HAPPY READING!
-
-
"Neng mau kemana, disini aja dulu, hujan. nanti basah," Kata Pak satpam sedikit meninggikan nada suaranya akibat suara deras hujan.
"Saya mau pulang pak," Jawab Alesha tidak kalah keras, baju gadis itu sudah basah kuyup akibat keras kepala berdiri di depan gerbang, pak satpam itu sepertinya tidak mempunyai niat untuk membukanya.
Beberapa kali pak satpam mencegahnya, tetapi sifat keras Alesha yang tidak pernah kalah. "Saya nunggu di halte aja kalo gitu pak," Bujuk Alesha lagi, harap-harap pak satpam mengizinkannya.
"Bahanya neng, Aduh ya Allah keras kepala pisan," Desah Pak satpam semakin pusing menghadapi Alesha.
"Jangan hujan-hujanan gitu, sini neng neduh dulu. Sama bapak juga gak bakal di apa-apain," Kata Pak Satpam.
"Saya percaya pak. tapi saya mau nunggunya di halte aja," Kekeh Alesha yang semakin gencar.
Dengan terpaksa Pak Satpam membukakan gerbang. "Kalo ada apa-apa panggil bapak ya neng," Pesan Pak satpam dan diangguki oleh Alesha.
Alesha menepuk-nepuk lengan bajunya yang sudah basah kuyup, dia mendudukan bokongnya pada halte sekolah. gadis itu benar-benar keras kepala dan tidak bisa di cegah. Pak satpam takutnya ada bahaya diluar, sedangkan Alesha hanya sendiri disana.
Alesha menggosok hidungnya yang terasa gatal, wajah dirinya pun terlihat merah, apalagi pada bagian hidung.
"Gibran gak tau di untung," Umpatnya masih kesal dengan Gibran. Bagaimana tidak kesal, Dirinya disuruh Gibran untuk menunggunya karena ada urusan Osis, tetapi dirinya juga yang malah ditinggalkan. Memang tidak tahu terimakasih.
Hujan semakin deras, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang satupun. sangat terlihat sepi.
Gadis itu melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 16:59.
Alesha berdecak, kalau hujan terus menerus deras, ia tidak akan bisa pulang. Kendaraan umum pun sepertinya tidak akan ada yang lewat. Gibran sungguh tega.
"Gue terobos aja kali ya, daripada kemaleman," Gumam Alesha.
Alesha berdiri, lalu menatap hujan yang begitu derasnya disertai dengan angin yang membuat suasana menjadi lebih dingin. Alesha melepas tas ranselnya, lalu ia gunakan untuk pelindung Kepala.
Mengangguk mantap, lalu berlari menerjang derasnya hujan dengan beralaskan sepatu saja.
Alesha bernafas lelah. bajunya sudah benar-benar basah, tidak adakah kendaraan satu pun?
Dia kembali menegakkan tubuhnya saat hendak menyebrang jalan, kabut putih yang membuat jalanan sulit untuk terlihat, namun gadis itu tetap nekat.
"Oke," Gumam Alesha sebelum gadis itu melangkah.
Crack.. crack.. (suara pincratan air)
Angin begitu kencang, Alesha tidak bisa mengendalikan dirinya. tas yang ia jadikan untuk pelindung Kepalanya tiba-tiba saja tertiup angin dan terbawa cukup jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN ALGHAFRI
Teen FictionGibran, Seorang pria bernama 'Gibran, dengan nama panjang Alghafri. Sosok Kaka laki-laki yang sangat menyayangi adiknya, selalu ada untuk adiknya, over protective, dan tidak mudah membiarkan pria mana pun bisa dengan mudah menyantuhnya. Kedekatan me...