Ayzhan membuka mata perlahan dari balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya sehabis percintaannya dengan Lucca. Matanya mengerjap saat menyadari jika lampu kamar masih dalam kondisi dimatikan, hanya ada cahaya dari luar yang masuk ke dalam kamar mereka.
Diliriknya jam weker bermotif spiderman yang ada di nakas tempat tidurnya, Ayzhan berpikir mungkin weker ini dimiliki Lucca ketika masih bujang dahulu.
"Masih pukul dua pagi.". Pikir Ayzhan dalam hati.
Namun saat tangannya meraba sebelah tempat tidurnya yang kosong, membuat mata Ayzhan mencari keberadaan Lucca. "Mas, Mas Lucca?"
Ayzhan mulai memanggil nama suaminya, namun tidak ada tanggapan membuat Ayzhan yang masih mengantuk segera bangkit dari tempat tidur mencari suaminya.
"Mas, Mas Lucca. Kamu di mana sih, Sayang?" Ayzhan terus memanggil.
Ayzhan mencari di kamar mandi, namun suaminya itu tidak ada. Hingga akhirnya Ayzhan melihat sebuah bayangan tubuh di balkon kamar mereka yang pintunya tertutup. Sadar jika bayangan itu adalah suaminya, Ayzhan segera menghampiri.
Lucca tak bergeming sedikitpun saat pintu balkon dibuka, membuat Ayzhan menyadari jika Lucca sedang melamun. Ayzhan memeluk suaminya dari belakang, Lucca akhirnya tersadar dari lamunannya.
"Ay." Lucca berucap.
"Kamu tahu nggak, dulu saat Bunda masih hidup aku selalu berpikir dalam benakku. Sampai akhirnya aku bertanya sama Bunda. Kenapa sih, Bunda selalu nungguin Ayah sampai pulang? Padahal Bunda punya penyakit jantung, Bunda nggak boleh tidur larut malam. Lagian ada Pak Satpam dan Bibi yang akan bukain pintu buat Ayah."
Lucca menarik Ayzhan kehadapannya, "Terus, Bunda jawab apa?"
Ayzhan tersenyum, "Saat itu Bunda bilang sama aku. Jika saatnya nanti kamu menikah dan menjadi istri, kamu akan merasakan jika tidur tanpa ada kehadiran suami disisimu akan terasa hampa. Rasanya akan lain, walaupun sebelumnya hampir seperempat hidupmu dari kamu lahir. Kamu pernah tidur sendiri ketika masih lajang."
Lucca tersenyum, Ayzhan melanjutkan kalimatnya. "Dan sekarang, aku merasakan sendiri apa yang Bunda katakan. Makanya saat tahu kamu nggak ada disebelahku, aku langsung bangun dan cari kamu."
Lucca semakin tersenyum, "Bukannya justru enak kalo aku nggak ada di sebelahmu? Kan kasurnya jadi luas, Ay?"
Ayzhan langsung mengerucutkan bibirnya. "Mas Lucca. Nggak bisa apa ya diajak romantis dikit gitu."
Lucca tertawa, "Iya-iya, Sayang."
"Kamu lagi mikirin apa?" Ayzhan kemudian bertanya.
Lucca menghela napas, "Memikirkan semuanya, Ay. Semua yang sudah terjadi padaku."
"Terus, dapet kesimpulannya?" Lagi-lagi Ayzhan mengeluarkan pertanyaan ajaibnya.
Lucca memandang arah lain, "Kesimpulan? Aku nggak tau yang kini berada dibenakku kesimpulan atau bukan Ay. Tapi yang jelas, yang ada di benakku saat ini adalah aku harus tetap melanjutkan hidup. Bersama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI KETUJUH
RomanceTuhan memiliki tujuannya masing-masing dalam menciptakan setiap umatnya dengan kekurangan dan kelebihan mereka. Termasuk ketika Tuhan menciptakan keistimewaan pada beberapa ciptaan pilihannya. Senona Ayzhan Gemantara Pertemuan kita layaknya takdir...