32. Rencana Brenda

136 5 0
                                    

Mendapat penolakkan dari Lucca dan sikap mesra Ayzhan membuat Brenda mengepalkan tangannya, "Ayzhan, jadi istri Lucca yang sekarang bernama Ayzhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapat penolakkan dari Lucca dan sikap mesra Ayzhan membuat Brenda mengepalkan tangannya, "Ayzhan, jadi istri Lucca yang sekarang bernama Ayzhan. Lihat saja Ayzhan, aku ingin kamu melihatnya sendiri. Betapa Lucca mencintaiku dan perlahan meninggalkanmu."

Rebecca mendengar sang kakak berucap seperti itu, "Kak, jangan lakukan apapun!"

Brenda tersenyum menatap Rebecca, "Jangan lakukan apapun? Jangan sok suci, ayahmu bisa bersanding dengan ibuku juga karena ayahmu jebak! Jadi jangan pura-pura melarangku, kalau akar dalam dirimu sudah ada jiwa seorang penggoda!"

Sayangnya Deanice tidak mendengar ucapan Brenda karena sibuk dengan tabletnya menata jadwal Brenda yang akan dipindahkan semua selama dua minggu kedepan, sembari menelepon orang-orang terkait dengan earbuds yang terpasang di kedua telinganya. Tentu saja, itu semua atas permintaan Brenda yang ingin berlibur di Indonesia lebih lama.

Sementara Baskara, dia tidak paham dengan apa yang mereka bicarakan. Tetapi untung saja dengan otak cerdiknya, Baskara sudah meletakkan alat perekam sadap suara dan pelacak yang dikirim langsung oleh kedutaan Perancis yang berada di Indonesia ke dalam hotel, tas dan mobil yang disewa Brenda.

Itu semua dilakukan berdasarkan laporan Baskara pada bos tempatnya bekerja atas skandal Brenda dengan Lucca, tidak mau mengambil resiko sendiri atasan Baskara melaporkan hal itu pada kedutaan Perancis. Hanya untuk berjaga-jaga saja, Baskara menyamar menjadi pemandu wisata Brenda dengan alat penyadap dan pelacak untuk mengsawasi Brenda agar tidak berbuat macam-macam.

Walau tidak bisa menghalau niatan Brenda untuk datang ke rumah Lucca, setidaknya Baskara bisa menunda kedatangan Brenda dan hanya bisa bertegur sapa dengan Lucca dan Ayzhan hanya melalui interkom.

"Bahaya untuk karir Kakak, jika Kakak melakukan hal yang macam-macam!" Rebecca mengingatkan.

Brenda tertawa, ia menatap sang adik dengan ekspresi lucu. "Jika aku kembali dengan Lucca, maka apa yang perlu ku khawatirkan? Lucca kaya, Lucca sudah punya segalanya. Aku nggak perlu kerja lagi, jadi tidak peduli jika nantinya karirku akan hancur ketika aku memutuskan mengambil Lucca lagi."

Rebecca tidak habis pikir dengan kakaknya, sudah cukup ia mengingatkan. Agar sang kakak tidak berbuat macam-macam, tetapi jika menurut Brenda peringatan itu mengganggunya. Maka Rebecca sudah tidak bisa berbuat apapun lagi.

Brenda kemudian, menyentuh bahu Baskara. "Bas, minta tolong bilang sama supirnya untuk berhenti sebentar di kawasan Pondok Indah."

"Untuk apa, Brenda?" Baskara bertanya.

Brenda menatap Baskara tak suka, "Lakukan saja, jangan banyak bertanya."

Baskara mengangguk, "Baik."

Daerah Pondok Indah pun akhirnya dilewati, Brenda meminta Baskara menghentikan mobilnya di sebuah rumah besar yang memiliki banyak penjaga. Brenda turun, memasuki rumah itu.

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang