saat delapan tahun yang lalu. Hampir gila karna setiap hari berteriak dan menangis tiada henti. Bahkan melakukan selfharm.
Ia terjatuh terduduk didepan jendela yang memamerkan gelap dan sepercik senja. Isakannya mengencil dengan air mata yang tak mau berhenti. Wajahnya tertutupi dengan rambutnya yang berantakan. Bahkan luka ditangannya seolah tak berasa sedikit pun.
*****
Albirru dirudung cemas dalam perjalanan pulang dari kantornya. Sialnya pria itu hari ini memiliki pekerjaan yang padat dan rapat penting hingga harus membuatnya bekerja seharian. Ia tak tahu bagaimana keadaan Nanza seharian ini. Albirru melewatkan untuk mendampingi Nanza bertemu Pradana dan Kinasih. Padahal ia sudah berjanji akan disamping perempuan itu untuk membuktikan keseriusannya.
Ia sampai di Rumah sakit tanpa berganti baju. Masih dengan stelan pakaian kerja. Namun, jasnya sudah ia tanggalkan menyisakan kemeja biru muda melekat ditubuh atletisnya.
Lorong mulai sepi karna memasuki waktu solat magrib. Albirru sampai didepan ruangan perawatan Nanza yang tampak sepi. Mencoba membuka pintu, tapi terkunci.
![](https://img.wattpad.com/cover/289746280-288-k812812.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Anuradha | END
Storie d'amoreBukan untuk mengeluh atas apa yang menimpa hidup. Bukan hukuman atas apa yang telah terjadi. Nanza hanya tidak tahu bagaimana merajut kembali benang putus bernama percaya. Disaat begitu banyak rasa dan kasih yang ditawa...