Hukuman gila

3.8K 142 63
                                    

HAPPY READING!!
≈≈≈

"ALESHAAA!!" teriakan menggema berasal dari balik pintu kamar milik seorang gadis yang masih setia menjelajahi alam mimpinya, gadis itu merasa tidak terusik sedikit pun dengan teriakan seseorang yang ada di balik pintu kamarnya.

Gadis berambut panjang itu menggerutu malas, mengambil bantalnya lalu menimpakannya pada wajahnya.

seseorang yang di balik pintu kamar gadis itu terus berteriak sambil mengetuk pintu kamar gadis itu sedikit kencang.

Tak tahan dengan suara bising yang sedikit mengusik ketenangannya, gadis itu dengan terpaksa bangkit dari ranjangnya dengan mata setengah tertutup.

Perlahan ia berjalan dengan tubuh yang sempoyongan. Rambut gadis itu sangat berantakan, terjuntai kemana-mana. Seperti orang tidak waras habis mengamuk.

ceklek, Pintu kamar terbuka.

Gadis dengan baju piyama bermotif biru polkadot menghentikan langkahnya setelah membuka pintu kamarnya, ia mengucek matanya dengan kedua tangannya lalu menengok pada laki-laki yang berdiri tegap di hadapanya. yang kini sedang mengilangkan kedua tangan di depan dadanya.

"Sudah Sholat subuh?" Tanya laki-laki itu dengan lembut, Sarung dan Koko yang masih tersemat pada tubuhnya membuat dirinya sedikit menggelidik, sehabis ini pasti dirinya akan di ceramahi habis-habisan.

"belum hehe," Jawab gadis tersebut tanpa dosa, bahkan gadis itu menunjukkan deretan gigi rapinya. Dengan sedikit jigong pada sela-sela giginya.

"Sekarang udah jam berapa?hm?" Tanya Laki-laki itu penuh introgasi, kedua mata laki-laki itu menatap tajam ke arah gadis tersebut.

"Maaf, Hehe," Gadis itu cengengesan sendiri, bingung harus menjawab apa, kalau dirinya berkata jujur, pasti akan kena amuk oleh Gibran. Yakni kaka laki-laki dari seorang gadis itu.

"Semalem ngapain? gue liat Watsapp lo keliatan online sampe jam tiga, itu ngapain, hm?" Desak Gibran.

"E-enggak ngapa-ngapain, ko--," Cicit Gadis itu pelan, tapi hanya alibi nya saja.

"Gak usah bohong." Tegas Gibran. Tak lama setelahnya, Gibran tersenyum smirik, mengjentikkan jari nya seraya berkata. "Seluk beluk Lo udah ketauan, jadi jangan macem-macem. Ngedrakor kan, lo?"

Gadis itu hanya menggangguk samar, lalu menatap takut-takut pada laki-laki dengan tubuh berpostur kekar itu ketakutan. Gibran itu paling tidak suka dengan orang yang mengabaikan perintah Tuhan, bahkan dirinya kerap di sebut 'Cowok Idaman' di sekolahnya.

Banyak sekali Perempuan-perempuan yang terpicu dengan Gibran. tetapi laki-laki itu tidak pernah menanggapi mereka.

"Bagus banget, ya," Sinis Gibran. "Tapi, jangan pernah berfikir bakal selamat dari hukuman gue," Kata Gibran memberi penegasan kepada Gadis itu, lebih tepatnya sih Peringatan.

Gibran membalikan tubuh tegapnya. berjalan menuruni satu persatu anak tangga. "Qodho," beo nya tiba-tiba.

Dengan samar gadis tersebut mengangguk, tentu saja tidak dapat di lihat oleh laki-laki itu. "Hugh..., Semoga hukuman lo enggak aneh-aneh deh Gib," Gumamnya penuh ketakutan. gadis itu dengan cepat kembali memasuki kamarnya.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang