Jam telah menunjukkan pukul sembilan malam, Hyuna telah tertidur di kotak bayinya setelah sebelumnya ditimang-timang oleh Lucca sampai terlelap. Sementara Ayzhan hanya menatap diam anak itu dari duduknya di pinggiran kasur, sehabis menyusui Hyuna.Tak lama Lucca kemudian berjalan menuju sisi yang berlawanan dari tempat Ayzhan duduk, setelah sampai lelaki itu memutuskan berbaring. Meninggalkan Ayzhan yang masih menatap beku putri mereka di kotak bayinya.
"Mau sampai kapan, kamu menatap Hyuna seperti itu? Sampai ia bangun dan kamu melupakan jatah istirahatmu? Hyuna masih ada kemungkinan untuk bangun dan meminta susu lagi, padamu. Gunakan waktu sebaik mungkin untuk beristirahat, mumpung Hyuna masih pulas tertidur." Lucca berucap pelan.
Membuat Ayzhan menoleh, "Tidur? Di sebelahmu?"
Lucca tersenyum, "Lalu kamu mau tidur di mana? Di kamar tamu? Kamukan bukan tamu. Kamu itu istriku, Ayzhan. Istriku ya tentu saja tidur di sebelahku, mau di mana lagi?"
Ada jejak keraguan dari pandangan Ayzhan pada Lucca, membuat Lucca menjelaskan. "Hanya tidur, Ayzhan. Semua tertulis jelas di kontrak pernikahan kita, jika kita akan melakukannya saat kamu sudah siap."
Ayzhan mengangguk, perlahan ia melepas sandal rumahnya dan menaikkan kaki ke ranjang. Ikut berbaring di sebelah Lucca, membuat lelaki itu lagi-lagi tersenyum. Ia mendekatkan diri pada Ayzhan memeluk istrinya pelan, walau awalnya di tolak oleh Ayzhan. Namun kini Ayzhan justru membalas pelukkan Lucca dengan melingkarkan tangannya di pinggang Lucca.
Malam itu menjadi malam pertama mereka yang cukup indah, walau belum ada sentuhan fisik yang berarti dan kewajiban suami istri. Tetapi itu adalah awalan yang baik, setidaknya Lucca dan Ayzhan mau membuka kesempatan satu sama lain.
Masa lalu Lucca memang masih menjadi misteri, namun Ayzhan beruntung. Lucca bukan tipe lelaki yang kasar setelah dikecewakan oleh istri sebelumnya.
***
Matahari telah bersinar, menyembul diantara serat-serat kain tirai kamar Ayzhan dan Lucca. Sementara ketiga orang di dalam kamar itu, masih tertidur pulas dengan posisi Hyuna tidak lagi di dalam kotak bayi. Ia berada diantara ayah dan ibunya.
Mata Ayzhan yang pertama kali terbuka, tak seberapa lama Lucca ikut membuka mata. "Morning, Mommanya Hyuna."
"Morning juga, Poppanya Hyuna." Ayzhan tersenyum mendengar sapaan itu.
Lucca dengan pelan mendekat, mengecup bibir Ayzhan. "Morning kiss dariku. Have a nice day."
Ayzhan tersenyum, "Kamu juga Mas."
Tak lama bayi Hyuna juga terbangun dari tidurnya. Suara tangisnya mampu membuat Julliette yang sedang menata barang bawaannya kembali ke Perancis di kamar sebelah, seketika datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KETUJUH
RomanceTuhan memiliki tujuannya masing-masing dalam menciptakan setiap umatnya dengan kekurangan dan kelebihan mereka. Termasuk ketika Tuhan menciptakan keistimewaan pada beberapa ciptaan pilihannya. Senona Ayzhan Gemantara Pertemuan kita layaknya takdir...