Abang rasa pacar

340 35 35
                                    

•••

Udara malam ini cukup dingin. Gadis dengan jaket yang membaluti tubuhnya semakin mempererat jaketnya, berusaha menghalau dinginnya malam yang mulai menusuk ke permukaan kulitnya.

Di balkon kamarnya. Perhatian gadis itu tidak luput dari laptop di hadapannya, jari lentiknya begitu lihai mengetik rangkaian kata demi kata disana.

Alesha beberapa kali menghela nafas berat, sekali kali memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing.

"Ini bagus engga sih?" Tanyanya pada diri sendiri. Merasa lelah dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai itu, dirinya menyenderkan bokongnya pada sandaran bantal yang di dudukinya.

Decit pintu kamar Alesha terbuka, tetapi sama sekali gadis itu tidak menyadarinya sama sekali. Sedangkan seseorang yang berhasil memasuki kamar gadis itu tersenyum miring dengan langkah menghampiri balkon kamar itu.

"Hai.., Prinses,"

Alesha mendongak ke arah suara saat tangan seseorang itu mengusap kepalanya lembut. Dan Alesha hanya membalas senyum tipis pada laki-laki itu.

Gibran duduk di samping Alesha. Matanya melirik laptop sekilas, lalu beralih kepada Alesha yang terlihat kelelahan.

"Buat acara pertandingan basket?" terka Gibran tepat sasaran. Dan tentu Alesha mengangguk membernarkan.

"Iya. Ini udah ada design nya, tapi gue engga yakin ini bagus." ucapnya sembari memberikan secarik kertas ke arah Gibran.

Gibran menerimanya. Matanya mengamati setiap gambar di kertas itu.

"Kurang," ucapnya membuat Alesha dengan segera menoleh. Keningnya mengerit, apa yang dimaksud Gibran kurang?

"Apanya?"

"Kurang, DUKUNG GIBRAN GANTENG!" Ujarnya seraya mengangkat tinggi-tinggi kertas itu. Alesha menghela nafas, ia kira Gibran bisa membantu dan menghilangkan sedikit bebannya, ternyata tidak. Cowok itu hanya bisa bercanda seperti biasa.

Alesha merebut kembali keras dari tangan Gibran, lalu menaruhnya pada meja dekat laptopnya.

"Kalo mau ngerusuh doang, mending sana deh." Ketus Alesha, kemudian kembali fokus pada laptopnya tak mempedulikan laki laki itu lagi.

Gibran tertawa kecil. Sebenernya Gibran bisa membantu, tetapi bukan Gibran namanya kalau tidak menjahili dulu.

Detik selanjutnya, perhatian mereka tiba tiba tersita oleh kedatangan Mama Dania yang menghampiri mereka dengan nampan berisikan susu dan juga cemilan yang dibawanya.

Mama Dania duduk di antara mereka, "Gibran. Ngapain kamu?" Tanyanya.

"Ngepelin pacar!" Serunya membuat Alesha tersedak susu buatan Mama Dania.

"Ngadi Ngadi lo!" Sinis Alesha.

Mama Dania menggelengkan kepalanya. "Biasa, anak kelamaan jomblo gitu. Adik sendiri aja di akuin pacar," sindir Mama Dania yang sudah terkekeh.

Gibran menoleh sinis. "Alesha juga jomblo," ucapnya. Loh? Ko balas dendamnya sama Alesha sih?

"Alesha perempuan. Nanti juga jodohnya yang ngejemput dia. Kamu? Masa mau di jemput cewe? Aneh banget," kata Mama Dania lagi.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang