1. Awal Pertemuan Kita

741 18 2
                                    

Hai semuanya kali ini Ninda hadir dengan cerita cinta beda usia lagi, tapi dengan rasa dan tema yang berbeda. Gimana ceritanya? Baca aja yuk. Semoga suka.

***

Seorang gadis berusia kisaran awal dua puluhan berlari kencang menuju toilet kampus sembari memegangi dadanya dan merasa kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis berusia kisaran awal dua puluhan berlari kencang menuju toilet kampus sembari memegangi dadanya dan merasa kesakitan. Sementara tiga sahabatnya mengikuti gadis itu, "Ay, pelan-pelan. Lo kenapa sih?"

"Ayzhan, tungguin!" Sahabat yang lainnya merespon seperti itu.

Namun gadis yang bernama Ayzhan itu tetap berlari, hingga ia menemukan toilet yang ia cari. Segera ia masuk ke salah satu biliknya, menguncinya rapat dan mengeluarkan beberapa perlengkapan. Seperti kantung darah dan alat pompa asi. Ia juga membuka kancing bajunya dan melepas bra yang ia pakai, memasukan payudaranya kedalam alat pompa asi yang disediakan.

Walau ia harus memompanya manual, tetapi setidaknya asi yang sedari tadi meminta untuk dikeluarkan akhirnya keluar juga. Membuat gadis itu bernapas lega.

"Ay, lo nggak papakan? Jangan bikin gue dan yang lainnya khawatir."

Suara sang sahabat mengagetkan Ayzhan dari dalam bilik toilet, Ayzhan langsung menjawab. "Gue nggak papa kok, Nay. Sori udah bikin kalian khawatir. Kalo kalian mau balik duluan, balik aja duluan. Gue masih lama, gue lagi sakit perut."

"Owalah, Ayzhan sakit perut to ... bilang dari tadi gitu. Yaudah gue sama yang lainnya balik duluan, tapi lo beneran nggak papakan ditinggal?" Nayla sang sahabat kembali bertanya lagi.

"Nggak papa, Nay. Tinggal aja." Ayzhan membalas tanya Nayla dengan lantang dan memberikan tekanan pada kata tinggal untuk menegaskan agar mereka segera pergi dari sana.

"Oke, ya udah yuk. Sita, Dara. Kita duluan aja. Bye Ay." Nayla mengucapkan salam perpisahan.

"Bye juga Nay, Sit, Ra." Ayzhan membalas dengan menahan erangan kesakitannya karena pompa menjepit payudaranya terlalu kuat.

Sepeninggal ketiga sahabatnya, Ayzhan masih memerah payudaranya hingga menghasilkan tiga kantung susu di dalamnya. Membuatnya lega saat rasa sesak dalam dadanya sudah berkurang. Menghela napas sesaat, sebelum memasukkan kantung-kantung asi tersebut kedalam kotak kecil penyimpanan yang telah dilapisi es dan memasukkannya kembali ke dalam tas, lalu pergi meninggalkan toilet menuju mobilnya.

***

Senona Ayzhan Gemantara, gadis berusia dua puluh tahun yang kini berkuliah di salah satu universitas ternama di Jakarta. Seorang anak tunggal dari pasangan Dimitri Gemantara dan Ashya Gemantara. Tidak ada yang istimewa dari Ayzhan selain bakatnya dibidang lukisan seni rupa dan menulis novel serta kecantikan campuran Jawa, Pakistan dan Jerman yang Ayzhan miliki.

Hingga keistimewaan itu datang ketika Ayzhan menginjak usia tujuh belas tahun, saat ia akan mendaftarkan diri sebagai warga negara yang baik untuk memiliki KTP. Membuat pagi Ayzhan yang biasanya ceria berubah menjadi teriakkan kaget dan rintihan kesakitan.

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang