16. Bangunlah, Sayang

358 10 0
                                    

Dari kaca ruang NICU, bisa terlihat kegentingan yang terjadi ketika para tenaga medis sibuk menangani kondisi Hyuna yang kritis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kaca ruang NICU, bisa terlihat kegentingan yang terjadi ketika para tenaga medis sibuk menangani kondisi Hyuna yang kritis. Tangis dan teriak Ayzhan terdengar kala tubuh mungil itu menerima sebuah alat kejut jantung yang membuat Ayzhan tidak tega melihatnya.

"Hyuna, Momma mohon. Kembalilah Nak. Bangunlah, Sayang. Momma nggak peduli apakah kamu anak Poppamu atau bukan, Poppa dan Momma akan tetap sayang sama Hyuna. Bangun ya Nak, kita bertiga nanti bisa main lagi. Hyuna boleh menyusu sama Momma sebanyak apapun yang Hyuna mau. Kuat ya Sayang." Ayzhan menjerit sembari memukul-mukul kaca.

Lucca yang berada di sebelahnya berusaha menenangkan Ayzhan dengan memeluk sang istri kepelukkannya. Air mata lelaki itu juga mengalir, "Poppa mohon, Nak. Kembalilah, Poppa tidak peduli siapa ayahmu. Asalkan kita tetap bisa hidup bertiga seperti sebelumnya. Hyuna bersama Poppa dan Momma, jangan pikirkan siapapun lagi. Bangunlah, Sayang."

Lebih bisa menguasai keadaan Lucca berkata dengan menempelkan tangannya di kaca ruang NICU. Ayzhan masih terus menangis, "Aku takut Mas. Aku takut. Bunda baru aja pergi, aku nggak siap kalau harus kehilangan lagi."

"Iya Sayang, iya. Kita berdoa ya, untuk kesembuhan Hyuna. Ya?" Lucca masih bisa menenangkan Ayzhan, walau batinnya sekarang campur aduk.

Ponsel Lucca kembali berdering, ponsel yang masih berada di tangan Ayzhan. "Mas, ada telpon."

"Angkat saja." Lucca memerintahkan.

Ayzhan mendongak, "Tapi kita harus melihat kondisi Hyuna."

"Perasaanku mengatakan jika telepon itu tidak segera diangkat, maka ia akan terus berdering. Angkat saja. Aku yang akan mengawasi Hyuna." Lucca percaya seutuhnya pada Ayzhan sekarang.

Ayzhan mengangguk, ia segera mengangkat telepon itu dengan suara setengah berteriak. "Allo.

Brata dan Baskara menoleh saat Ayzhan berbicara dengan bahasa asing.

"Avec l'épouse Lucca Fabbien Emeraldo ici, comment puis-je vous aider?"⁴

Ayzhan menerima telepon itu dengan nada formal, Lucca tidak memikirkan hal itu lebih dalam. Hanya kondisi Hyuna yang ada di benaknya sekarang.

"Istri Lucca? Lucca sudah menikah lagi?" Suara lelaki di seberang sana terdengar.

Ayzhan mengerutkan kening, "Maaf dengan siapa saya berbicara? Ada apa? Saya tidak memiliki waktu berbasa-basi."

"Saya Laurent sahabat dekat Lucca. Kamu?" Laurent menjawab.

Ayzhan menjawab dengan panik, air matanya keluar. Pandangannya tidak lepas dari bilik kaca NICU Hyuna. "Baik, ada apa anda menelepon suami saya? Cepatlah!"

Laurent terkejut dengan teriakkan itu, "Tunggu-tunggu. Saya harus memastikan dulu, kamu benar istrinya atau hanya sekedar mengaku-ngaku?"

Ayzhan mulai kesal dengan lelaki ini, ia melepaskan ponsel sang suami dari telinganya. "Mas, Laurent itu siapa?! Orang ini sungguh gila! Dia tidak mengerti situasi kita sekarang."

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang