22. Ayah Kandung Hyuna

268 10 0
                                    

Nantya segera meraih tangan Ayzhan,"Kamu mau pergi, Ay? Yangti boleh ikut tinggal sama kamu? Yangti mau tinggal sama kamu aja ya, Yangti nggak mau di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nantya segera meraih tangan Ayzhan,"Kamu mau pergi, Ay? Yangti boleh ikut tinggal sama kamu? Yangti mau tinggal sama kamu aja ya, Yangti nggak mau di sini."

"Nantya, kamu itu istriku. Kamu masih menjadi tanggung jawabku. Tidak bisa, kamu tidak bisa ikut mereka." Brata melarang.

Nantya menatap Brata dengan mata yang berkaca-kaca hendak menangis, "Kesabaranku untuk mendampingimu sudah habis Kang Mas, selama ini aku selalu berdoa dalam sembahyangku agar Allah merubah tabiatmu menjadi lebih baik. Hampir tiga puluh tahun, Kang Mas. Tapi bukannya semakin melunak, sikapmu semakin mengeras selayaknya batu.

Apa Kang Mas tidak belajar dari kehilangan Ashya? Menurut Kang Mas, Ashya menyerah dengan penyakit jantungnya karena siapa? Bukan karena Dimitri, tapi karena tuntutan-tuntutan tidak masuk akal Kang Mas yang menjatuhkan mental Dimitri. Sampai Dimitri mengambil jalan pintas dengan menikahkan Ayzhan dengan Lucca.

Lucca, Lucca juga terluka akibat korban didikanmu. Bisa-bisanya Kang Mas menyombongkan diri atas didikan Kang Mas, tapi apa yang Kang Mas hasilkan dari didikan itu? Kamilia! Menipu semua orang, menjadi mucikari, bahkan gagal menjadi ibu yang baik bagi Hyuna. Lalu sekarang, apakah Gitara juga akan kamu didik seperti itu?"

Nantya tidak peduli, kesabarannya saat ini telah benar-benar habis. Ia tidak ingin kehilangan siapapun lagi, satu-satunya hal yang membuatnya tetap waras adalah meninggalkan rumah ini, rumah yang menyimpan seluruh kenangan masa kecil keempat putra dan putrinya.

"Ayo. Nduk, Nang. Kita pergi saja." Nantya meraih tangan Lucca dan Ayzhan.

Ayzhan sedikit melangkah, mengikuti Nantya bergerak. Tetapi Lucca masih terdiam beku di sana, membuat kedua wanita berbeda usia yang sangat jauh itu menoleh. "Mas Lucca, ada apa? Ayo kita pergi."

"Tidak, Ay, Yangti. Kita tidak bisa pergi begitu saja. Jika kita pergi sekarang, kedepannya mungkin hanya akan membuat Yangkung semakin membenci orang-orang seperti aku. Akan ada Ayzhan dan Lucca lainnya yang datang ke rumah ini dan mengalami kesakitan yang sama seperti yang kita rasakan.

Aku menyadari sesuatu, Yangkung bukan hanya tidak menyukai rakyat kecil biasa. Tapi bercermin dari kasusku, Yangkung juga tidak menyukai orang asing yang menikahi anak keturunannya. Menganggap suku Jawa adalah suku tertinggi pada cara pandang Yangkung.

Namun pernikahan adalah keterikatan dua manusia dan keluarga, Yangkung. Aku dan Ayzhan telah terikat dan yang namanya takdir Allah tidak bisa hanya didasarkan pada ras atau suku tertentu saja. Itu yang selama ini aku pelajari saat aku baru memeluk ajaran Islam.

Maaf Yangti, bukan karena Lucca tidak menyayangi Yangti. Tapi Lucca tidak bisa membawa Yangti pergi begitu saja bersama Lucca dan Ayzhan, karena Yangkung masih hidup. Ridhonya Yangti masih ada pada Yangkung. Lucca tahu, Yangti terluka atas sikap Yangkung. Tapi apapun yang terjadi, Yangkung tetap masih suami dari Yangti.

Lucca tidak bisa merubah itu, hak Yangti masih menjadi tanggung jawab Yangkung. Walau Lucca sama sekali tidak keberatan jika Yangti tinggal bersama Lucca dan Ayzhan di Jakarta."

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang