29. Ketakutan Ayzhan

165 5 0
                                    

Ayzhan memakan pasta sebagai menu makan malam miliknya dengan diam, membuat Lucca yang berada disebelahnya menyentuh lembut rambut istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayzhan memakan pasta sebagai menu makan malam miliknya dengan diam, membuat Lucca yang berada disebelahnya menyentuh lembut rambut istrinya. "Kamu kenapa?"

"Nggak papa." Ayzhan menjawab tanpa menoleh ke arah suaminya.

Lucca tersenyum, "Kalau memang nggak papa, kenapa kamu nggak mau liat aku?"

"Lagi makan, nggak boleh sambil banyak bicara. Bisa kesedakkan?" Ayzhan menjawab dengan sedikit ketus.

"Oke, setelah makan kita bicara." Lucca berucap.

Ayzhan menjawab, "Nggak ada yang perlu dibicarain, setelah ini aku mau nelepon Nayla, Sita sama Dara kalau aku udah di Indonesia."

Lucca tahu, ada yang mengganjal dalam batin istrinya. Tapi ia tidak tahu rasa apa yang mengganjal dalam benak Ayzhan, ia tidak akan mengerti jika harus dipaksa peka sementara Ayzhan tidak memberi kesempatan dirinya untuk memahami perasaannya.

Lucca sadar jika perubahan Ayzhan dimulai, ketika Baskara memberi tahu istrinya mengenai kehadiran Brenda di Indonesia. Sebagai suami, Lucca mengalah. "Baik, aku nggak akan memaksa kamu untuk bicara. Semua terserah kamu dan karena malam ini nggak ada pembicaraan diantara kita, jadi aku sebelumnya mau bilang sama kamu. Aku akan ke ruang kerja saja malam ini, aku tidak akan mengganggu momen kamu sama Nayla, Sita dan Dara. Teleponlah, gunakan waktu kerjaku untuk bersenang-senang dengan para sahabatmu."

Ayzhan masih terdiam sebelum Lucca berbicara, pikiran-pikiran buruknya berkecamuk dalam benaknya. Ketakutan yang ia rasakan semakin menjadi. Sampai suara Lucca kembali terdengar, ia yang membahas jika setelah ini akan ke ruang kerja dan memberikan kebebasan Ayzhan bergaul.

"Kamu mau kerja atau mau cari tahu keberadaan Brenda, Mas? Biasanya kamu juga kerjanya bisa di deket aku, kenapa kayanya sekarang kerjaaan kamu jadi privasi banget ya?" Ayzhan menjawab dengan sinis.

Lucca tahu jika Ayzhan begini karena hormon kehamilannya, tapi yang ia tidak paham mengapa Ayzhan tidak mengingat cerita Lucca tentang Brenda yang mengkhianatinya berkali-kali?

"Kan tadi kamu bilang, kamu mau menghubungi sahabat-sahabatmu. Aku ke ruang kerja karena ingin memberi ruang kalian bicara. Kamu kenapa sih, Sayang? Kenapa jadi bahas Brenda? Dari pada aku mencari keberadaan Brenda, aku lebih baik menghabiskan waktu bersamamu. Kamu tahu itu, Ay." Lucca masih berusaha sabar, ia menahan amarahnya dengan kalimat yang lembut.

Ayzhan tergugu di tempatnya, pasta yang masih tersisa di piring sekarang terasa sepah baginya. Air matanya turun, Lucca berdiri dari duduknya di kursi menghilangkan jarak antara dirinya dan Ayzhan. Lalu memeluknya, "Ada apa? Kamu bisa cerita semuanya sama aku."

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang