"Hyuna? Siapa Hyuna? Bagaimana aku tahu siapa Hyuna? Diandra tidak pernah mengenalkanku pada Hyuna." Yudhis bertanya bingung.
Lucca menghela napas, "Kapan terakhir kali kamu bertemu Kamilia, Callista atau siapapunlah itu namanya?"
Yudhis tertegun, "Apakah itu penting? Yang kubutuhkan sekarang adalah informasi dimana Diandra sekarang?"
"Jawaban itu akan kami jawab, apabila kamu menjawab pertanyaan suamiku. Kapan terakhir kali anda berhubungan dengan Kamilia?" Ayzhan menjawab.
"Baiklah, aku bertemu dengan Diandra terakhir kali sekitar hampir satu tahun lebih atau nyaris dua tahun mungkin. Aku tidak mengingatnya dengan jelas, jadi sekarang giliran kalian yang menjawab pertanyaanku. Dimana Diandra?" Yudhis mencoba berpikir dingin.
"Aku tidak tahu dimana dia sekarang, mungkin di Jakarta. Atau dimanapun tempat dia bisa mendapatkan uang sebanyak yang dia mau. Menjual diri, sebanyak yang dia bisa. Aku tidak pernah lagi melihatnya setelah empat bulan yang lalu, setelah kematian Hyuna." Ayzhan menjawab cepat.
Yudhis mengusap wajahnya kasar, "Oh astaga, ucapanmu itu kasar sekali terhadap sepupumu!"
Ayzhan tercenung, "Kasar? Apakah kalimat kasar lebih menyakitkan dari tindakkannya yang begitu murahan? Dia melukaiku, melukai suamiku dan melukai Hyuna."
"Dari tadi kalian terus menyebut Hyuna, siapa Hyuna sebenarnya?" Yudhis bertanya kasar.
Lucca menjawab, "Hyuna adalah putriku."
"Mas." Ayzhan mencicit.
"Hyuna putri kita Ayzhan, dia tidak perlu mengenal ibu kandungnya. Ibu kandung yang tega menjualnya seharga dua miliyar untuk biaya mengandung dan melahirkannya, ibu kandung yang menjebakku menjadi sosok ayah yang nyata untuk Hyuna.
Tidak apa, itu sudah berlalu. Maaf apabila kami mengganggu pekerjaanmu, kami juga tidak bisa membantumu menemukan Callista, Kamilia, Diandra atau siapapun namanya-"
Mengeluarkan dua lembar kertas berwarna merah, memberikannya pada Yudhis. "-sampai sini saja, kami akan mencari taksi lain."
"Tunggu." Yudhis menahan mereka.
Saat Lucca dan Ayzhan akan keluar dari taksi Yudhis, Yudhis menahannya. "Aku perlu mengatakan sesuatu pada kalian tentang Diandra, ini semua salahku. Ayzhan, dan .... "
"Lucca, suami Ayzhan." Lucca menjawab.
Yudhis mengangguk, "Baik, Ayzhan dan Tuan Lucca. Ada sesuatu yang perlu kalian tahu tentang Diandra, mungkin ini bisa sedikit merubah pandangan kalian tentang Diandra."
***
Di tempat lain, di tengah hiruk pikuk kota metropolitan Jakarta. Seorang wanita dengan dandanan tebal berkelas sedang menangis di kamar mandi, di kedua tangannya ada dua benda yang bersifat berbanding terbalik. Di sisi kiri ada ponsel yang menampilkan foto seorang bayi mungil yang begitu lucu, sementara di sisi kanan ada sebilah pisau lipat yang akan bersiap meluncur menggores nadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KETUJUH
RomanceTuhan memiliki tujuannya masing-masing dalam menciptakan setiap umatnya dengan kekurangan dan kelebihan mereka. Termasuk ketika Tuhan menciptakan keistimewaan pada beberapa ciptaan pilihannya. Senona Ayzhan Gemantara Pertemuan kita layaknya takdir...