Menyesal

520 46 57
                                    

HAPPY READING
-
-

Hujan telah terhenti tidak lagi menguyur bumi, senja mulai terlihat menandakan malam akan segera tiba. laki-laki yang menundukkan kepalanya lesu, bajunya yang sangat basah karena terguyur hujan deras. dirinya terlihat putus asa. ditengah jalan raya yang sepi, laki-laki itu sangat terlihat frustasi.

Meninju-ninju motornya kencang. sangat terlihat frustasi. dirinya tidak menemukan gadisnya, ia selalu dihantui rasa takut saat ini. merasa bodoh dalam menjaga gadisnya.

"Alesha.., Maaf..," lirihnya berkali-kali. benar-benar tidak tau lagi harus apa. laki-laki itu perlahan mengeluarkan ponselnya yang ia taruh di dalam tas ransel, beruntung ponsel dan segala yang ada di dalam tasnya tidak basah karena tas yang laki-laki itu gunakan tas anti air.

menekan aplikasi wattsapp pada ponselnya. laki-laki itu menekan rangkaian nama 'Ricard' disana.

Panggilan terhubung..

"Yoi? Ada apa bro?" Beo Ricard dari telfon sana.

Tangan Gibran gemetar, bibirnya seperti terkunci untuk berucap. dirinya merasa sangat kedinginan dan mengigil.

Dirasa tidak ada jawaban dari Gibran, lantas Ricard berucap kembali.

"Woi? Ada apa?" Sentak Ricard. membuat atensi Gibran teralih. menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.

"Lo dimana?" Ucap Gibran dengan suara yang serak.

"Dirumah. gajadi jalan gue, ujan sialan."

Gibran menghela nafas. bisakah laki-laki itu tidak membahas itu? putus mampus.

Gibran menggigit bibirnya. "Lo liat Alesha gak?"

"Ko nanya gue?? Gue jalannya sama Hanna, bukan sama adek Lo,"

Gibran berdecak malas. ia melupakan hal itu, kenapa ia bertanya kepada Ricard? Bahkan ia tau kalau sahabatnya itu sedang kencan dengan pacarnya. Situsi seperti ini sulit untuknya berfikir jernih.

"Hm, kalo gitu makasih." Ucap Gibran. lalu mengakhiri panggilan mereka dengan sepihak.

Kembali menaruh ponselnya pada tas. laki-laki itu memijat keningnya yang terasa pening, tatapannya terlihat buram ketika melihat sekitar.

"Apa Alesha udah pulang ya?" Gumamnya. laki-laki itu terdiam sejenak, setelahnya menghidupkan motor untuk pergi dari sana.

***


Gibran memarkirkan motornya pada garasi rumahnya. Laki-laki itu memutuskan untuk pulang, barangkali Alesha memang sudah pulang.

Menutup kembali garasinya. Gibran melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 17:55.

Mengetuk pintu. lalu memasukinya karena tidak ada yang menyahuti, Gibran berjalan amat pelan laki-laki itu merasakan bahwa keadaan tubuhnya sedang tidak baik saat ini. Bajunya yang basah semakin membuat dirinya ingin segera mengganti baju.

Langkah kakinya melangkah naik pada anak tangga. namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya, Gibran menoleh ke arah sumber suara.

"Ya Allah Gibran, kamu darimana aja nak?" Raut wajah khawatir yang Dania tunjukkan, kedua kalinya dia melihat anaknya pulang dengan keadaan basah kuyup seperti itu.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang