30. Little Cattleya

191 7 0
                                    

Ayzhan dengan semangat para pejuang empat limanya mendekati gerobak bakso pinggir jalan di daerah rumah mereka, Lucca yang ditarik Ayzhan karena tangan mereka saling bertaut sampai berkali-kali mengingatkan Ayzhan, jika saat ini Ayzhan harus pelan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayzhan dengan semangat para pejuang empat limanya mendekati gerobak bakso pinggir jalan di daerah rumah mereka, Lucca yang ditarik Ayzhan karena tangan mereka saling bertaut sampai berkali-kali mengingatkan Ayzhan, jika saat ini Ayzhan harus pelan pelan karena sedang hamil.

Namun Ayzhan menghiraukannya, ia tetap dengan semangat menghampiri si tukang bakso. "Bang, baksonya masihkan?"

Sang abang bakso menatap Ayzhan terpana dengan kecantikannya, namun Lucca langsung menatap sang tukang bakso dengan tatapan tajam dan mengelus perut Ayzhan.

Membuat sang tukang bakso langsung menjawab, "Ah, masih Bu, Pak. Eh Mister, Misis."

Ayzhan yang sadar jika Lucca memandang tukang bakso itu dengan tajam, seketika mencubit lengannya keras. "Mas, jangan natap orang kaya gitu. Nggak sopan."

Cubitan Ayzhan tentunya hanya gelitikkan kecil untuk Lucca yang juga belajar bela diri, walau begitu Lucca tetap menghaduh. "Aw. Iya-iya maaf."

"Kamu mau bakso, Mas?" Mengabaikan keluhan Lucca, Ayzhan bertanya.

"Boleh." Lucca menjawab.

"Pakai mie atau bakso aja?" Ayzhan kembali bertanya.

Lucca bertanya, "Mienya seperti apa dulu?"

"Itu, kelihatan. Mie kuning sama mie bihun, Mas." Ayzhan menjelaskan.

Lucca mengangguk, "Boleh deh."

Ayzhan langsung berkata pada sang tukang bakso, "Dua ya, Bang. Komplit. Daun bawangnya dipisah aja."

"Siap, Misis. Misis sama suami orang mana?" Si tukang bakso begitu ingin tahu.

Ayzhan menjawab sembari duduk di bangku terdekat, dibantu Lucca yang terlihat begitu siaga. "Saya campuran Bang. Jawa Turki Jerman, kalau suami asli Perancis."

Lucca kemudian menimpali, "Kalau Abang sendiri, asli mana?"

"Saya rantauan dari Surabaya, Mister." Abang tukang bakso membalas sembari tangannya meracik bakso pesanan Lucca dan Ayzhan.

Tidak menunggu lama, bakso yang mereka pesan telah jadi. Sang tukang bakso mengantarkan pesanan mereka ke meja, Lucca yang nampak kebingungan akhirnya hanya mengikuti cara Ayzhan menikmati baksonya dengan menambahkan saus, daun bawang, bawang goreng dan kecap. Setelah itu memakannya.

"Gimana? Enakkan." Ayzhan bertanya.

Lucca mengangguk setuju, "Enak."

Ayzhan tersenyum, "Syukurlah kamu suka."

"Memang bahan dasar bakso apa Ay?" Lucca bertanya, sembari tetap memakan baksonya.

Sejenak Ayzhan berpikir, kemudian ia menjawab. "Bahan dasar bakso, itu gilingan daging, tepung tapioka, sama penyedap rasa. Gilingan dagingnya bisa apa aja, bisa sapi, ikan, ayam, kambing, domba, kerbau, atau babi."

ISTRI KETUJUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang