Pasar malam

964 77 31
                                    

HAPPY READING!!

"GIBRANNN!!" Pekik Alesha melihat ponselnya berteriak. Dengan cepat Gibran mendongak.

"Hm..?"

"Liat deh..," Alesha memperlihatkan layar ponselnya kepada wajah Gibran. Laki-laki itu hanya menautkan keningnya bingung.

"Bagus ya, tempatnya..," Alesha berkata antusias, berharap laki-laki itu peka untuk mengajaknya pada suatu tempat yang sama seperti pada gambar layar ponselnya.

"Apa?" balas Gibran datar. Merasa laki-laki itu tidak peka sama sekali, ia memukul pelan tangan Gibran. "ENGGAK PEKA IH!

Gibran kembali mengamati kembali layar ponsel Alesha. "Dimana ini?" Alesha mengangkat bahunya acuh. "Gak tau!"

Gibran mulai tersenyum, Sebernya ia peka, dan ia hanya sengaja mengerjai gadis itu. "Mau kesini?" Gibran menatap gadis itu lekat, gadis itu tengah memberengut kesal oleh ulahnya.

Mata Alesha langsung berbinar. "Mauu!" Pekiknya kegirangan, sehingga Gibran terkekeh dibuatnya. Gibran mengangguk.

"Gue siap-siap dulu, oke?"

"Hm," Balas Gibran, gadis dengan cepat berlari menuju kamarnya dengan perasaan senang. Kapan lagi jalan sama dia.

"Gib, ayo!" Setelah menunggu Alesha lumayan lama, akhirnya gadis itu selesai. Menunggu perempuan memang harus eskstra sabar. Gibran mendongak menatap Alesha tatapan datar.

"Ngapain makeup?" Kata Gibran tidak suka. Alesha langsung cemberut mendengar penurunan Gibran, apa salahnya? Dirinya hanya ingin mempercantik dirinya sendiri, mana mungkin ia keluar dengan muka kusut.

"Kenapa? Gue menor banget gitu?"

Gibran menggeleng, beranjak dari duduknya lalu mendekat kepada Alesha. "Enggak, lo cantik. tapi lebih baik kecantikan lo dijaga buat suami lo nanti," Gibran berbisik dengan lembut, sehingga membuat pipi Alesha memanas.

***

Setelah memperdebatkan masalah makeup. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri, sekarang kedua insan itu sedang duduk pada kursi yang berada pada Pasar Malam. Sedari tadi gadis itu selalu tersenyum sumringah melihat keindahan malam serta keramaian pada pasar malam itu, lampu kelap kelip berwarna-warni, riuh nya tawa anak-anak kecil yang membuat suasana hati gadis itu terasa bahagia.

Sadar dengan Seseorang yang memperhatikannya, gadis itu menatap Gibran. "Apa? Gue cantik?" Alesha berkata dengan tingkat ke pedean yang tinggi.

"Cantik banget, makanya gue larang Lo pake make up, karena gak pake makeup aja udah cantik."

Alesha tercengang mendengar penuturan Gibran, gadis itu sedikit tersipu. Dua kali dirinya merasakan rasa panas pada kedua pipinya setelah Gibran mengucapkan kata-kata manisnya.

Tetapi ia tidak ingin terlihat bahwa ia sedang saling saat ini, gadis itu langsung terkekeh mengalihkan pembicaraan. "Em.. Gib, gue mau permen kapas dong," Pinta Gadis itu penuh harap.

Gibran mendongak, mengikuti arah tangan gadis itu menunjuk. "Hm? Itu?" Tanya Gibran memastikan. Dengan cepat gadis itu mengangguk.

"Tunggu disini ya," Alesha mengangguk mengiyakan.


"Adek, sini..,"

Anak kecil laki-laki berumuran itu mendongak, ia berjalan kecil dengan ragu kepada Gibran. "Kenapa om?" Astaghfirullah! Dirinya yang masih muda ini di panggil Om.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang