"Bro, lo mungkin salah paham. Ayzhan nggak mungkin menyalahkan lo atas semua yang terjadi." Laurent menasihati Lucca yang malam ini tiba-tiba datang ke apartemennya.
Apartemen Laurent memang berada tepat di lantai bawah griya tawang Lucca, kedua sahabat itu merintis karir mereka bersama. Kini Laurent juga telah memiliki stasiun berita sendiri di Paris.
"Sekalipun Ayzhan tidak menyalahkan gue, tapi kejadian ini semua nggak akan terjadi pada hidup Ayzhan kalau aja gue nggak muncul dihidup Ayzhan. Lebih baik kali ini gue yang pergi, dia bisa memulai hidup baru tanpa gue." Lucca putus asa.
Laurent menatap Lucca, "Terus setelahnya? Lo akan menderita lagi? Lo lebih hancur lagi? Lucc, gue sahabat lo. Gue nggak mau lo jatuh lagi di saat lo udah menemukan perempuan yang cinta sama lo, lo mau melepaskannya gitu aja. Nggak bisa Lucc."
Lucca meneteskan air mata, ia tidak tahu beberapa minggu ini dia telah berubah menjadi lelaki yang begitu lemah dan mudah meneteskan air matanya. "Gue hanya nggak mau dia menderita lagi kalau terus bersama gue, Rent. Niat awal gue menikah dengannya juga hanya untuk balas budi atas Hyuna, disamping itu penyatuan gue sama dia juga ada dalam situasi yang salah."
"Tapi rasa cinta lo nggak salah, Lucc!" Laurent menegaskan.
Lucca terdiam, namun setelahnya ia menggeleng. "Sepertinya pernikahan gue dan Ayzhan memang nggak bisa dipertahankan. Sebelum semakin banyak yang harus menjadi korbannya, Rent."
***
Ayzhan memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya di dalam griya tawang Lucca yang sepi. Bukan maksud Ayzhan mengatakan hal itu untuk membuat Lucca pergi. Tapi mengapa lelakinya pergi, satu-satunya harapan Ayzhan untuk tetap hidup di dunia ini.
Ayzhan tidak menyadari jika seorang wanita datang mendekatinya dengan ragu, pelan ia menyentuh bahu Ayzhan. "Nyonya."
Ayzhan mendongak, terkejut melihat wanita itu. Wajah keibuannya tersenyum, ia berdiri dan melakukan hormat. "Salam Nyonya, saya Jeanice pelayan setia Putri Jullie sejak kecil. Secara tidak langsung, saya juga mengenal Adipati Lucca dengan baik."
"Kamu mau bilang apa tentang lelaki brengsek itu? Membelanya? Dia sudah meninggalkanku tanpa tahu kejelasan dari kalimatku sebelumnya, dia pria pengecut!" Ayzhan menumpahkan amarahnya pada Lucca.
Jeanice menghela napas, "Lelaki pengecut yang Nyonya katakan adalah lelaki yang begitu ingin membuat orang lain bahagia Nyonya."
Ayzhan menoleh ke arah Jeanice, Jeanice menjelaskan dengan sabar. "Sejak Adipati muda, Nyonya tahu bukan jika Adipati tidak pernah dianggap ada bahkan oleh keluarga ayahnya sendiri. Kecuali Pangeran Agung dan Putri Agung yang begitu menghargai kehadiran Adipati. Sejak kejadian itu, Adipati sudah menyalahkan kelahirannya dari awal. Ia berkata pada Putri, jika saja saat itu Putri tidak sedang mengandungnya mungkin sejak Putri pergi dari istana sekarang Putri telah bahagia dengan kehidupan Putri. Memiliki suami dan anak yang lengkap, tidak harus selalu bersembunyi dari kejaran kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KETUJUH
RomanceTuhan memiliki tujuannya masing-masing dalam menciptakan setiap umatnya dengan kekurangan dan kelebihan mereka. Termasuk ketika Tuhan menciptakan keistimewaan pada beberapa ciptaan pilihannya. Senona Ayzhan Gemantara Pertemuan kita layaknya takdir...