Sementara di UGD, dokter yang menangani Kamilia keluar. Bertepatan dengan kedatangan Baskara, "Dok, gimana kondisi Kakak saya, pasien yang terkena luka tembak."
Dokter terdiam sejenak, lalu perlahan menjawab. "Keadaannya semakin mengkhawatirkan. Dipastikan sebelum terkena tembakkan, korban baru saja pulih dari pengobatan sebelumnya. Keadaan korban terus menurun, tetapi korban sekarang dalam kondisi sadar. Korban berkali-kali meminta untuk dipertemukan dengan seseorang bernama Lucca."
Baskara tak menyangka, begitu banyak orang. Tetapi yang ingin ditemui mengapa si pembawa sial itu. "Biar saya saja yang temui, Dok."
"Anda seseorang bernama Lucca?" Dokter bertanya.
Baskara menggeleng, "Bukan, tetapi saya yang lebih berhak menemui Kakak saya dibanding lelaki bernama Lucca itu."
"Kondisi pasien sangat lemah, Pak. Mohon pengertiannya, bisa jadi pasien ingin mengatakan pesan terakhirnya pada seseorang yang bernama Lucca." Dokter berusaha membujuk Baskara.
Baskara marah, "Dokter menyumpahi Kakak saya mati?"
"Tidak, pihak rumah sakit akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan kakak anda. Tetapi kematian dari sang Ilahi tidak ada yang bisa menebaknya Pak, jangan buat penyesalan baru. Ini permintaaan terakhir pasien, pasien ingin bertemu lelaki bernama Lucca." Dokter berucap.
Baru saja Dokter selesai menjelaskan, seorang perawat keluar ruang UGD dengan wajah pucat. "Dok!"
"Ada apa, Sus?" Dokter menjawab.
Perawat menggelengkan kepala, "Pasien korban tembak yang perempuan telah meninggal, Dok. Pukul 15.45."
"Innalilahi wa innailaihi roji'un." Dokter dan polisi yang mendengarnya langsung mengucapkan kalimag tahlil.
Baskara justru menangis dan marah di waktu yang bersamaan. "Kakak! Ini semua karena Lucca sialan itu. Dia harus membayar apa yang Kak Mila rasakan."
Saat bergegas akan pergi, pihak kepolisian menahannya. "Pak, jangan begitu. Sabar. Kematian adalah takdir dari Yang Kuasa."
Namun Baskara langsung melepas rangkulan itu, ia berlari menuju tempat tadi bertemu Lucca. Ternyata Lucca sudah tidak ada, iapun menuju tempat parkir dan melihat Lucca di sana sedang menerima telepon. Dikepalkannya jari tangan itu, selintas ia melihat mini truk yang diparkir buru-buru oleh pemiliknya.
***
"Halo, Sayang gimana kondisi Kak Mila?" Ayzhan bertanya saat Lucca meneleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KETUJUH
RomanceTuhan memiliki tujuannya masing-masing dalam menciptakan setiap umatnya dengan kekurangan dan kelebihan mereka. Termasuk ketika Tuhan menciptakan keistimewaan pada beberapa ciptaan pilihannya. Senona Ayzhan Gemantara Pertemuan kita layaknya takdir...